Makalah Manajemen Lembaga dan Manajemen Pembelajaran
oleh: Marintan Lubis
A. Manajemen forum
Tujuan penyelenggaraan pendidikan menengah umum (SMU) dan (SMK) yaitu untuk mempersiapkan penerima latih dalam menuju pendidikan tinggi, sebab itu fungsinya lebih pada penyiapan siswa dalam kerangka akademik serta dasar–dasar pengetahuan sebagai landasan besar lengan berkuasa untuk tumbuhnya sikap dan sopan santun sebagai ilmuan[1]. Dalam Islam, pendidikan berasal dari kata “tarbiyah” dan bahasa berasal dari bahasa Arab[2], ialah proses mengubah tingkah laku individu akseptor didik pada kehidupan eksklusif, masyarakat dan alam sekitarnya; proses tersebut dikerjakan melalui pendidikan selaku sebuah aktifitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
Manajemen berdasarkan Mary Parker Follet " The art of Getting things Done Through People" yang artinya adalah sebagai proses pencapaian tujuan lewat pendayagunaan sumberdaya insan dan material secara efisien. Manajemen yang berkenaan dengan pendayaan, selaku contohnya di sekolah, hal ini tentunya menjadi alternative yang paling sempurna untuk mewujudkan sekolah yang mampu berdiri diatas kaki sendiri dan mempunyai kelebihan tinggi.[3]Manajemen berasal dari kata " managio" yaitu pengurusan atau "managiare" dalam artian perjuangan melatih dan mengendalikan langkah-langkah. Biasanya, administrasi diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.[4]
Menurut Dale, struktur itu yakni prosedur organisasi. Pada struktur itulah didapatkan apa yang mesti dijalankan setiap personalia organisasi dan akan terlihat jelas implementasinya dalam kegiatan-acara sehari-hari. Manajemen dalam prinsifnya yaitu integrasi dan penerapan ilmu serta pendekatan analisa yang dikembangkan oleh berbagai disiplin ilmu. Tiap organisasi ataupun forum membutuhkan pengambilan keputusan, pengorganisasian kegiatan, penanganan manusia, pembagian peran dan wewenang, penilaian prestasi yang mengarah kepada sasaran kelompok yang seluruhnya ini selaku aktivitas manajemen. Inti dari administrasi itu sendiri yaitu leadership yaitu kemampuan untuk menggerakkan orang-orang untuk mengikuti pemimpin. Sebagaimana falsafah managemen menyampaikan bahwa sebuah keseluruhan atau pengetahuan dan akidah yang ialah dasar yang luas guna mendeterminasikan pemecahan-pemecahan sejumlah problema dalam sebuah forum organisasi.
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Sesuai dengan aspirasi berbagai kelompok masyarakat, maka proses pembentukan lembaga pembantu di sekolah, maka dengan hadirnya Dewan pendidikan dan Komite Sekolah akan menolong pensosialisasian program dengan perencanaan yang masak. Agar program sosialisasi mampu dijalankan di sekolah.[5] Keberadaan Dewan Pendidikan harus bertumpu pada landasan partisipasi penduduk dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, kehadirannya harus mengamati pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. Adapun tugas yang dijalankannya sebagai berikut.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa manajemen sungguh perlu dan memilih dalam proses mencar ilmu dan mengajar. Kenyataan tersebut pastinya menunjukkan bagi kita bahwa peran managemen kian dipertimbangkan dalam membangun pendidikan yang berkualitas disekolah. Pendidikan dan latihan selalu cenderung lebih tergantung pada penemuan sains dan oleh alasannya adalah proses didik-mengajar telah ditekankan penting seni dan kemampuan. Secara tradisional, organisasi dipandang selaku cara mengendalikan sumber-sumber untuk mencapai sejumlah tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, untuk menentukan tujuan pembelajaran sangat perlu diketahui bagaimana bergotong-royong bentuk-bentuk prinsif dalam berguru yang diantaranya ialah : Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajari sendiri; dan tidak ada seorang pun mampu melaksanakan kegiatan mencar ilmu tersebut untuknya Setiap murid berguru menurut tempo (kecepatan)nya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat kombinasi dalam kecepatan berguru Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) Penguasaan secara sarat dari setiap langkah memungkin mencar ilmu secara keseluruhan lebih berarti Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka dia harus lebih termotivasikan untuk belajar, dan menginagi secara baik. Sehubungan dengan waktu yang ditetapkan dan kesanggupan guru sebagai pengelola selalu terbatas, maka para tenaga pengajar sedapat mungkin mengkonsentrasikan kepada pelaksanaan pekerjaan dengan menghapus peranannya yang unik dalam pengoraganisasian sebagai pengelola sumber mencar ilmu. Dengan demikian dimungkin untuk mengisolasikan dan mengidentifikasikan empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan tenaga pengajar selaku manager yang dianataranya yaitu :
Tahap diagnosis yang ialah membandingkan out put yang diperlukan dengan apa yang telah dicapai sekarang. Tahap ini bertujuan mengenali apakah planning telah terealisasi mencukupi dan relvan.
Tahap formulasi rencana, ialah kebijakan yang menawarkan arah terhadap upaya memperbaiki kekurangan dan kelemahan sebuah planning. Kebijakan itu perlu dirumuskan secara rinci sehingga merupakan kerangka dasar dalam menciptakan keputusan yang lebih kecil dan lebih jelas. Kegiatan merumuskan kebijakan itu dengan menamai formulasi kebijakan dan ialah fungsi politisi dari mereka yang berwenang dalam organisasi
Penilaian kebutuhan ialah tindak lanjut sehabis kebijakan ditetapkan
C. Metode-metode Pembelajaran pendidikan Islam di SMU dan Sekolah Menengah kejuruan
1. Metode Ceramah
Pengertian dari sistem ini adalah cara menyampaikan sebuah pembelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara ekspresi terhadap anak didik. Ciri yang menonjol dalam meode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni peranan guru terlihat sangat dominant saat memberikan bahan-materi pelajaran, penguasaan kelas, mengorganisasikan kegaitan-kegiatan pembelajaran.
2. Metode Diskusi atau Musyawarah
Metode diskusi ialah salah satu cara yang mampu digunakan dalam menyelesaikan dilema, yang mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan jalan musyawarah untuk mufakat memperluas pengetahuan dan cakrawala pemikiran. Sedangkan metode diskusi yakni cara bagaimana menyuguhkan materi pelajaran melalui proses pemeriksaan dengan cermat terhadap suatu dilema tertentu dengan jalan bertukar anggapan, dan memeriksa dengan cermat kekerabatan yang terdapat dalam setiap duduk perkara yang sedang dibahas. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan membiasakan anak latih untuk mencari balasan yang benar dan setepat-tepatnya.
3. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Melalui sistem ini anak bimbing akan diperkenalkan dengan alat-lalat peraga (memeragakan), untuk memperjelas suatu pemahaman, atau untuk memberikan bagaimana melaksanakan dan jalannya suatu proses pembutan sesuatu terhadap siswa. Metode demostrasi ini dapat dilakukan ketika memberikan pelajaran seperti, fiqh ( belajar sistem berwu'dhu, sembahyang dan lain sebagainya). Sedangkan metode eksperimen mampu menerangkan dan memilih kadar tanah yang mau dipakai saat melakukan tayammum.
4. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan ( Role Playing Methode)
Sosiodrama merupakan sistem mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam relasi sosial. Pada metode bermain peranan, titik tekannya terletak pada keterliban emosional dan penagatan panca indera ke dalam sebuah problem yang secara aktual dihadapi. Metode ini dipakai di SMU dan SMK dikarena perlunya melatih dan menanamkan kesetiakawanan dan rasa tanggung-jawab terhadap siswa dikala siswa menerima dilema dan persoalan secara langsung ataupun ketika bekelompok.
5. Metode Kelompok Kerja
Pemakaian sistem ini dilakukan dalam kelompok kerja siswa yakni dengan menyajikan bahan dimana guru menggolongkan siswa ke dalam beberapa golongan atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah diputuskan dengan cara bantu-membantu dan bahu-membahu. Metode ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan siswa dan rasa toleransi serta menumbuhkan rasa percaya diri saat mengapresiasiakan kesanggupan diantara kelompoknya.[8]
F. Keterkaitan Manajemen Lembaga dan Manajemen Pembelajaran dengan pendidikan Islam di SMU dan Sekolah Menengah kejuruan
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa manajemen sungguh berperan penting dalam menata dan mengorganisasikan program-program dalam sekolah sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Penerapan administrasi dengan strategis diformulasikan dengan (1) menetapkan tugas utama yang dengan melibatkan perangkat-perangkat sekolah (2) melakukan assessment lingkungan sekolah yakni dengan memperhatikan keadaan yang terjadi dan kemungkinan-kemungkinan pergeseran yang mau terjadi tergolong pertumbuhan organisatoris. (3) Menetapkan arah dan sasaran[9]. Melihat menyaksikan uraian perihal manajemen dan forum keorganisasian di sekolah, seperti sekolah menengah Umum ( SMK) dan sekolah menengah kejuruan (Sekolah Menengah kejuruan) nampak terang bahwa adanya keterikatan dan kekerabatan antara administrasi lembaga dan pembelajaran pendidikan Islam di SMU dan Sekolah Menengah kejuruan. Hal tersebut mampu dilihat pada :
Visi Pembelajaran[10]
Misi Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Melihat 3 (tiga) tujuan pendidikan tersebut dan sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 3 wacana pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kesanggupan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi penerima ajar supaya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, pintar, piawai,inovatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggungjawab.[11]
Kemudian dijelaskan kembali pada pasal 12 Bab V bahwa setiap penerima didik pada satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan sesuai dengan pendidikan yang beragama. Pendidikan agama Islam yang diajarkan disekolah sebagaimana dengan keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan bahwa di sekolah-sekolah negeripendidikan agama Islam diajar selama 120 menit (2 jam) dalam setiap ahad[12]. Dari berbagai uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan nasional sudah dimanajemen, baik secara lembaga dan pembelajaran wacana menempatkan pendidikan agama Islam di sekolah SMU dan Sekolah Menengah kejuruan juga sekolah-sekolah yang sederajatnya. Pendidikan dan pembelajaran di sekolah SMU dan SMK diubahsuaikan dengan agama dan iman masing-masing para siswa.
Mau lihat Footnote Makalah Manajemen Lembaga dan Manajemen Pembelajaran?..lihat disini
Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.comTujuan penyelenggaraan pendidikan menengah umum (SMU) dan (SMK) yaitu untuk mempersiapkan penerima latih dalam menuju pendidikan tinggi, sebab itu fungsinya lebih pada penyiapan siswa dalam kerangka akademik serta dasar–dasar pengetahuan sebagai landasan besar lengan berkuasa untuk tumbuhnya sikap dan sopan santun sebagai ilmuan[1]. Dalam Islam, pendidikan berasal dari kata “tarbiyah” dan bahasa berasal dari bahasa Arab[2], ialah proses mengubah tingkah laku individu akseptor didik pada kehidupan eksklusif, masyarakat dan alam sekitarnya; proses tersebut dikerjakan melalui pendidikan selaku sebuah aktifitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
Manajemen berdasarkan Mary Parker Follet " The art of Getting things Done Through People" yang artinya adalah sebagai proses pencapaian tujuan lewat pendayagunaan sumberdaya insan dan material secara efisien. Manajemen yang berkenaan dengan pendayaan, selaku contohnya di sekolah, hal ini tentunya menjadi alternative yang paling sempurna untuk mewujudkan sekolah yang mampu berdiri diatas kaki sendiri dan mempunyai kelebihan tinggi.[3]Manajemen berasal dari kata " managio" yaitu pengurusan atau "managiare" dalam artian perjuangan melatih dan mengendalikan langkah-langkah. Biasanya, administrasi diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.[4]
Menurut Dale, struktur itu yakni prosedur organisasi. Pada struktur itulah didapatkan apa yang mesti dijalankan setiap personalia organisasi dan akan terlihat jelas implementasinya dalam kegiatan-acara sehari-hari. Manajemen dalam prinsifnya yaitu integrasi dan penerapan ilmu serta pendekatan analisa yang dikembangkan oleh berbagai disiplin ilmu. Tiap organisasi ataupun forum membutuhkan pengambilan keputusan, pengorganisasian kegiatan, penanganan manusia, pembagian peran dan wewenang, penilaian prestasi yang mengarah kepada sasaran kelompok yang seluruhnya ini selaku aktivitas manajemen. Inti dari administrasi itu sendiri yaitu leadership yaitu kemampuan untuk menggerakkan orang-orang untuk mengikuti pemimpin. Sebagaimana falsafah managemen menyampaikan bahwa sebuah keseluruhan atau pengetahuan dan akidah yang ialah dasar yang luas guna mendeterminasikan pemecahan-pemecahan sejumlah problema dalam sebuah forum organisasi.
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Sesuai dengan aspirasi berbagai kelompok masyarakat, maka proses pembentukan lembaga pembantu di sekolah, maka dengan hadirnya Dewan pendidikan dan Komite Sekolah akan menolong pensosialisasian program dengan perencanaan yang masak. Agar program sosialisasi mampu dijalankan di sekolah.[5] Keberadaan Dewan Pendidikan harus bertumpu pada landasan partisipasi penduduk dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, kehadirannya harus mengamati pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. Adapun tugas yang dijalankannya sebagai berikut.
- Pemberi pertimbangan (advisory body) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan.
- Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pedoman maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan.
- Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan.
- Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif) dengan penduduk .
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa manajemen sungguh perlu dan memilih dalam proses mencar ilmu dan mengajar. Kenyataan tersebut pastinya menunjukkan bagi kita bahwa peran managemen kian dipertimbangkan dalam membangun pendidikan yang berkualitas disekolah. Pendidikan dan latihan selalu cenderung lebih tergantung pada penemuan sains dan oleh alasannya adalah proses didik-mengajar telah ditekankan penting seni dan kemampuan. Secara tradisional, organisasi dipandang selaku cara mengendalikan sumber-sumber untuk mencapai sejumlah tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, untuk menentukan tujuan pembelajaran sangat perlu diketahui bagaimana bergotong-royong bentuk-bentuk prinsif dalam berguru yang diantaranya ialah : Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajari sendiri; dan tidak ada seorang pun mampu melaksanakan kegiatan mencar ilmu tersebut untuknya Setiap murid berguru menurut tempo (kecepatan)nya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat kombinasi dalam kecepatan berguru Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) Penguasaan secara sarat dari setiap langkah memungkin mencar ilmu secara keseluruhan lebih berarti Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka dia harus lebih termotivasikan untuk belajar, dan menginagi secara baik. Sehubungan dengan waktu yang ditetapkan dan kesanggupan guru sebagai pengelola selalu terbatas, maka para tenaga pengajar sedapat mungkin mengkonsentrasikan kepada pelaksanaan pekerjaan dengan menghapus peranannya yang unik dalam pengoraganisasian sebagai pengelola sumber mencar ilmu. Dengan demikian dimungkin untuk mengisolasikan dan mengidentifikasikan empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan tenaga pengajar selaku manager yang dianataranya yaitu :
- Merencanakan, ini ialah pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan belajar.
- Mengorganisasikan, guru berperan untuk mengatur dan menghubungkan sumber-sumber belajar, sehingga dapat merealisasikan tujuan mencar ilmu dengan cara yang lebih efektif, efisien dan hemat.
- Memimpin, guru bertugas sebagai motivator untuk mendorong dan menstimulisasikan murid-muridnya sehingga mampu siap untuk mewujukan tujuan belajar Mengawasi, guru bertugas untuk memilih apakah fungsinya dalam mengoranisasikan dan memimpin untuk merealisasikan tujuan yang sudah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diraih, maka guru mesti menganggap dan menertibkan kembali situasi dan bukan mengubah maksudnya. [6]
Tahap diagnosis yang ialah membandingkan out put yang diperlukan dengan apa yang telah dicapai sekarang. Tahap ini bertujuan mengenali apakah planning telah terealisasi mencukupi dan relvan.
Tahap formulasi rencana, ialah kebijakan yang menawarkan arah terhadap upaya memperbaiki kekurangan dan kelemahan sebuah planning. Kebijakan itu perlu dirumuskan secara rinci sehingga merupakan kerangka dasar dalam menciptakan keputusan yang lebih kecil dan lebih jelas. Kegiatan merumuskan kebijakan itu dengan menamai formulasi kebijakan dan ialah fungsi politisi dari mereka yang berwenang dalam organisasi
Penilaian kebutuhan ialah tindak lanjut sehabis kebijakan ditetapkan
C. Metode-metode Pembelajaran pendidikan Islam di SMU dan Sekolah Menengah kejuruan
1. Metode Ceramah
Pengertian dari sistem ini adalah cara menyampaikan sebuah pembelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara ekspresi terhadap anak didik. Ciri yang menonjol dalam meode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni peranan guru terlihat sangat dominant saat memberikan bahan-materi pelajaran, penguasaan kelas, mengorganisasikan kegaitan-kegiatan pembelajaran.
2. Metode Diskusi atau Musyawarah
Metode diskusi ialah salah satu cara yang mampu digunakan dalam menyelesaikan dilema, yang mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan jalan musyawarah untuk mufakat memperluas pengetahuan dan cakrawala pemikiran. Sedangkan metode diskusi yakni cara bagaimana menyuguhkan materi pelajaran melalui proses pemeriksaan dengan cermat terhadap suatu dilema tertentu dengan jalan bertukar anggapan, dan memeriksa dengan cermat kekerabatan yang terdapat dalam setiap duduk perkara yang sedang dibahas. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan membiasakan anak latih untuk mencari balasan yang benar dan setepat-tepatnya.
3. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Melalui sistem ini anak bimbing akan diperkenalkan dengan alat-lalat peraga (memeragakan), untuk memperjelas suatu pemahaman, atau untuk memberikan bagaimana melaksanakan dan jalannya suatu proses pembutan sesuatu terhadap siswa. Metode demostrasi ini dapat dilakukan ketika memberikan pelajaran seperti, fiqh ( belajar sistem berwu'dhu, sembahyang dan lain sebagainya). Sedangkan metode eksperimen mampu menerangkan dan memilih kadar tanah yang mau dipakai saat melakukan tayammum.
4. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan ( Role Playing Methode)
Sosiodrama merupakan sistem mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam relasi sosial. Pada metode bermain peranan, titik tekannya terletak pada keterliban emosional dan penagatan panca indera ke dalam sebuah problem yang secara aktual dihadapi. Metode ini dipakai di SMU dan SMK dikarena perlunya melatih dan menanamkan kesetiakawanan dan rasa tanggung-jawab terhadap siswa dikala siswa menerima dilema dan persoalan secara langsung ataupun ketika bekelompok.
5. Metode Kelompok Kerja
Pemakaian sistem ini dilakukan dalam kelompok kerja siswa yakni dengan menyajikan bahan dimana guru menggolongkan siswa ke dalam beberapa golongan atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah diputuskan dengan cara bantu-membantu dan bahu-membahu. Metode ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan siswa dan rasa toleransi serta menumbuhkan rasa percaya diri saat mengapresiasiakan kesanggupan diantara kelompoknya.[8]
F. Keterkaitan Manajemen Lembaga dan Manajemen Pembelajaran dengan pendidikan Islam di SMU dan Sekolah Menengah kejuruan
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa manajemen sungguh berperan penting dalam menata dan mengorganisasikan program-program dalam sekolah sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Penerapan administrasi dengan strategis diformulasikan dengan (1) menetapkan tugas utama yang dengan melibatkan perangkat-perangkat sekolah (2) melakukan assessment lingkungan sekolah yakni dengan memperhatikan keadaan yang terjadi dan kemungkinan-kemungkinan pergeseran yang mau terjadi tergolong pertumbuhan organisatoris. (3) Menetapkan arah dan sasaran[9]. Melihat menyaksikan uraian perihal manajemen dan forum keorganisasian di sekolah, seperti sekolah menengah Umum ( SMK) dan sekolah menengah kejuruan (Sekolah Menengah kejuruan) nampak terang bahwa adanya keterikatan dan kekerabatan antara administrasi lembaga dan pembelajaran pendidikan Islam di SMU dan Sekolah Menengah kejuruan. Hal tersebut mampu dilihat pada :
Visi Pembelajaran[10]
Misi Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Melihat 3 (tiga) tujuan pendidikan tersebut dan sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 3 wacana pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kesanggupan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi penerima ajar supaya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, pintar, piawai,inovatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggungjawab.[11]
Kemudian dijelaskan kembali pada pasal 12 Bab V bahwa setiap penerima didik pada satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan sesuai dengan pendidikan yang beragama. Pendidikan agama Islam yang diajarkan disekolah sebagaimana dengan keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan bahwa di sekolah-sekolah negeripendidikan agama Islam diajar selama 120 menit (2 jam) dalam setiap ahad[12]. Dari berbagai uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan nasional sudah dimanajemen, baik secara lembaga dan pembelajaran wacana menempatkan pendidikan agama Islam di sekolah SMU dan Sekolah Menengah kejuruan juga sekolah-sekolah yang sederajatnya. Pendidikan dan pembelajaran di sekolah SMU dan SMK diubahsuaikan dengan agama dan iman masing-masing para siswa.
Mau lihat Footnote Makalah Manajemen Lembaga dan Manajemen Pembelajaran?..lihat disini
Daftar Pustaka
- Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia .Jakarta: Prenada Media, 2003
- Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2003: Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta, 2003
- Haidar Putra Daulay,Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia (Jakarta:Kencana, 2005
- Harjanto,Perencanaan pengajaran: Komponen MKDK Materi Disesuaikan dengan Silabi Kurikulum Nasional IAIN(Jakarta:rineka Cipta, 2005
- Ivor K. Davies,Pengelolaan Belajar: Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.8 .Jakarta: Rajwali Pers, 1986
- Syaiful Sagala,administrasi Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan:Membuka rungan kreativitas, penemuan dan perdayaan peluangsekolah dalam system otonomi sekolah.Bandung:ALPABETA, 2006
- _______Administrasi Pendidikan Kontemporer.bandung:AlPABETA, 2005
- Tayar Yusuf dan Syaiful Anwat,Metodologi Mengajar Agama dan Bahasa Arab(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1995
- www.Google.Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Jalan R.S. Fatmawati, Cipete - PO.BOX 12001, Jakarta Selatan
- ______depdiknas
EmoticonEmoticon