Di periode lalu hujan meteor ini diketahui dengan nama Giacobinids, yang mana yakni hujan meteor yang berasal dari komet 21P/Giacobini-Zinner. Memang, kebanyakan hujan meteor dinamai menurut konstelasi asal pendaran mereka, bukan dari komet asal mereka. Namun Draconid mempunyai nama alias yang berasal dari komet asal mereka untuk mengingat bagaimana umat insan dapat memahami fenomena meteor.
Komet ini didapatkan tanggal 20 Desember 1900, terpola 6,6 tahun. Terakhir kali tampakpada 11 Februari 2012, kemudian akan datang lagi pada tanggal 10 September 2018. Diameter dari komet ini diperkirakan 2 km. 13 tahun kemudian, nama Zinner ditambahkan di belakangnya. Pada dikala itu, para astronom berpikir bahwa meteor dan komet itu berhubungan, maka dari itu mereka mencoba untuk menghubung-hubungkan bermacam-macam komet dengan pertunjukan spektakuler yang ditontonkan oleh meteor.
Hujan meteor Oktober Draconid ini dinamai dari konstelasi Draco karena berpendar dari lisan sang Naga. Konstelasi ini berada di Bumi bab utara. Maka, kebalikan dari hujan meteor Eta Aquarid, hujan meteor ini memanjakan para penikmat hujan meteor yang berada di Bumi cuilan utara seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Asia utara.
Draconid terlihat semenjak 6-10 Oktober, dengan puncaknya pada tanggal 8 Oktober. Kecepatan lajunya cukup lambat, adalah 20 km/detik. Draconid dapat dilihat dengan sangat baik pada sore hari, tepat setelah matahari terbenam dengan langit malam yang gelap. Hujan meteor ini umumnya cukup sepi, cuma tampak5 meteor dalam satu jam. Namun ketika sang Naga terbangun, jumlah pendaran meteor per jam mampu berkembangdrastis.
ZHR hujan meteor ini bervariasi, namun pada tahun 1933 dan 1946, AHR nya dapat mencapai ribuan meteor perjam. Ledakan hujan meteor ini terjadi saat Bumi berada di area yang kental dengan banyak abu-debu reruntuhan komet. Misalnya tahun 1998, mendadak terjadi outburst, dan memuncak lagi pada tahun 2005. Tahun 2011 juga terjadi outburst besar yang mampu disaksikan oleh siapa pun di seluruh Bumi, walau pada dikala itu bulan sedang bersinar dengan terangnya tetapi hujan meteor tersebut masih bisa terlihat. Pengamat di Eropa mencatat ada 600 meteor yang terlihat dikala itu. Tahun 2012, radar menangkap ada 1000 meteor dalam satu jam.
Bagaimana mampu meteor Draconid jatuh dengan jumlah yang tidak dapat ditebak? Kenapa beberapa tahun mengalami hujan yang begitu deras sedangkan tahun lainnya cuma jatuh sedikit saja?
Jawabannya yaitu sebab Komet Giacobini-Zinner saat itu di tahun 2011 sedang berada di titik terdekat dengan matahari (perihelion). Berhubung meteor ialah puing-puing yang terlepas dari komet, maka dari itu ketika ada komet sumbernya berada cukup erat dengan matahari, maka timbullah banyak kikisan.
Walau hal ini tidak selalu terjadi. Ketika komet tersebut kembali di tahun 1998, hujan meteor Draconids yang turun pada tahun tersebut cukup rendah; sebanyak 100 meteor per jam. Sedangkan prediksi jatuhnya meteor juga tidak selalu benar dan merata di semua bab cuilan Bumi. Di tahun 2018 ini, bulan baru timbul saat Draconid berpendar. Itu artinya kita mampu menyaksikan hujan meteor ini dengan terang. Namun pada tahun ini tidak ada prediksi mengenai outburst.
Tidak peduli dimanapun anda berada, meteor ini tetap akan tampaksangat bagus pada sore hari sekitar matahari terbenam. Namun tentunya bagi yang tinggal di Bumi bab selatan akan mengalami sedikit kesusahan untuk menyaksikan Draconid. Berhubung konstelasi ini cuma muncul sebentar saja di Bumi kepingan selatan. Bisa saja anda melihatnya pada dikala puncak hujan meteor itu terjadi.
Orang yang hidup di Bumi bagian selatan erat dengan garis khatulistiwa mungkin akan sedikit beruntung. Carilah buntang Rastaban dan Eltanin, yang sedikit mepet dengan garis horizon di sisi utara pada malam hari di permulaan Oktober. Senja hari adalah potensi terakhir untuk menyaksikan kepala dari sang naga tersebut. Karena konstelasi Draco tidak lagi terlihat saat malam tiba.
Mendengarkan Aktivitas Meteor
Pada tahun 2011, teman-sobat di Amerika Utara tidak dapat melihat hujan meteor Draconid secara pribadi alasannya puncak hujan meteor itu terjadi pada siang hari. Namun mereka dapat mendengar Draconid lewat radio.
Karena jejak bercahaya yang dihasilkan sekecil partisi debu, tersebar oleh komet yang menyisir atmosfer Bumi dalam kecepatan 19 km/detik, maka mereka memancarkan gelombang radio yang efektif. Hal ini menjadikan bunyi di kejauhan dari sinyal radio yang secara singkat dimentalkan oleh jejak ion yang diakibatkan oleh meteor-meteor ini. Mereka terdengar mirip suara “ping” atau suara siulan.
Michael Boschat dari Halifax, Nova Scotia, mendengarkan Draconids melalui antena untuk menangkap gelombang analog TV di frekuensi 67.24 MHz. pada pukul 2 siang waktu lokal. Dia mendengar ada 34 meteor yang melintas, namun tiga jam lalu jumlah sinyal berkembangjadi 105 meteor. Tak lama kemudian kegiatan tersebut lalu rampung.
Fenomena Hujan Meteor Draconid yang Tertangkap Kamera
- Foto ini diambil oleh Pere Soler pada bulan Oktober 2011. Saat itu diperlukan Draconid lebih banyak dari tahun sebelumnya, tetapi berhubung ada bulan Purnama membatasi, maka jumlah meteor yang tampakcukup terbatas.
- Penampakan Komet Giacobini-Zinner, yang diabadikan oleh Kitt Peak teleskop 0.9-meter di tahun 1998. Komet ini menciptakan jejak abu dan reruntuhan yang dilewati Bumi dan membuat hujan meteor Draconid.
- Pada gambar yang indah ini, terlihat hujan meteor yang bercampur dengan aurora, berlokasi di Greenland. Fotografer Ed Stockard menyampaikan, “saat-saat hujan meteor Draconid yang berjatuhan di Greenland tidak tepat. Kegelapan datang begitu cepat sesudah meteor berjatuhan. Di cuilan bumi utara yang mendekati kutub, kegelapan tidak tiba dengan segera mirip di daerah khatulistiwa. Karena di tempat ini matahari menyisir horizontal. Sementara itu meteor Draconid tidak tampakkasat mata tetapi menunjukkan pemandangan aurora yang hebat. Dalam foto ini terlihat ada beberapa garis yang dicurigai sebagai meteor.”
- Panorama indah yang diambil oleh seorang fotografer berjulukan Sean Parker. Menunjukkan bintang Vega yang benderang, lalu tidak jauh dari sana ada Draco sang naga. Draco merupakan titik pendaran dari hujan meteor Draconid. Foto ini diambil dikala terjadi hujan meteor di tahun 2013, di taman nasional Saguaro, Arizona.
- Jesper Grønne dari Silkeborg, Denmark memakai lensa mata ikan untuk membuat gambar dari hujan meteor Draconid ini di bulan Oktober 2011.
Demikian penjelasan perihal hujan meteor draconid. Semoga berfaedah.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon