A. Pengertian Membaca kritis
Membaca merupakan kegiatan yang sangat menunjang kegiatan menulis. Dengan banyak membaca, kita akan mempunyai banyak informasi dan pengetahuan yang tidak kita dapat dari pengalaman sehari-hari. Dengan banyak membaca, kita juga akan banyak mendapat gagasan yang berguna untuk tulisan kita. Tulisan yang baik memberikan pengetahuan bagi pembacanya. Oleh karena itu, kalau kita ingin menghasilkan tulisan yang baik, kita perlu banyak membaca. Tidak mengherankan bahwa penulis yang baik umumnya banyak membaca.
Selain itu, membaca juga adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata maupun bahasa tulisan. Dalam membaca dikenal jenis membaca telaah isi yang memiliki pengertian yaitu membaca dengan cara meneliti bahan yang tersedia dengan tidak mengesampingkan ketelitian, pemahaman, serta kekritisan dalam berpikir. Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sekarang sebagai pelajar yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengembangkan ilmu. Oleh sebab itu, belajar ini tentu akan sangat bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang cermat. Berdasarkan hal itulah hakikat membaca kritis ini merupakan kgiatan belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh pelajar maupun mahasiswa. Melalui kegiatan belajar ini, kita sebagai pelajar dibekali dengan kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan untuk menerapkan metode membaca kritis untuk menulis.
Membaca kritis tingkatannya lebih tinggi daripada membaca literal. Membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun makna tersiratnya melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai.
Mengolah secara kritis artinya dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat (makna baris-baris bacaan, atau istilahnya (reading the lines), tetapi juga menemukan makna antarbaris (reading between the lines), dan makna di balik baris (reading beyond the lines)
Albert (2001) menyatakan bahwa membaca kritis ialah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tanggung jawab, mendalam, evaluatif, analisis, dan bukan hanya ingin mencari kesalahan penulis. Pembaca tidak hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian. Dalam membaca kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat dan kritis. Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik, logis, benar atau menurut realitas. Karena dalam membaca kritis membaca akan menganailis, membandingkan dan menilai. Dalam hal ini kita harus memahami ide pokok atau main idea yang terdapat dalam sebuah paragraf. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah paragraf terdapat unsur-unsur yang membentuknya, yaitu ide pokok (main idea), ide pendukung (supporting idea), contoh-contoh (examples), dan kesimpulan (conclusion). Satu atau lebih dan unsur-unsur itu harus ada dalam sebuah paragraf meskipun tidak harus semuanya. Dengan memahami unsur-unsur dalam bacaan itu, kita dapat menganalisis, menentukan, dan mengkritik point-point mana yang dinilai kurang benar dan selanjutnya memberikan saran konstruktif untuk revisi pada edisi berikutnya.
Ciri-ciri pembaca kritis:
1. Membaca kritis selalu melibatkan tingkat berpikir kritis.
2. Pembaca tidak langsung menyetujui pendapat pengarang.
3. Membaca karena ingin mencari suatu kebenaran.
4. Selalu terlibat dengan permasalahan gagasan utama dalam sebuah bacaan.
5. Membaca kritis berarti mengolah bahan bacaan.
Menurut Sudarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis.
1. Mengerti Isi Bacaan
Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui segalanya tentang fakta.
2. Menguji Sumber Penulis
Apakah penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3. Interaksi Antara Penulis dengan Pembaca
Pembaca tidak hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.
4. Terbuka Terhadap Gagasan Penulis
Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis mempertimbangkan dan mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.
Tujuan membaca kritis:
1. Memahami tujuan penulis atau pengarang.
2. Memanfaatkan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan membaca kritis.
3. Memahami organisasi tulisan atau bacaan.
4. Memberikan penilaian terhadap penyajian penulis atau pengarang.
5. Menerapkan prinsip-prinsip kritis terhadap bacaan.
Untuk menentukan kualitas tulisan, seorang pembaca kritis dituntut untuk menggunakan seperangkat keterampilan berpikir. Ada delapan keterampilan berpikir yang dilatihkan untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis, yaitu :
1. Keterampilan Memfokuskan
Keterampilan memfokuskan adalah kemampuan untuk memilih informasi yang penting dan mengabaikan informasi yang tidak penting. Keterampilan memfokuskan difungsikan sebagai langkah awal dalam proses berfikir dan sebagai jembatan awal untuk melangkah pada proses berpikir berikutnya. Melalui kegiatan ini, Anda diajak untuk membaca secara menyeluruh, kemudian menentukan masalah pokok dari teks dan menentukan tujuan penulisan.
2. Keterampilan Mengumpulkan Informasi
Keterampilan mengumpulkan informasi adalah keterampilan yang digunakan untuk menumbuhkan kesadaran pada substansi atau isi teks yang anda baca untuk digunakan dalam proses kognitif berikutnya. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan ,mengumpulkan informasi, yaitu
(1) mengamati
(2) merumuskan pertanyaan.
Melalui kegiatan 2 ini, anda diajak mengamati dan menemukan butir-butir isi essential teks dan menjawab pertanyaan kritis untuk mengintegrasikan butir-butir isi esensial teks yang telah anda temukan.
3. Keterampilan Mengingat
Keterampilan mengingat adalah kegiatan atau strategi yang dilakukan secara sadar untuk menyimpan informasi dalam ingatan jangka panjang dan upaya untuk mengamankan informasi tersebut. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan mengingat, yaitu
(1) mengaitkan butir-butir informasi essential antara satu dengan yang lain agar bermakna dan mudah diingat dan disimpan dalam ingatan jangka panjang,
(2) merumuskan simpulan/penilaian terhadap butir-butir esensial yang telah anda temukan agar mudah dipanggil kembali.
4. Keterampilan Mengorganisasi
Keterampilan mengorganisasi adalah keterampilan menyusun informasi agar mudah dipahami dan disajikan secara efektif. Ada empat kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan mengorganisasi yaitu,
(1) membandingkan
(2) mengklarifikasi ,
(3) mengurutkan ,
(4) mempresentasikan.
Melalui kegiatan ini, anda diajak membandingkan, mengelompokkan, menyusun urutan, dan membuat visualisasi yang tapat terhadap butir-butir informasi yang telah anda temukan.
5. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis digunakan untuk mengklarifikasi informasi dengan mengkaji bagian-bagian dan hubungannya. Ada empat kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan menganalisis yaitu. (1) mengindentifikasi atribut dan komponen,
(2) mengidentifikasi pola-pola dan hubungannya,
(3) mengidentifikasi ide pokok,
(4) mengidentifikasi kesalahan.
Melalui kegiatan 5 ini Anda diajak untuk mementukan pola pengembangan ide pokok, dan membutuhkan beragam kesalahan pada teks yang ada baca.
6. Keterampilan Menggeneralisasi
Keterampilan menggeneralisasi adalah simpulan tentang keseluruhan yang disusun dari pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang. Ada tiga kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan menggeneralisasi yaitu
(1) menyimpulkan,
(2) memprediksi ,
(3) mengelaborasi.
Melalui kegiatan enam ini, anda diajak menentukan simpulan , prediksi, dan elaborasi yang tepat terkait butir-butir informasi yang telah anda temukan.
7. Keterampilan Mengintegrasi
Keterampilan mengintegrasi adalah keterampilan meletakkan secara bersama-sama bagian-bagian atau aspek-aspek yang relevan dari suatu solusi, pemahaman, prinsip, atau komposisi. Ada dua kegiatan yang anda lakukan untu menguasai keterampilan mengintegrasi yaitu
(1) membuat ringkasan
(2) merekontruksi.
Melalui kegiatan ini anda diajak meletakkan secara bersama-sama butir-butir informasi yang telah anda temukan dengan membuat ringkasan dan merengkonstruksinya.
8. Keterampilan Mengevaluasi
Keterampilan mengevaluasi melibatkan penilaian kerasionalan dan kulaitas ide-ide dari teks yang anda baca. Ada dua kegiatan untuk menguasai keterampilan mengevaluasi yaitu
(1) menetapkan kriteria
(2) memverifikasi .
Menetapkan kriteria adalah menetapkan acuan yang digunakan untuk menilai teks. Memverifikasi adalah kegiatan memberikan penilaian terhadap kualitas tulisan dengan menggunakan kriteria yang telah anda pilih.
Kedelapan keterampilan berpikir inti tersebut adalah keterampilan yang bersifat continuum, yang anda perlukan sebagai seorang pembaca kritis agar anda dapat mengumpulkan informasi, kemudian mengolah informasi secara kritis, menganalisis, menggeneralisasi, dan mengintegrasikanya untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh atas isi bacaan , dan diikuti dengan penyikapan atas gagasan penulisnya.
B. Ragam Membaca Kritis
1. Membaca Teliti
Secara sederhana, membaca teliti dapat dikatakan sebagai kegiatan membaca secara seksama yang bertujuan untuk memahami secara detil gagasan-gagasan yang terdapat dalam teks bacaan tersebut atau untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh penulis. Oleh karena itu, pembaca selain dituntut harus dapat memahami semua makna teks yang dibacanya, juga dituntut untuk mengenali dan menghubungkan kaitan antargagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf. Salah satu kegiatan penunjang yang akan sangat membantu dalam proses membaca teliti ini, yakni dengan menandai bagian-bagian buku yang dianggap penting.
2. Membaca Pemahaman
a. Pengertian
Kegiatan membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa yang dibaca. Membaca pemahaman adalah pemahaman arti atau maksud dalam suatu bacaan melalui tulisan. Definisi ini sangat menekankan pada dua hal yang pokok dalam membaca, yaitu bahasa itu sendiri dan simbol grafik tulisan yang menyajikan informasi yang berwujud bacaan (Lado dalam Nurhadi, 1987:222). Jadi, seseorang yang yang melakukan kegiatan membaca pemahaman harus menguasai bahasa atau tulisan yang digunakan dalam bacaan yang dibacanya dan mampu menangkap informasi atau isi bacaan tersebut.
Untuk dapat memahami isi suatu bahan bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula. Pemahaman merupakan salah satu aspek yang penting dalam kegiatan membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman suatu bahan bacaan dapat meningkatkan ketrampilan membaca itu sendiri maupun untuk tujuan tertentu yang hendak dicapai. Jadi, kemampuan membaca dapat diartikan sebagai kemampuan dalam memahami bahan bacaan. Tujuan membaca adalah pemahaman bukan kecepatan (H.G. Tarigan, 1986:37).
Membaca pemahaman didefinisikan pula sebagai salah satu macam membaca yang bertujuan memahami isi bacaan (Sujanto dalam Nurhadi, 1987:222). Kemampuan membaca sangat kompleks dan bukan hanya kemampuan teknik membacanya saja tetapi juga kemampuan dalam pemahaman san interpretasi isi bacaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat ditarik simpulan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat dari bahan bacaan tersebut.
b. Aspek-aspek Membaca Pemahaman
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Agar seseorang mampu mencapai suatu tingkat pemahaman, seharusnya ia mengalami proses yang cukup panjang. Oleh karenanya, kita perlu mengenal dan menguasai beberapa aspek dalam membaca pemahaman. Aspek-aspek dalam membaca pemahaman meliputi: (a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (Broughton [et al] dalam H.G. Tarigan, 1986:12). Di dalam membaca pemahaman, si pembaca tidak hanya dituntut hanya sekadar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus mampu menganalisis atau mengevaluasi dan mengaitkannya dengan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
c. Tujuan Membaca Pemahaman
Apabila kita melakukan sesuatu kegiatan, tentulah kita mampunyai tujuan tertentu yang hendak kita capai. Demikian halnya di dalam membaca pemahaman juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan etoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan (H.G. Tarigan, 1986:36). Berdasarkan pendapat di atas, dapat dilihat bahwa tujuan membaca pemahaman mencakup beberapa hal. Jelasnya membaca pemahaman diperlukan bila kita ingin mempelajari dan memahami masalah yang kita baca sampai pada hal-hal yang sangat detail.
d. Tingkatan Membaca Pemahaman
Aspek-aspek keterampilan untuk memahami isi bacaan itu ada bermacam-macam. Empat tingkatan atau kategori pemahaman membaca, yaitu literal, inferensial, kritis, dan kreatif (Burns dan Roe; Rubin; dan Syafi’ie dalam Hairuddin, dkk, 2008). Pembahasan mengenai tingkat pemahaman tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan pemahaman tingkat paling rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah, pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe dalam Hairuddin, dkk, 2008).
b) Pemahaman inferansial adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks secara inferensial berarti memahami apa yang diimplikasikan oleh informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Dalam hal ini, pembaca menggunakan informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan pengalaman pribadi secara terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis.
c) Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks. Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu, pengetahuan, dan latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai teks.
d) Pemahaman kreatif merupakan kemampuan untuk mengungkapkan respon emosional dan estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar pribadi dan standar profesional. Pemahaman kreatif melibatkan seluruh dimensi kognitif membaca karena berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis teks terhadap pembaca. Dalam pemahaman kreatif, pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran baru yang melebihi apa yang disajikan penulis (Hafni dalam Hairuddin, dkk, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menekankan pada membaca pemahaman dalam tingkatannya sebagai pemahaman literal yaitu pemahaman terhadap apa yang disampaikan dan disebutkan penulis di dalam bahan bacaan.
e. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman
Menurut McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, mengemukakan mengenai prinsip-prinsip membaca sebagai berikut:
1) Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
2) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.
3) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca.
5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
6) Pembaca menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkatan kelas.
7) Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.
8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
9) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman (McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, 2008:3-4).
f. Langkah-langkah Membaca Pemahaman
Di dalam memahami bahan bacaan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pembaca. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membaca, yaitu: (1) menentukan tujuan membaca; (2) preview artinya membaca selayang pandang; (3) membaca secara keseluruhan isi bacaan dengan cermat sehingga kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang dalam setiap paragrafnya; (4) mengemukakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan kata-kata sendiri (Suyatmi, 2000:45).
Adanya kemampuan membaca pemahaman yang tinggi diharapkan dapat menangkap ide-ide pokok yang terdapat dalam bahan bacaan, menemukan hubungan suatu ide pokok dengan ide pokok yang lain serta secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan apa yang dipahami dari bahan bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bahan bacaan. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa aktivitas seperti, mengamati, memahami ide, curahan jiwa, dan aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bahan bacaan.
3. Membaca Ide
Seperti halnya dengan keterampilan membaca telaah isi yang lainnya (yaitu membaca teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis), membaca ide juga merupakan hal yang sangat penting dalam memahami serta menemukan gagasan yang disampaikan oleh penulis pada tulisannya.
Di atas telah dikemukakan tentang pengertian dari membaca. Sedangkan kata ”ide” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita.
Terdapat beberapa pengertian tentang membaca ide, diantaranya yaitu :
Membaca ide juga berarti sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Membaca ide merupakan mengerahkan kemampuan keterampilan membaca untuk menangkap ide pokok pada sebuah bacaan. Membaca ide berarti membaca untuk menemukan pikiran, gagasan, cita-cita yang terdapat pada wacana yang dibaca. Membaca ide merupakan tahapan pertama untuk memajukan pemahaman dari maksud penulis yang terdapat pada tulisannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca ide adalah proses membaca yang bermaksud menemukan dan memahami ide, gagasan, cita-cita dan maksud pengarang/penulis yang terdapat pada tulisannya. Contohnya ketika kita membaca sebuah buku/bacaan. Untuk memudahkan kita mendalami buku/bacaan tersebut, hendaklah kita selalu menemukan ide pokok pada setiap buku/bacaan yang meliputi:
1. Ide pokok buku/bacaan keseluruhan
2. Ide pokok bab/judul
3. Ide pokok bagian bab/sub bab, sub judul
4. Ide pokok paragraf
Ke-empat ide pokok tersebut harus kita temukan dan pahami. Hal ini lah yang disebut dengan membaca ide.
a. Hubungan Membaca Ide dengan Keterampilan Membaca Telaah Isi yang lain (membaca teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis)
1) Hubungannya dengan membaca teliti
Untuk membaca ide pada setiap bacaan tentunya perlu ketelitian yang baik dari pembaca untuk menemukan ide, gagasan pada tulisan yang dibacanya. Maka terlihat jelas membaca teliti merupakan tahapan untuk mencapai/menemukan ide, gagasan dalam bacaan.
2) Hubungannya dengan membaca pemahaman
Bagaimana kita dapat menemukan ide, gagasan dalam tulisan apabila kita tidak memahami bacaan yang kita baca tersebut. Maka membaca pemahaman juga erat hubungannya dengan membaca ide.
3) Hubungnya dengan membaca kritis
Seorang pembaca kritis tidak akan mampu menganalisis suatu bacaan apabila dia sendiri tidak mengetahui/menemukan gagasan, ide yang sebenarnya yang dimaksud oleh penulis. Maka membaca ide adalah salah satu tahapan untuk menjadi pembaca kritis, dan begitu juga sebaliknya.
b. Manfaat Membaca Ide
Orang yang lebih banyak membaca maka akan mempunyai banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman, dan orang yang kaya akan ilmu dan pengalaman akan mudah berbicara atau menulis tentang ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya.
Begitu juga semakin banyak membaca orang akan semakin terampil berbahasa, dan orang yang terampil dalam berbahasa akan semakin cerah dan jelas jalan fikirannya.
Ketika kita membaca sebuah buku, apakah buku tersebut kita baca secara keseluruhan begitu saja? Tanpa tahu apa maksud yang disampaikan si penulis yang mampu memberikan peningkatan kualitas ilmu dan pengalaman kita. Atau kita cukup tahu saja maksud si penulis? Namun tanpa menemukan ide, gagasan, serta cita-cita penulis dalam tulisannya. Dalam membaca apa saja, hendaklah kita menemukan ide pokok pada bacaan tersebut. Jangan sampai hanya membuang waktu untuk menekuni detail semua bacaan. Dengan membaca ide memberikan banyak manfaat bagi tercapainya tujuan membaca yang optimal dan mampu membawa kepada peningkatan berbahasa bagi pembacanya. Dengan membaca ide kita dapat menemukan gagasan, ide yang terkandung pada bacaan dengan cepat dan tepat tanpa membacanya secara keseluruhan secara detail. Dengan membaca ide atau gagasan pokok maka kita sebenarnya telah menghemat waktu dan tenaga dalam membaca.
c. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Ide?
Kemampuan membaca ide merupakan keharusan yang dimilki oleh para mahasiswa/pelajar pada khususnya, begitu juga bagi setiap pembaca pada umumnya. Tentunya dengan maksud untuk mencapai tujuan membaca yang optimal. Untuk menjadi seorang pembaca ide, kita harus menjadi seorang pembaca yang baik (a good reader). Bagaimana untuk menjadi seorang pembaca yang baik?
Berikut ada beberapa cara untuk menjadi seorang pembaca yang baik, yaitu:
1. Mengetahui alasan kenapa dia membaca
2. Memahami apa yang dibacanya
3. Menguasai takhnik kecepatan membaca
4. Mengenal berbagai media cetak
Selain cara di atas, ada cara lain untuk menjadi seorang pembaca ide, yaitu berusaha menemukan dan menangkap ide pokok. Untuk mendapatkan ide pokok dengan cepat dan tepat kita harus :
1. Berpikir bersama penulis, mengikuti struktur dan gaya penulisannya.
2. Baca dengan mendesak, dengan tujuan mendapatkan ide pokok, secara
3. cepat.
4. Jangan baca kata per kata, melainkan serap ide.
5. Bergerak lebih cepat, tapi jangan kehilangan pengertian.
6. Bacalah dengan cepat, dengan cepat mengerti idenya. Get in, get the thought, and get out.
7. Anda harus melecut diri untuk cepat mencari arti sentral.
8. Kurangi kebiasaan menekuni detail kecil.
9. Cepat bereaksi terhadap pokok dari suatu karangan dengan akurat.
Namun pada dasarnya untuk meningkatkan kemampuan membaca ide tidak ada cara/metode yang paling tepat, karena setiap pembaca harus mengembangkan sendiri strategi ataupun metode-metode untuk membaca ide.
4. Membaca Sastra
Membaca sastra digolongkan kedalam membaca estetis yaitu membaca yang berhubungan dengan seni atau keindahan. Dalam membaca sastra, pembaca dituntut untuk mengaktifkan daya imajinasinya dan kreativitasnya agar dapat memahami dan menghayati isi bacaan. Setelah membaca sebuah karya sastra pembeca akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui karya sastra yang dibacanya. Di sinilah letak kelebihan pembaca karya sastra dibandingkan pembaca karya-karya lain.
Karya sastra dikelompokkan menjadi 3 jenis, prosa, puisi, dan drama. Untuk dapat memahami sebuah karya sastra dengan baik, pembaca harus memiliki pengetahuan tentang fungsi dan unsur-unsur karya sastra yang dibacanya.
Prosa fiksi sebagai sebuah cerita rekaan yang biasa juga disebut sebagai cerita rekaan memiliki fungsi untuk memberitahukan kepada pembaca tentang suatu kejadian atau peristiwa yang mungkin ada dalam kehidupan nyata. Unsur-unsur prosa fiksi seperti yang sudah Anda pelajari dalam mata kuliah sastra mencakup tema, tokoh, alur, seting atau latar, gaya, dan sudut pandang.
Dalam karya prosa fiksi terkandung sebuah amanat yang dibungkus oleh unsur-unsur cerita tersebut. Kejadian-kejadian dan amanat inilah yang akan Anda peroleh dari cerita yang Anda baca sebagai suatu pengalaman.
C. Teknik Membaca Kritis
Sebelum anda melaksanakan kegiatan membaca kritis terdapat teknik teknik yang harus diketahui dan di pahami oleh pembaca yakni:
(1) Kemampuan mengingat dan mengenali bacaan
- Mengenali ide pokok paragraph
- Mengenali tokoh-tokoh dalam bacaan dan sifat-sifatnya
- Menyatakan kembali ide pokok paragraph
- Menyatakan kembali fakta-fakta perbandingan,unsur-unsur hubungan sebab akibat,dan karakter tokoh
- Mampu menginterpretasi makna tersirat
- Menafsirkan ide pokok paragraph
- Menafsirkam gagasan utama paragraph
- Membedakan fakta atau detail bacaan
- Menafsirkan ide-ide penunjang
- Memahami secara kritis hubungan sebab akibat
- Memahami secara kritis unsur-unsur perbandingan
(2) Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan
- Mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan
- Menerapkan konsep-konsep atau gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang problematis
- Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi
(3) Kemampuan menganalisis bacaan
- Menangkap gagasan utama bacan
- Memberikan detail atau fakta penunjang
- Mengklasifikasi fakta-fakta
- Membandingkan antar gagasanyang ada dalam bacaan
- Membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan
- Membuat simpulan bacaan
- Mengorganisasikan gagasan utama bacaan
- Menentukan tema bacaan
- Menyusun kerangka bacaan
- Menghubung-hubungkan data yang terdapat dalam bacaan sehingga memperoleh simpulan dan membuat ringkasan
(4) Kemampuan menilai isi bacaan
- Menilai kebenaran gagasan utama /ide pokok paragraph/bacaan secara keseluruhan
- Menilai dan menentukan bahwasebuah pernyataan adalah sebuah fakta atau opini
- Menilai dan menentukan bahwa Bacaaan diangkat dari realitas atau fakta penulis
- Menentukan tujuan penulis dalam menulis
- Menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan
- Menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan simpulan yang dibuat
- Menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa,baik pada tataran kata,frase atau susunan kalimatnya
(5) Kemampuan mengkreasi bacaan atau menciptakan bacaan
- Menyerap inti bacaan
- Membuat rangkuman atau membuat kerangka bacaan yang disusun sebagai sebuah tanggapan terhadap bacaaan atau membuat kerangka bacaan yang betul-betul baru berdasarkan pengetahuan dari bacaan
- Mengembangkan/menulis berdasarkan kerangka bacaan yang telah di susun
1. Teknik Membaca SQ3R
SQ3R ialah teknik membaca kritis yang telah diperkenalkan oleh Robinson (1961). Ia merupakan satu kaedah membaca yang memerlukan seseorang mempersoal kesesuaian maklumat yang terdapat dalam suatu bahan yang dibaca dengan tugasan yang perlu diselesaikan.
SQ3R adalah singkatan bagi;
S (survey) : tinjau
Q (question) : soal/tanya
R (read) : baca
R (recite) : imbas kembali atau nyatakan secara lisan
R (review) : baca semula
Survey (tinjau) ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa yang terkandung di dalam bahan yang dibaca. Ini dilakukan dengan meneliti tajuk besar, tajuk-tajuk kecil, gambar-gambar atau ilustrasi, lakaran grafik, membaca perenggan pengenalan, dan perenggan terakhir di bahagian-bahagian buku atau teks.
Question (soal atau tanya) ialah langkah yang memerlukan pelajar menyenaraikan satu siri soalan mengenai teks tersebut setelah mendapati teks tersebut berkaitan dengan keperluan tugasannya. Soalan-soalan tersebut menunjukkan keinginan pembaca tentang maklumat yang ingin diperoleh dari bahan tersebut, dan ianya menjadi garis panduan semasa membaca kelak. Pelajar akan cuba mencari jawapan kepada soalan-soalan tersebut.
Read (baca) ialah peringkat pelajar sebenarnya membaca bahan atau teks tersebut secara aktif serta mencuba mendapat segala jawapan kepada soalan-soalan yang telah disenaraiakannya sebelum ini. Ketika membaca, pelajar mungkin juga akan menyenaraikan soalan-soalan tambahan, berdasarkan perkembangan kefahaman dan keinginannya sepanjang melakukan pembacaan. Pelajar mungkin juga mempersoal pendapat atau maklumat yang terdapat yang ditemuinya.
Recite (imbas kembali) ialah peringkat yang ketiga.Setelah selesai membaca, pelajar cuba mengingat kembali apa yang telah dibaca dan meneliti segala yang telah diperoleh. Pemilihan maklumat yang sesuai dilakukan dalam konteks tugasannya. Pelajar juga boleh cuba menjawab soalan-soalan yang disenaraikan sebelumnya tanpa merujuk kepada kepada nota atau bahan yang telah dibaca.
Review (baca semula) merupakan peringkat terakhir. Pelajar membaca bahagian-bahagian buku atau teks secara berpilih untuk mengesahkan jawapan-jawapan kepada soalan yang dibuatnya di langkah ketiga. Pelajar juga memastikan tiada fakta penting yang tertinggal.
2. Teknik Membaca KWLH
KWLH adalah singkatan bagi yang berikut;
K (know) : Apa yang telah diketahui (sebelum membaca)
W (want) : Apa yang hendak diketahui (sebelum membaca)
L (learned) : Apa yang telah diketahui (selepas membaca)
H (how) : Bagaimana untuk mendapat maklumat tambahan - yang berkaitan (untuk membaca seterusnya).
Apa yang jelas dari penerangan tersebut ialah suatu teknik membaca kritis di mana pembaca; mengingat dahulau apa yang telah diketahui membayang atau menentukan apa yang ingin diketahui melakukan pembacaan (bahan yang telah dipilih) mengetahui apa yang telah diperoleh dari pembacaan yang baru dilakukan menentukan apa lagi yang perlu diperoleh.Teknik pembacaan akan membolehkan pembaca mengaitkan pengetahuan yang tersedia dengan apa yang dibaca, menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacaannya, dan menentukan apa lagi bahan yang perlu dibaca sekiranya ingin mendapat pemahaman tambahan.
D. Membaca tulisan ilmiah
1. Membaca artikel ilmiah
Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan/artikel ilmiah:
a. Menggali tesis/pernyataan masalah
Tulisan/artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.
b. Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kit abaca perlu dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.
c. Menyetir konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Menyetir konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung butir-butir penting pada tesis tulisan kita. Dengan memahmi konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan kita.
d. Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah,kita juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita. Butiran-butir yang di anggap tidak relevan tidak perlu di kutip.
e. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel, kita perlu menyadari implikasinya, apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya?
f. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip.
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, kita perlu secara jelas meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui, atau tidak menyetujiu pernyataan yang kita kutip?
2. Membaca Kritis Artikel Populer
Tulisan yang kita buat dapat memanfaat informasi dari tulisan /artikel popular.Kegiatan membaca kritis tulisan popular sedikit berbeda dengan membaca kritis tulisan ilmiah karna kedua jenis tulisan tersebut mempunyai sifat yang berbeda.
a. Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas
b. Biasanya isu yang dibahas dalan tulisan popular berkaitan dengan masalah sosial yang sedang diminati masyarakat.
c. Menentukan signifikasi/relenfansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan.
d. Isu yang dibicarakan dlam sebuah tulisan mungkin tidak mempunyai relevansi tuisanyang akan dibuat. Kita harus menghubungkan relevansi isi tulisan yang dibaca dengan isu tuisan yang kita hasilkan.
e. Manfaatkan isu artikel popular untuk bahan/ inspirasi dalam menulis.
f. Isu artikel popular biasanya membahas tentang masalah sosial sehingga lebih menarik disbanding isu artikel ilmiah.
g. Membedakan isi artikel popular dengan isi artikel ilmiah dan buku ilmiah
h. Artikel popular biasanya berisi pembahasan tentang sebuah isu yang sedang diminati masyarakat. Peranan teori dan data sangat penting dalam artikel dan buku ilmiah.
3. Membaca kritis buku ilmiah
Buku ilmiah pada dasarnya sama dengan artikel ilmiah, hanya saja buku ilmiah memuat uraian atau pembahasan yang lebih panjang dan rinci tentang suatu isu ilmiah.
a. Memanfaatkan indeksi untuk menemukan konsep penting
b. Indeksi sangat membantu pembaca untuk mencari dengan cepat pembahasan atau penjelasan konsep-konsep tersebut dalam buku.
c. Menentukan konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil penelitian dan teori) untuk bahan menulis
d. Pengenalan dan pemahaman konsep-konsep yang penting ini juga akan menambah kedalaman dan kekritisan tulisan kita.
e. Menentukan dan menandai bagian-bagian yang dikutip
f. Bagian-bagian ini mungkin akan diacu dan dikutip dalam tulisan kita. Artinya, setiap kutipan ditulis nama penulis, tahun, dan halaman yang di kutip
g. Menentukan implikasi dari bagian/ sumber yang dikutip
h. Dalam mengutip bagian dari sebuah buku kita perlu memahami implikasinya. Kita harus mampu menghubungkan relevansi bagian yang kita kutip dengan isu tulisan yang akan kita hasilkan.tulisan yang dikutip harus dipertimbangkan mengenai implikasinya.
i. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
j. Dalam mengutip pernyataan yang ada dalam sebuah artikel kita perlu secara jelas meletakkan posisi kita, setiap pandangan yang dikutip, seseorang yang menggunakan kutipan itu dalam tulisannya perlu memberikan suatu kesimpulan dan pendapat sendiri mengenai konsep yang ditawarkan.
4. Membaca Kritis Bahan-bahan yang Tersaji dalam Jaringan Internet untuk Menulis
Bahan- bahan yang tersedia dalam jaringan internet bisa dimanfaatkan untuk bahan tulisan kita. Mengingat banyak informasi yang dapat diakses dari internet.
a. Kiat praktis mencari dan menemukan bahan-bahan dalam jaringan internet.
Banyak organisasi atau perorangan atau website yang berkaitan dengan bidang tertentu dari website ini kita bisa mencari bahan-bahan yang kita perlukan untuk tulisan kita. Contoh, Alamat situs http//www.its.ac.id/berita.php ?
b. Memilih dan mengevaluasi bahan-bahan dalam jaringan internet untuk bahan menulis
Tidak semua bahan yang kia dapatkan dari internet berguna atau relevan untuk tulisan kita. Artinya bahan-bahan yang ditemukan di internet bermanfaat bagi tulisan kita.misalnya, ingin menulis mengenai pendidikan masa kini, tentu mencari bahan yang berkaitan dengan pendidikan masa kini.
c. Menentukan isi atau gagasan penting dalam bahan-bahan yang tersedia dalam jaringan internet
d. Untuk menemukan gagasan-gagasan penting, langkah-langkah yang harus dilakukan:
1) Membaca bacaan secara keseluruhan
2) Mencari letak pokok-pokok bacaan tersebut
3) Menentukan apakah paragraph dalam bacaan tersebut bersifat deduktif atau induktif ataukah bersifat paragraf campuran.
4) Jika paragraph tersebut adalah paragraf dedukitif berarti gagasa utamanya berada di awal paragraf tetapi kalau paragraf itu merupakan paragraf induktif berarti gagasan utamanya berada pada akhir paragraf.
e. Menentukan secara kritis bahan-bahan dalam jaringan internet untuk menulis.
Orang bisa menerbitkan tulisannya dalam internet dengan mudah dan cepat, ini berbeda dari informasi yang kita dapatkan dari buku atau artikel. Untuk tidak menerima begitu saja tulisan yang ada di internet paling tidak yang kita harus lakukan adalah:
1) Membaca secara sepintas bagian-bagian tertentu.
2) Membuat daftar pertanyaan mengenai bahan tersebut.
3) Mengevaluasi
4) Meninjau kembali bacaan tersebut
EmoticonEmoticon