Sabtu, 04 Juli 2020

[Makalah] Administrasi Pendidikan Dalam Perspektif Islam



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah menawarkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam agar tercurahkan terhadap Nabi Muhammad SAW. Kami bersyukur terhadap Ilahi Rabbi yang sudah menunjukkan Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga kami dapat menuntaskan makalah yang berjudul “Administrasi Pendidikan Dalam Islam” ini terselesaikan dengan baik. Makalah ini berisikan tentang hal-hal yang mencakup mengenai Administrasi dalam Islam mulai dari pemahaman, fungsi dan lain sebagainya. Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara mendalam tentang Administrasi Pendidikan dalam Islam. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh alasannya adalah itu, kritik dan rekomendasi dari semua pihak yang bersifat membangun sungguh kami inginkan demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih terhadap Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam, H. Muhammad Amin Sahib, Lc.Ma. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha aku. Aamiin.


                                                                   
Makassar, 15 November 2017
                                       
                                                                                        PENYUSUN            





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................................................ 3
Rumusan Masalah....................................................................................................................... 4
Tujuan Penulisan......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
Konsep Manajemen Pendidikan Berbasis Al-Qur’an Dan Hadits.............................................. 5
Petunjuk Al-Qur’an Dan Hadits Dalam Aplikasinya.................................................................. 7
     a. Petunjuk Al-Qur’an dan Hadits Tentang Fungsi Manajemen............................................ 7
     b. Petunjuk Al-Qur’an dan Hadits wacana  Prinsip Manajemen Pendidikan........................ 9
     c. Petunjuk Al-Qur’an dan Hadits tentang Manajemen Kurikulum..................................... 12
Urgensi Kajian ini Dalam Pendidikan....................................................................................... 17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................................... 19
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 20















BAB 1
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Di sekolah guru berada dalam kegiatan manajemen sekolah. Sekolah melakukan kegiatannya untuk menciptakan lulusan yang jumlah serta mutunya sudah ditetapkan. Dalam lingkup manajemen sekolah itu peranan guru amat penting.
Dalam memutuskan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiyaan dan evaluasi aktivitas kurikulum, kesiswaan, fasilitas dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan kekerabatan sekolah-penduduk , guru harus aktif menunjukkan santunan, yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat perorangan. Oleh alasannya itu, semua personel sekolah termasuk guru mesti terlibat.
Manajemen pendidikan memiliki peranan strategis dalammembentuk peradaban manusia. Peradaban manusia yang sudah adayaitu bentukan dari manusia – manusia yang pernah melalui prosespendidikan. Di sinilah titik krusial administrasi pendidikan. Output darisebuah proses pendidikan sangat ditentukan bagaimana tempatpendidikan tersebut dikontrol. Adanya beragam pengelolaan pendidikandan dalam rentang waktu yang panjang kini sudah melahirkan sebuahilmu tersendiri yakni ilmu administrasi pendidikan. Islamisasi ilmu pengetahuan kini sudah merasuk ke berbagai disiplin ilmu, tidak terkecuali ilmu menajemen pendidikan. Hal mendasar dari islamisasi ilmu manajemen pendidikan adalah menggunakan Al Quran dan hadits sebagai sumber inspirasi.Darisinilah penulis akan menkaji bagaimana manajemen pendidikandipandang dari perspektif Al Quran dan hadis.
Kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan kebanyakan dan kepala sekolah pada terutama mengalami kemajuan dan perubahan pula. Perubahan-perubahan tersebut mampu dibagi menjadi tiga faktor :
a.       Perubahan dalam tujuan,
b.      Perubahan dan scope (luasnya tanggungjawab / kewajiban), dan
c.       Perubahan dalam sifatnya.



B.     RUMUSAN MASALAH
a.     Bagaimana Konsep Manajemen Pendidikan Berbasis Al-Qur’an Dan Hadits
b.    Bagaimana isyarat Al-Qur’an dan Hadits dalam aplikasinya dalam manajemen pendidikan?

C.    TUJUAN PENULISAN
a.     Untuk Mengetahui Konsep Manajemen Pendidikan Yang Berbasis Al-Qur’an Dan Hadits
b.    Untuk Mengetahui Petunjuk Al-Qur’an Dan Hadits Dalam Aplikasinya Dalam Bidang Manajemen Pendidikan






















BAB III
PEMBAHASAN

A.                Konsep Manajemen Pendidikan Berbasis Al-Qur’an Dan Hadits
          Kata administrasi berasal dari Bahasa Latin ialah manus yang berarti tangan dan agere yang bermakna melaksanakan. Dua kata ini digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk  kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melaksanakan kegiatan  administrasi. Akhirnya, management diterjemahkan  ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman,2011;5).
         Manajemen sungguh dibutuhkan dan bermanfaat  untuk semua ragam organisasi; politik, bisnis, pendidikan, olahraga, pemerintahan dsb. Manajemen juga dibutuhkan oleh semua organisasi  dengan aneka macam ukuran, organisasi kecil seperti keluarga maupun organisasi besar seperti lembaga pendidikan.
          Pendidikan, baik yang diselenggarakan dalam keluarga, masyarakat ataupun madrasah/sekolah akan makin maksimal dalam pencapaian maksudnya jika menggunakan manajemen yang memadai. Penggunaan administrasi dalam bidang pendidikan disebut dengan administrasi pendidikan.
         Manajemen pendidikan adalah proses penyusunan rencana, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, mandiri dan akuntabel (Usman,2011;12).
         Dalam sistem manajemen dikenal perumpamaan fungsi administrasi yang berisikan rencana, organizing, actuating dan controlling (Terry, 2005;9). Keempat fungsi tersebut yang umum disebut dengan POAC ialah rangkaian yang saling berkaitan bersahabat satu dengan lainnya. Konsep POAC tersebut bersifat universal yang bisa diterima dan dipraktekkan oleh berbagai macam forum pendidikan.
         Karena sifatnya yang universal, maka desain administrasi memungkinkan untuk ditaruh di atas landasan filsafat tertentu, budaya tertentu, nilai agama tertentu, ataupun norma-norma penduduk tertentu, termasuk sangat mungkin administrasi pendidikan dibangun di atas landasan Al-Qur’an dan Hadits.
          Membangun rancangan administrasi pendidikan di atas landasan Al-Qur’an dan Hadits akan menciptakan administrasi yang bernilai lebih alasannya adalah bukan sekedar dibangun diatas aliran logis – empiris, lebih dari itu administrasi pendidikan akan mempunyai landasan religious.
         Manajemen pendidikan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits memiliki arti mendudukkan Al-Qur’an dan Hadits sebagai contoh, hudan, dan sumber konsultasi (Muhaimin,2010;10). Mendudukkan Al-Qur’an dan Hadits dalam posisi yang demikian bukan berarti menafikan ilmu-ilmu kauniyah yang banyak ditemukan oleh insan. Bagaimana mengkorelasikan antara Al-Qur’an dan hadits dengan ilmu-ilmu kauniyah ini, Muhaimin menyebut ada 2 cara adalah : deduksi dan induksi konsultasi (Muhaimin, 2010;16).
         Cara deduksi dengan mengawali mengkaji A-Qur’an dan Hadits, lalu menafsirkannya. Dalam tahap ini akan menimbulkan teori manajemen berbasis Al-Qur’an dan Hadits pada dataran filsafat, lalu dieksperimenkan, dari sinilah akan muncul teori administrasi pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Hadits. Kemudian diteorikan secara operasional yang hendak menciptakan petunjuk tehnis (manual).
         Sedangkan cara induksi konsultasi ialah  dengan memulai mengkaji teori administrasi pendidikan yang telah ada lalu mengkonsultasikannnya dengan Al-Qur’an dan Hadits. Dalam proses mengkonsultsikan tersebut akan menciptakan proses penguatan, penyempurnaan maupun pengkoreksian (Muhaimin,2010;16).
          Ketika manajemen pendidikan dibangun di atas landasan Al-Qur’an dan Hadits, akan menghasilkan nilai lebih, di antaranya :
1.                  Proses penyusunan rencana yang lebih futuristic. Perencanaan bukan cuma bersifat jangka pendek, menengah dan panjang yang kesemuanya dalam etape kehidupan  di dunia saja , bahkan ada juga penyusunan rencana jangka abadai ialah mengkondisikan peserta ajar semoga mampu menjadi penghuni surga. Kehidupan darul baka yakni baka, tidak terbatas waktu, sehingga perlu diupayakan lebih sungguh-sungguh ketimbang sekedar meraih kelayakan kehidupan di dunia yang hanya sekitar 70 tahun.
2.                  Proses organizing dan actuating yang ber-giroh besar lengan berkuasa. Bagi seorang muslim, suatu perbuatan yang mendapat penguatan dan wangsit dari AlQur’an dan Hadits menciptakan yang bersangkutan lebih semangat dalam menjalankannya sebab memiliki nilai ibadah dan mencicipi support  dari Alloh. Dalam hal organizing bahkan dengan tegas Alloh menyebutkan bahwa diri NYA sungguh menyayangi itu. Juga dalam hal actuating Alloh tidak menggemari orang-orang yang sekedar mempersiapkan tetapi tidak melaksanakannya.
3.                  Proses self control yang besar lengan berkuasa. Dalam perspektif seorang muslim, control bukan cuma dilaksanakan oleh atasan, lembaga atau tata cara tetapi juga diawasi oleh Alloh. Di sinilah kesempatanhadirnya efisiensi dalam controlling, ialah dikala atasan, lembaga atau metode sedang tidak mampu mengontrolnya, seorang muslim tetap meyakini bahwa ada yang Maha Mengawasi yang selalu mengatur dirinya.
       Tentang bagaimana nilai – nilai dan ide dari Al Qur’an dan Hadits ihwal banyak sekali hal di atas, akan dirinci pada pembahasan berikut ini.
B.                 Petunjuk Al-Qur’an Dan Hadits Dalam Aplikasinya
         Salah satu fungsi Al-Qu’an yaitu sebagai sumber unspirasi (isyarat ) maka tidak akan ada keringnya ketika dikaji untuk dikaitkan dengan aneka macam bidang kehidupan insan, termasuk bidang manajemen.
1.      Petunjuk Al-Qur’an dan Hadits Tentang Fungsi Manajemen
     Di atas sudah dibahas wacana beberapa fungsi administrasi yakni; rencana, organizing, actuating dan controlling. Untuk keempat hal ini, terdapat ilham dalam Al – Qur’an selaku berikut :
a.    Planning
     Planning adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Saefullah, 2012;22). Dalam Al Qur’an didapatkan ayat selaku berikut :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسُ مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُ
 بِمَا تَعْمَلُونَ 18
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri mengamati apa yang telah dibuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Alloh, sungguh Alloh mengenali apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr/59;18)
          Dalam ayat tersebut, ada isyarat bahwa penyusunan rencana mesti melibatkan pengalaman - pengalaman periode kemudian, yang dalam proses pendidikan di antaranya yakni potensi – potensi yang ada dalam diri  pendidik maupun peserta didik.
          Dari sisi jangka waktunya, perencanaan ada yang berbentukjangka pendek, menengah dan panjang. Ketiga perencanaan tersebut dibentuk dalam cakupan kehidupan dunia yang itu juga dibolehkan Alloh yang kesemuanya merupakan proses awal untuk menuju kehidupan yang labadi yaitu kehidupan di kampung akhirat. Untuk itulah rencanaan jangka pendek mesti menunjang pencapaian rencanaan jangka menengah. Rencana jangka menengah harus menuju tercapainya planning jangka panjang dan rencana jangka panjang mesti dalam upaya meraih tujuan planning jangka infinit.
        Perintah untuk mengutamakan jangka baka ini mirip Firman Alloh :
وَابْتَغِ فِيمَآءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلأَخِرَةَ ولاَتَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَآأَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَتَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ 77
Dan carilah apa yang dianugerahkan Alloh kepadamu ,ialah negeri akhirat dan janganlah kau melupakan babmu dari (kenikmatan) duniawi. (QS. Al-Qoshosh/28;77).
b.   Organizing
         Organizing yakni kolaborasi antara dua orang atau lebih dalam cara yang teratur untuk meraih sasaran spesifik atau sejumlah target (Saefullah, 2012;22). Kata kunci dalam pemahaman ini adalah koordinasi yang terstruktur. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat berikut:
إنَّ اللهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَانٌ مَّرْصُوصٌ
Sungguh Alloh menggemari orang-orang yang berjihad di jalan-NYA dalam barisan yang terorganisir seperti mereka mirip sebuah bangunan yang tersusun kokoh (QS. Ash-Shoff/61;4).
        Perencanaan yang baik perlu ditindaklanjuti dengan pengorganisasian yang bagus. Pada ayat ini Alloh menunjukkan citra yang sungguh memudahkan kita untuk memahaminya yakni bangunan yang kuat. Pemilihan diksi ini memperlihatkan pandangan baru; keterkaitan antar unsur, kokoh, saling menguatkan, terencana yang itu semua sangat diperlukan untuk terwujudnya pengorganisasian yang bagus.

c.    Actuating
        Actuating ialah keseluruhan usaha, tehnik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi supaya mau dan nrimo bekerja dengan sebaik-baiknya demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efisien dan ekonomis (Hasibuan, 2008;25).
         Planning dan organizing tidak akan menghasilkan apa-apa kalau tidak ditindak lanjuti dengan eksekusi, pelaksanaan atau penerapan. Sikap mirip ini sangat tidak disenangi Alloh sebagaimana firmanNYA :
 كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللهِ أَن تَقُولُوا مَالاَتَفْعَلُونَ 3
Amat besar kebencian di segi Alloh bahwa kamu menyampaikan apa-apa yang tiada kamu lakukan (QS.Ash-Shoff/61;3)
         Perencanaan dan pengorganisasian cuma akan menjadi tidak berguna jika tidak dilanjuti dengan pelaksanaan, bahkan Alloh memilih diksi “kaburo maqtan” untuk kasus seperti ini.


d.        Controling
         Controlling adalah penilaian dan pengawasan terhadap segala hal yang dikerjakan  anggota organisasi sehingga dapat diarahkan ke jalan yang benar sesuai tujuan ( Saefullah, 2012;38).
         Kisah Nabi Sulaiman yang termuat dalam Al-Qur’an menunjukkan ilham akan pentingnya controlling ini. Saat menyimak laporan dari salah satu anak buahnya, ia lalu mengucapkan :
قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ 27
Berkata (Sulaiman), “Akan kami lihat, apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang dusta (QS.An-Naml/27;27).
        Bahkan pengawasan bukan hanya dijalankan oleh insan, namun juga oleh malaikat, sebagaimana ayat berikut :
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ 10 كِرَامًا كَاتِبِينَ 11 يَعْلَمُونَ مَاتَفْعَلُونَ 12
Dan sangat bagi kau ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia dan yang mencatat, mereka mengenali apa yang kamu kerjakan (QS.Al-Infithor/82;10-13).
         Allah menugaskan para malaikat untuk memantau insan dan mencatat apa saja yang dijalankan oleh manusia. Ini memperlihatkan inspirasi bahwa pengawasan itu penting, perlu didukung data yang valid, dan tidak harus dilakukan sendiri oleh atasan namun bisa melibatkan komponen lain baik internal maupun external mirip lembaga penjamin kualitas, exterdal auditor dsb.

2.  Petunjuk Al-Qur’an dan Hadits tentang  Prinsip – Prinsip Manajemen Pendidikan
         Dalam manajemen terdapat prinsip – prinsip yang merupakan pedoman lazim atau pegangan utama pelaksanaan kegiatan manajerial, yang memilih keberhasilan pengelolaan organisasi (Sefullah, 2012;10).
         Berikut ditemukan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits yang memperlihatkan wangsit ihwal prinsip-prinsip administrasi:
a.      Menjalankan Amanah
        Peserta ajar yakni amanah yang sudah diberikan terhadap para pendidik. Melaksanakan amanah yaitu keharusan sebagaimana firman Alloh :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Alloh dan Rosul dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, padahal kau mengenali (QS.Al-Anfal/8;27)

b.   Inovatif
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
Apabila kamu telah tamat mengerjakan suatu urusan maka segera kerjakan dengan benar-benar urrusan lainnya (Qs.Al-Insyiroh/94;7)
        Inspirasi dari ayat tersebut ialah jika sudah meraih sebuah target hendaklah segera dibuat sasaran baru begitu secara terus menerus. Juga memberikan ilham biar tidak puas diri dengan prestasi yang ada, tetapi terus berinovasi.

c.    Efisien
يَابَنِي ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَتُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sungguh Alloh tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (QS.Al-A’rof/7;31).
         Dalam hal baju dan makanan saja Alloh memberikan isyarat dengan jelas. Apalagi dalam hal pengelolaan administrasi yang jauh lebih banyak penggunaan anggarannya dituntut seefisien mungkin alasannya adalah bila tidak diperhatikan akan banyak biaya pengadaan fasilitas dan pembiayaan aktivitas yang terbuang dengan percuma.

d.   Kontinyu
         Kontinyu sangat diharapkan dalam administrasi pendidikan untuk memutuskan program atau kebijakan yang aktual terus menghadirkan faedah dan bisa mencapai targetnya. Sifat cepat bosan yang banyak menghinggapi dunia pendidikan mengakibatkan  acara-acara positif yang terbengkalai di tengah  jalan.
عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ حَدَثِيْنِى بِأَحَبِّ الْعَمَلِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ اَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَيْهِ الَّذِيْ يَدُوْمُ عَلَيْهِ الرَّجُلُ وَإِنْ كَانَ يَسِيْرًا
(رواه أحمد)
 Al-Aswad berkata “Saya berkata kepada Aisyah, “tolong ceritakan kepadaku amalan yang paling disukai oleh Rosululloh. Aisyah berkata, “Amalan yang paling dia sukai adalah yang dikerjakan oleh seseorang secara kontinyu meskipun amalan itu ringan” ( HR Ahmad  No. 23675)

e.    Pertanggungjawaban di akhirat secara perorangan
         Interaksi antar anggota organisasi dalam kesatuan administrasi sungguh dibutuhkan untuk menentukan tujuan, menerapkan acara dan mempertanggung-jawabkannya. Di sinilah terjadinya pertarungan wangsit dalam penyusunan rencana,  tarik menarik antar kepentingan dalam pelaksanaan yang sangat mungkin terjadinya penyimpangan dari tujuan semula, bahkan tidak mungkin melanggar norma budaya dan hukum agama. Saat di akhiratpun akan dimintai pertanggungjawaban,namun bersifat individual, sebagaimana firman Alloh :
وَلاَتَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُم مَّرْجِعَكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَاكُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ 164
Seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmu kamu kembali, dan akan diberitakanNYA kepadamu wacana apa yang kau perselisihkan (QS. Al-An’am/7;164).

f.     Pertanggungjawaban di dunia secara individual dan kolektif
        Berbeda dengan di akhirat yang pertanggungjawabannya bersifat individual, di dunia ada pertanggungjawaban secara kolektif. Bila terjadi penyimpangan – penyimpangan dalam sebuah forum pendidikan maka yang akan mendapatkan akhirnya bukan hanya pelakunya tetapi seluruh unsur akan terkena juga dampaknya. Di sinilah pentingnya saling mengingatkan dan menguatkan  untuk mentaati hukum yang ada. Hal seperti ini sebagaimana firman Allah :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا للهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ 24 وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَتُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ 25
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah permintaan Alloh dan undangan rosul bila rosul menyeru kau kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sangat Allah membatasi antara manusia dengan hatinya dan sangat kepadaNYA lah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dholim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNYA (QS.Al-Anfal/8;24-25).

3.      Petunjuk Al-Qur’an dan Hadits tentang Manajemen Kurikulum & Kelas
        Manajemen kelas ialah serangkaian sikap atau tindakan guru dalam upaya menciptakan dan memelihara keadaan kelas yang memungkinkan para murid mencapai tujuan tujuan belajarnya sec ara efisien (Antonio, 2011;62). Berikut disampaikan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits yang  menawarkan ide perihal administrasi kurikulum dan manajemen kelas.

a.    Design kurikulum yang siap menghadapi globalisasi
“Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke negeri Cina” (HR. Al-Baihaqiy no. 1612).
         Perintah ini sangat futuristic disampaikan dulu pada zaman Nabi. Perintah ini menawarkan ide dalam menghadapi globalisasi yang mustahil dibendung pada ketika ini. Tugas manajemen pendidikan yaitu mendesign kurikulum yang bisa merencanakan peserta ajar dalam menghadapi globalisasi.

b.   Design Kurikulum yang mengamati fisik dan ilmu
        Saat bangsa Israel memprotes terhadap salah satu nabinya yang sudah menetapkan Thalut menjadi pemimpin bagi mereka dengan argumentasi bahwa Thalut hanya seorang petani dan perternak miskin dari desa, maka sang Nabi menunjukkan argument wacana kelebihan Thalut selaku berikut :
قَالَ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَن يَشَآءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمُُ 247
Nabi mereka berkata, “ Sungguh Alloh sudah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa” (QS.Al-Baqoroh/2; 247).
        Dari cerita ini terdapat ilham bahwa untuk menciptakan output pendidikan yang mempunyai daya saing global maka peserta latih mesti disiapkan menguasai ilmu dan mempunyai fisik yang bagus.

c.    Penjajakan  dan Pengelompokkan
           Penjajakan merupakan langkah awal seorang guru untuk melihat keadaan obyektif kesanggupan murid. Penjajakan ini sangat penting untuk membuat lebih mudah guru dalam menyusun planning pembelajaran yang mencakup bahan dan metode. Rosululloh memberi pola dengan sabda ia :
“Kami para nabi diperintahkan untuk memosisikan insan sesuai dengan posisinya masing-masing dan menjelaskan mereka sesuai dengan tingkat logika mereka”.

d.   Penggunaan Multimedia
عَنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ خَطًّا مُرَبَّعًا وَخَطَّ خَطًّا فِى الْوَسَطِ
 خَارِجًا مِنْهُ. وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هذَا الَّذِى فِى الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِى
فِى الْوَسَطِ وَقَالَ: هذَا الإِنْسَانُ وَهَذَا اَجَلُهُ مُحِيْطًا بِهِ أَوْقَدَ أَحَطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِى
 هُوَ خَارِجٌ اَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الأَعْرَاضُ. فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا.
 وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا (رواه البخارى)
Rosululloh pernah membuat garis mirip bujur kandang, kemudian membuat garis di bab tengah hingga keluar bujur kandang tersebut. Kemudian dia menciptakan garis – garis kecil menuju garis tengah dari salah satu segi garis tengah tersebut. Beliau kemudian berkata “Ini yakni manusia. Ini ajalnya yang mengitari dirinya. Ini ialah orang yang keluar dari cita citanya, sedangkan garis kecil ini adalah rintangan – rintangan. Jika beliau telah melangkah di sini, garis ini akan memotongnya. Jika dia melakukan kesalahan di sini, garis ini akan memotongnya”. (HR. Bukhori Hadits No. 6417, Jilid 7 hlm 220.
Untuk memudahkan mengetahui isi hadits tersebut, berikut contoh gambarnya :


 









Garis bujur sangkar           = ajal maut
Garis panjang                      = cita – cita
Garis-garis pendek             = rintangan-rintangan
          Dari peristiwa ini kita mampu membayangkan bahwa kalau Rosululloh hanya memakai verbal maka para sahabat akan sulit mengetahui tujuannya. Untuk itulah Rosululloh memakai media visual untuk mempermudah dalam menunjukan maksudnya.

e.    Peragaan
           Saat menerangkan sistem sholat, nabi memakai tehnik peragaan sebagaimana sabda beliau :
صَلُّوْ كَمَا رَاَتُمُوْنِى أُصَلِّى
Sholatlah sebagaimana engkau menyaksikan saya sholat (HR. Bukhori No. 6705)
          Ketika murid berguru hanya dengan cara mendengarkan, maka akan condong lupa, tetapi dikala melihat maka akan condong ingat.
f.     Komunikatif
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحَدِّثُ حَدِيْثًا
 لَوَعَدَّهُ الْعَادُّ لَاَحْصَاهُ (رواه البخارى)
Dari Aisyah berkata “Rosululloh  tidak mengatakan seperti cara kalian mengatakan. Beliau berbicara dengan ucapan yang terdapat jeda di dalamnya. Sehingga orang yang duduk di bersamanya akan mengenang ucapan beliau. (HR. Bukharo 3567 jilid 4 hlm 529)
          Komunikatif  tidak identik dengan banyak bicara. Komunikatif adalah kesanggupan memperoleh persoalan, merumuskan persoalan, menciptakan argument, menciptakan penyelesaian dan mampu menyampaikannya dengan jelas dan runtut.

g.    Penggunaan Metode Cerita
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ مَاكَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِن تَصْدِيقَ
 الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ 111
Sesungguhnya pada kisah-cerita mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai  akal. Al-Qur’an itu bukanlah kisah yang dibentuk-buat akan namun membenarkan yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk bagi kaum yang beriman (QS. Yusuf/12;111)
           Manfaat besar dari penggunaan dongeng dalam pembelajaran  adalah efektif berbagi otak kanan secara baik. Otak kanan yang meningkat optimal akan menghasilkan murid yang kreatif dan inovatif bukan sekedar logis-kiritis.


h.   Argumentatif
عَنْ اَبِى أُمَامَةَ قَالَ إِنَّ فَتَى شَابًا اَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
 يَا رَسُوْلَ اللهِ اِئْذَنْ لِى بِالزِّنَا فَاَقْبَلَ الْقُوْمُ عَلَيْهِ فَزَجَرُوْهُ قَالُوْ مَهْ مَهْ فَقَالَ
ادْنُهْ فَدَنَا مِنْهُ قَرِيْبًا قَالَ فَجَلَسَ قَالَ اَتُحِبُّ لِاُمِكَ فَقَالَ وَاللهِ جَعَلَنِى اللهُ
 فِدَائَكَ قَالَ وَلاَ النَّاس يُحِبُّوْنَهُ لِاُمَّهَاتِهِمْ  قَالَ اَفَتُحِبُّهُ لِابْنَتِكَ قَالَ لاَ وَاللهِ
 يَارَسُوْلَ اللهِ جَعَلَنِى اللهُ  فِدَائَكَ قَالَ وَلاَ النَّاسُ يُحِبُّوْنَهُ لِبَنَاتِهِمْ  قَالَ اَفَتُحِبُّهُ
لِاُخْتِكَ قَالَ لاَ وَاللهِ جَعَلَنِى اللهُ  فِدَائَكَ قَالَ وَلاَ النَّاسُ يُحِبُّوْنَهُ لِاَخَوَاتِهِمْ
...... فَلَمْ يَكُنْ بَعْدَ ذلِكَ الْفَتَى يَلْتَفِتْ اِلَى (رواه أحمد)
 Seorang cowok menemui Rosululloh, ”Ya Rosululloh izinkan saya untuk  berzina ” pintanya. Mendengar seruan gila itu orang-orangpun berkumpul dan memakinya. “Dekatkan beliau padaku” ujar Rosululloh. Orang-orangpun mendekatkannya ke hadapan nabi. Setelah menyuruhnya duduk, Rosululloh bertanya “Apakah kau suka kalu ibumu berzina?’ “Tidak, Demi Alloh, supaya Alloh menjadikanku sebagai tebusannya” jawab pemuda. “Apakah kau rela kalau putrimu berzina?” Tanya nabi. Pemuda kembali menjawab “ Tidak”. Nabipun menanyakan lagi perihal apakah ia rela jika kerabat perempuan, bibi dari ayah, dan saudara perempuan ibunya berzina. Sang perjaka menjawab tegas “tidak”…………. Setelah itu perjaka itu tidak melirik apapun (HR Ahmad No. 21185)
           Pendekatan iman memang efisien dalam pembelajaran, tetapi kurang efektif. Berbeda dengan pendekatan argumentative akan menghantarkan proses pembelajaran yang efektif karena hal fundamental dari proses pendidikan ialah pengembangan akal.

i.      Pembiasaan
عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ حَدَثِيْنِى بِأَحَبِّ الْعَمَلِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
 اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ اَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَيْهِ الَّذِيْ يَدُوْمُ عَلَيْهِ الرَّجُلُ
 وَإِنْ كَانَ يَسِيْرًا (رواه أحمد)
Al Aswad berkata “Saya berkata kepada Aisyah, “Tolong ceritakan kepadaku amalan yang paling disukai oleh Rosululloh. Aisyah berkata, “amalan yang paling dia senangi yakni yang dilaksanakan oleh seseorang secara kontinyu meskipun amalan itu ringan (HR. Ahmad No.  23675 ).

j.     Analogi dan Studi Kasus
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اَرَاَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ
 أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئٌ قَالُوْا لاَ يَبْقَى
مِنْ دَرَنِهِ شَيْئٌ قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُوْ اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا
 (رواه مسلم)
Rosululloh bersabda “Bagaimana menurut pendapatmu jikalau ada sungai di depan pintu rumah seseorang. Dia mandi di sana sebanyak lima kali sehari. Apakah masih tersisa daki pada tubuhnya?”. Para sobat menjawab “ Tidak akan tersisa lagi dakinya”. Nabi bersabda “Itulah perumpamaan sholat lima waktu, Alloh akan meniadakan banyak sekali kesalahan dengan sholat itu”. (HR. Muslim No. 1554(1071?)

k.   Memotivasi
         Rasulullah juga memakai tehnik memotivasi dalam mendidik para sahabatnya, sebagaimana terjadi saat ia menawarkan penghargaan kepada mereka yang mengamati para janda dan orang miskin sebagaimana pada hadits berikut :
عَنْ أَبِىْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّاعِة عَلَى اْلأَرْمِلَةِ
 وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيْلِ اللهِ اَوِ الْقَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَ (رواه البخارى)
 “Orang yang berupaya untuk para janda dan orang – orang miskin seperti mujahid di jalan Alloh yang tidak pernah letih dan juga seperti orang yang sholat malam dan berpuasa di siang hari”. (HR. Bukhori 5353 Jilid 5 hl. 529).




l.      Punishment
          Punishment bukan saja berfaedah untuk murid akseptor punishment tersebut, namun juga berguna bagi murid yang lain yakni menumbuhkan rasa bersyukur alasannya telah menunaikan peran sehingga terhindar dari punishment.
Punishment ini penting sebagaimana tergambar dalam perintah Nabi dalam mendidik anak untuk melaksanakan sholat.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُّ الصَّبِيَ بِالصَّلاَةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِيْنَ وَإِذَا
بَلَغَ عَشْرَ سِنِيْنَ فَاضْرِبُوْهُ عَلَيْهَا (رواه أبو داود)

“Perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan sholat ketika umurnya tujuh tahun. Pukullah mereka ketika berumur 10 tahun” (HR. Abu Dawud No. 417)

C.  Urgensi Kajian ini Dalam Pendidikan
          Mengkaji manajemen pendidikan dari perspektif Al-Qur’an dan hadits sudah banyak dikerjakan banyak sekali pihak. Proses ini ialah kelanjutan dari rangkaian gerbong islamisasi ilmu pengetahuan. Dikarenakan ketika ini manajemen pendidikan telah merupakan kajian ilmu tersendiri, maka islamisasi ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu manajemen pendidikan merupakan suatu keperluan.
          Nabi Muhammad merupakan sosok pendidik yang menerapkan Al-Qur’an secara totalitas  dengan didukung kecerdasan dia sebagai seorang pendidik. Proses pendidikannya telah terbukti sukses dengan lahirnya tata sosial yang berperadaban maju hingga kala – kurun sesudahnya. Proses pendidikan yang demikian mustahil jikalau tanpa desain manajemen yang memadai. Di sinilah pentingnya mengkaji administrasi dari perspektif Al-Qur’an dan meneliti bagaimana kecerdasan Nabi yang sebagiannya sukses direkam dalam Hadits.
        Ilmu manajemen pendidikan memudahkan para pengelola  menciptakan perencanaan pendidikan. Dengan adanya kajian administrasi pendidikan perspektif Al-Qur’an dan Hadits akan menghasilkan proses pendidikan yang menciptakan output yang bisa menciptakan  planning hidup jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang dan jangka baka dan tentu dengan usaha bagaimana menjangkau semuanya.
         Ada adagium  “Dengan ilmu hidup jadi gampang ”. Salah satu manfaat dari ilmu administrasi pendidikan ialah memberikan struktur ilmu sedemikian rupa sehingga gampang dalam mengurus pendidikan. Ketika hanya berhenti pada desain gampang, maka yang jadi outputnya tergantung pada filsafat yang paling mensugesti forum pendidikan bersangkutan. Filsafat kebebasan individu yang pada tahap selanjutnya justru berkembang menjadi paham menguasai orang lain akan menghasilkan exploitasi manusia atas manusia. Dengan demikian konsep “dengan ilmu hidup menjadi gampang” maka akan menghasilkan insan yang “gampang” mengexploitasi insan lainnya. Di sinilah pentingnya menunjukkan wangsit dari Al-Qur’an dan Hadits bahwa mudah disitu yakni gampang kesuksesan darul baka sebagai hal utama. Dengan perspektif ini akan menciptakan perjuangan memudahkan orang lain agar mudah juga menggapai berhasil sejak di dunia sampai akhirat.






















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
       Dari uraian di atas mampu disimpulkan bahwa :
1.                  Manajemen pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Hadits yakni administrasi yang memposisikan Al-Qur’an dan Hadits selaku sumber pandangan baru dan sumber konsultasi. Proses keduanya bisa secara induktif maupun deduktif.
2.                  Al-Qur’an dan Hadits memperlihatkan penguatan dan penyempurnaan pada manjemen pendidikan dalam penyusunan rencana yang perlu memasukkan bagian jangka infinit.
3.                  Banyak ditemukan wangsit dalam Al-Qur’an dan  Hadits wacana prinsip dan aplikasi administrasi pendidikan.
4.                  Kajian ini perlu terus dijalankan untuk menemukan rancangan ideal yang kongkret dengan menjiplak Nabi Muhammad yang sudah sukses mendidik para sahabat dan generasi sesudahnya sehingga menghasilkan peradaban yang maju.
5.                  Kajian ini juga penting untuk mengantisipasi lahirnya output pendidikan yang individualistic-materialistik dan exploitative.


















DAFTAR PUSTAKA
Al-Bukhori, Muhammad bin Ismail.1992. Shokhikhul Bukhoriy.Beirut:Darul Kutubul
 ‘ilmi.
Antonio, Muhammad Syafii.2011. Leadership & Manajemen Muhammad SAW; Sang
 Pembelajar dan Guru Peradaban. Jakarta: Tazkia Publishing.
Departemen Agama RI.2000.Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang;
CV.Diponegoro.
Hasibuan.2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:Alfabet.
er.com/search?q=
Muhaimin.2010.Manajemen Pendidikan.2010:Kencana.
Saefullah. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Terry, R.George. 2005. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini.2011.Manajemen;Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.Jakarta:Bumi                  
Aksara.



Sumber http://nuradeliayuliantiap.blogspot.com


EmoticonEmoticon