Alam semesta masih menyimpan banyak diam-diam di dalamnya. Tidak heran kalau beberapa mahir astronomi masih terus mempelajari guna memperbesar informasi terbaru yang berhubungan wacana kehidupan alam semesta dan isinya. Seperti yang telah kita ketahui jikalau alam semesta mempunyai bermacam-macam bentuk benda – benda kosmik yang tersebar di jagad raya. Beberapa di antaranya telah diidentifikasi dan mempunyai nama mirip galaksi, sistem tata surya beserta planet – planet penyusunnya hingga benda luar angkasa yang lain. Dalam hal ini benda – benda luar angkasa yang dimaksud menjadi bab dari tata cara tata surya seperti komet, meteoroid, hingga sabuk asteroid.
Berbicara perihal asteroid ternyata tidak hanya menjadi pembatas antara planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) dengan planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) atau berada di antara planet Mars dan Jupiter saja, namun juga menjadi bagian materi utama atau induk dari meteoroid yang berupaya menabrak planet – planet di tata cara tata surya. Beberapa meteoroid yang sukses menembus lapisan atmosfer dan jatuh ke Bumi (meteorit) masih dapat dilihat wujudnya, bahkan ada yang memiliki ukuran cukup besar.
Meteor yang berhasil mendarat di Bumi biasanya akan diteliti lebih lanjut untuk mengenali struktur atau unsur yang terkandung di dalamnya. Sebuah penemuan gres mengatakan bahwa di dalam meteor terdapat bagian gula. Tentunya penemuan tersebut cukup mengejutkan beberapa pihak terutama para peneliti dan telah pasti ini ialah langkah awal untuk mengetahui asal permintaan pembentukan alam semesta. Lalu bagaimana bisa gula terdapat di dalam meteor? Berikut penjelasannya
Penemuan Gula dalam Meteor
Penemuan mengenai gula yang terdapat pada meteor menjadi inovasi pertama dan modern dalam sejarah. Para hebat yakin bila inovasi ini bisa menjadi bukti perihal asal ajakan terbentuknya planet Bumi dan juga selaku pendukung teori bahwa asteroid mempunyai kandungan senyawa kehidupan. Kandungan gula yang terdapat di dalam meteor sukses dikenali oleh beberapa peneliti NASA serta 3 universitas yang berada di Jepang. Dalam hal ini dilakukanlah penelitian terhadap dua meteorit berlainan yakni NWA 801 (tipe CR2) dan Murchison (tipe CM2) yang diketahui memiliki kandungan karbon yang sangat banyak. Penemuan ini sudah diterbitkan di Prosiding National Academy of Sciences pada tanggal 18 November 2019. Dari teori juga berhasil mengungkapkan sebuah petunjuk baru bahwa asteroid dapat menciptakan beberapa bahan kehidupan yang ada di alam semesta.
Jenis Gula Pada Meteor
Penemuan perihal gula ini memperkuat teori yang menyampaikan bahwa asal seruan kehidupan yang berada di Bumi berasal dari meteor – meteor purba berjuta tahun yang lalu. Keberadaan gula tersebut tentunya bersahabat kaitannya dengan kehidupan di Bumi sehingga para peneliti sangat kepincut untuk mempelajarinya. Hasil dari penelitian kepada meteorit tersebut diperoleh hasil yaitu terdapat 3 senyawa gula antara lain ribosa, arabinosa, dan xilosa.
Perlu diketahui jika ribosa ialah bagian penting penyusun RNA atau asam ribonukleat di mana terbentuk terlebih dahulu ketimbang DNA menurut sejarah evolusi. Tugas dari RNA sendiri sungguh penting yaitu selaku molekul kurir. RNA akan menyalin aba-aba genetik yang berasal dari DNA atau asam deoksiribonukleat kemudian mengantarkannya kepada ribosom. Selain itu, RNA juga mempunyai fungsi lain yaitu menyimpang isu serta mengatalisasi reaksi yang terdapat pada kehidupan primitif Bumi.
Menurut Yoshihiro Furukawa dari Universitas Tohoku mengatakan bahwa penemuan tersebut menjadi bukti bahwa terdapat ribosa di luar angkasa. Selain itu, gula yang terdapat pada meteor menjadi bukti dari proses masuknya gula di Bumi. Namun ada hal menawan ialah atom karbon yang terdapat pada molekul gula di dalam meteor sangat berlainan dengan atom karbon yang terdapat di molekul gula pada Bumi. Penelitian tidak hingga di sini, para ilmuwan mengirim wahawa antariksa Hayabusa 2 ke asteroid Ryugu untuk mengenali apakah kandungan yang terdapat pada asteroid sama seperti meteor yang berada di Bumi. Jika akhirnya sama maka para ilmuwan mampu lebih gampang mengidentifikasi pembentukan kehidupan yang ada di Bumi.
Metode Analisis
Untuk mengenali kandungan gula tersebut, para peneliti melakukan analisis pada unsur kimiawi yang berasal dari abu meteor. Analisis yang digunakan adalah dengan memakai metode Gas Chromatography Mass Spectrometry. Metode ini memakai perhitungan massa serta pemikiran listrik. Berdasarkan tata cara tersebut para ilmuwan berhasil mendapatkan kandungan ribosa yang cukup banyak dan beberapa gula yang lain. Untuk NWA 801 terdapat 2,3 – 11 bagian per milyar sedangkan Murchison berkisar 6,7 – 180 bagian per milyar.
Tidak cuma itu saja, untuk memastikan kandungan gula yang terdapat pada meteorit berasal dari luar angkasa, para ilmuwan menjajal sistem lainnya yaitu analisis isotop. Hasil analisis tersebut dikenali bahwa gula yang terdapat pada meteorit memiliki fokus cukup tinggi ialah Carbon 13. Carbon 13 ialah jenis karbon isotp berat dan sungguh jarang ditemukan di Bumi. Di Bumi sendiri memakai jenis karbon cukup ringan adalah 12C. Berdasarkan penemuan tersebut memperkuat dugaan kalau gula berasal dari luar angkasa sehingga para ilmuwan terus mempelajarinya dengan cara melakukan observasi kepada sampel meteor yang jatuh ke Bumi.
Seperti yang kita pahami jika Planet Bumi mempunyai kehidupan yang amat kompleks sehingga para peneliti juga menimbang-nimbang bahwa ada kemungkinan lain jikalau gula yang terdapat pada meteorit berasal dari hasil kontaminasi kehidupan di darat. Namun terdapat beberapa bukti bahwa kontaminasi komponen sangat tidak mungkin terjadi termasuk pada analisis isotop.
Susunan molekul gula yang terdapat pada meteorit dikenali memiliki bentuk seperti bias tangan kiri atau ajun atau beberapa molekul terbentuk dalam dua jenis yang merupakan bayangan cermin satu dengan lainnya. Sedangkan molekul gula untuk mendukung kehidupan yang terdapat di Bumi tersusun atas asam amino kidal dan gula ajun. Sebelumnya pada bulan Januari 2019, para peneliti sudah memperoleh kandungan lain yang terdapat pada kedua meteorit tersebut dan bahan – materi tersebut mendukung kehidupan mirip asam amino, hidrokarbon, materi organik serta jejak air cair yang kemungkinan berasal dari awal terbentuknya sistem tata surya.
Demikian penjelasan mengenai inovasi gula dalam meteor. Apapun bentuk penemuan gres tersebut masih mesti terus dipelajari sampai mendapatkan balasan yang cocok dan dapat diterima oleh ilmu pengetahuan. Semoga dapat berguna.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon