Jumat, 07 Februari 2020

Angin Anabatik: Pengertian, Penyebab, Dampaknya


Angin merupakan bab dari udara yang bergerak. Angin yang kita pahami selama ini ternyata terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan asal terbentuk dan lokasinya.





Salah satu angin yang perlu kita pahami berjulukan angin anabatik. Bisa dibilang jika angin anabatik merupakan kebalikan dari angin katabatik dan cuma dapat ditemukan di sekitar daerah gunung atau pegunungan saja.





Dan untuk mengetahui lebih lanjut apa itu angin anabatik, mari disimak penjelasannya di bawah ini!





Pengertian Angin Anabatik





Istilah anabatik berasal dari bahasa Yunani  ialah “anabatos” atau secara lisan dibaca dengan “anabainein” memiliki arti bergerak ke atas. Dapat diartikan bahwa angin anabatik merupakan angin hangat yang bertiup ke arah lereng atau segi gunung yang curam balasan dorongan oleh pemanasan lereng lewat insolasi.





Jika angin katabatik ialah angin yang bergerak dari puncak gunung ke arah lembah, maka angin anabatik yaitu angin yang bergerak dari arah lembah gunung ke puncak gunung. Angin anabatik bisa juga disebut sebagai angin lembah dan anabatik biasanya terjadi pada siang hari dalam keadaan cuaca cerah dan damai.





Angin anabatik juga mampu diartikan selaku angin setempat yang berhembus ke atas bukit atau lereng gunung, berhadapan dengan matahari. Sebab dikala matahari memanasi sisi lereng tersebut, udara lebih cepat naik ketimbang udara yang berada di dataran yang masih berada pada ketinggian sama.





Akibat pemanasan ini, kepadatan udara menjadi turun dan membuat udara menjadi naik. Lebih banyak udara naik dari bawah, maka angin yang dihasilkan juga kian banyak. Angin anabatik sering mencapai kecepatan antara 3 -5 meter per detik.





Angin anabatik senantiasa bergerak di sekeliling lembah saja. Angin anabatik dapat diartikan selaku salah satu angin lokal yang berhembus dari lembah menuju ke atas gunung.





Penyebab Angin Anabatik





Penyebab terjadinya angin anabatik yakni adanya perbedaan tekanan udara antara yang berada di puncak gunung dan wilayah lembah. Pada siang hari, suhu udara di gunung atau pegunungan menjadi lebih tinggi jikalau dibandingkan dengan yang berada di lembah.





Hal ini membuat tekanan udara di sekitar gunung menjadi lebih rendah, sedangkan tekanan udara yang berada di sekeliling lembah menjadi lebih tinggi. Sehingga terciptalah aliran udara yang bergerak dari lembah mengalir naik ke arah puncak gunung.





Angin anabatik bekerjsama dihasilkan oleh adanya radiasi ultraviolet atau penyinaran matahari yang memanaskan bagian bawah daerah atau daerah orografik atau lembah gunung. Akibat kapasitas panas yang terbatas, permukaan wilayah orografik ini langsung memanaskan udara di atasnya secara konduksi.





Ketika udara mulai menghangat, volumenya menjadi meningkat, sehingga kepadatan udara dan tekanan udaranya mengalami penurunan. Akhirnya udara menjadi terangkat dan naik ke lereng orografik untuk menghasilkan pemikiran angin anabatik.





Proses Angin Anabatik





Proses terjadinya angin anabatik berbeda dengan angin katabatik. Angin anabatik terjadi pada siang hari atau tepatnya pada pagi hari sampai menjelang sore hari. Hal ini menyebabkan wilayah lereng gunung memperoleh panas lebih cepat dan lebih besar akhir radiasi matahari.





Pada bab dataran rendah udara menjadi lebih hambar daripada udara yang berada di atas lereng gunung. Oleh alasannya adalah itu udara di lereng gunung menjadi lebih labil dan cendrung bergerak menaiki lereng.





Saat udara yang relatif masbodoh ini dipindahkan, sebagian udara tersebut bergerak ke bawah untuk “mengisi kembali” kawasan lembah dan proses pemanasan secara konduksi dimulai lagi.





Intensitas dan proses terjadinya angin anabatik cukup bervariasi. Namun secara lazim angin anabatik akan lebih terasa ketika sedang trend panas atau dalam kondisi matahari bersinar dengan lebih intens, sehingga menciptakan angin dengan kecepatan 10 – 30 knot.





Bahkan angin anabatik mampu mengalir lebih jauh dari puncak orografik dikala siang hari, kemudian mendingin ketika naik secara vertikal (konveksi).





Pergerakan udara dari lereng ke arah puncak gunung ini membuat angin berjulukan angin anabatik.





Dampak Angin Anabatik





Adanya angin anabatik ternyata mempunyai efek yang bisa mensugesti sekitarnya. Dampaknya yaitu:





Tercipta Awan Konvektif





Apabila udara yang dialirkan cukup untuk didinginkan hingga mencapai suhu titik embun udara. Udara tersebut dapat mengembunkan kandungan uap airnya sampai karenanya dapat menciptakan awan konvektif.





Bahkan kalau udara yang terkumpul tidak cukup stabil dan mengalami pendinginan secara adiabatis hingga ke bawah titik embunnya, ada kemungkinan awan konvektif dapat berubah bentuk menjadi awan cumulonimbus (kumulonimbus) penyebab timbulnya hujan dan angin kencang diikuti petir orografis.





Dapat Dimanfaatkan Oleh Pilot Pesawat Kecil





Adanya angin anabatik ternyata dapat dimanfaatkan oleh beberapa pilot pesawat bermesin piston untuk mampu naik sampai ke puncak gunung. Bahkan para pilot dianjurkan untuk melayang ke segi lembah yang memperoleh sinar matahari pada ketinggian tertentu untuk menghindari angin katabatik.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon