Kamis, 24 September 2020

5 Acuan Fenomena Biosfer Dan Penjelasannya

Semua bagian ekosistem yang ada di sekitar kita memiliki keterkaitan satu dengan yang yang lain. Seperti yang kita pahami bila komponen – unsur penyusun tersebut terbagi menjadi 2 kalangan adalah komponen biotik dan unsur abiotik. Keduanya saling berafiliasi untuk menjaga keseimbangan kehidupan yang ada di bumi ini. Seperti pola sederhananya yakni hubungan tanaman dengan sinar matahari. Tanaman dalam hal ini tergolong bagian biotik, memerlukan sinar matahari (komponen abiotik) untuk melakukan fotosintesis. Hasil fotosintesis tersebut nantinya mampu dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain mirip insan atau binatang. Itulah mengapa relasi makhluk hidup dengan lingkungannya tidak dapat dipisahkan.


Sudah menjadi hakekatnya kalau terdapat organisme yang bisa bertahan hidup pada sebuah lingkungan. Bukan menjadi masalah bagi organisme tersebut untuk tidak pindah ke tampat lain. Selama lingkungan tersebut menawarkan segala jenis kebutuhan yang diharapkan demi kelancaran hidupnya. Tempat yang tepat dengan kondisi organisme inilah yang dinamakan dengan biosfer.


Apa itu Biosfer?


Bila kita kaji, biosfer berasal dari 2 kata ialah “bios” yang memiliki arti hidup dan “sphare” yang  mempunyai arti lapisan. Sehingga jika kita gabungkan kedua kata tersebut menjadi lapisan hidup. Dengan kata lain bahwa biosfer ialah suatu metode yang terdapat kehidupan organisme makhluk hidup (insan, tumbuhan, dan binatang)yang saling berhubungan dengan lingkungan daerah tinggalnya membentuk interaksi. Biosfer sendiri telah ada di planet Bumi ini sekitar 3,5 milyar tahun. Hingga dikala ini, bumi dijadikan sebagai satu – satunya tempat yang tepat untuk mendukung kehidupan.


Lalu Apa Itu Fenomena Biosfer?


Fenomena merupakan sebuah peristiwa atau peristiwa. Sehingga fenomena biosfer merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang terjadi di lapisan yang bernama biosfer. Fenomena biosfer sendiri berlawanan – beda di setiap tempatnya. Hal ini tergantung dari beberapa aspek yang ikut menghipnotis. Karena kita tahu, kalau tidak semua daerah yang ada di Bumi ini dapat ditempati oleh makhluk hidup.


Keberadaan makhluk hidup mampu ditemukan di kedalaman kurang lebih 9 km hingga ketinggian 8 km di atas permukaan bahari. Selebihnya tidak akan ditemukan makhluk hidup yang tinggal dan hidup pada lingkungan tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan jika kedepannya ditemukan makhluk hidup yang mampu bertahan hidup lebih dari batasan biosfer tersebut.


Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Kehidupan?


Salah satu fenomena biosfer tersebut adalah persebaran makhluk hidup yang tidak merata. Persebaran yang tidak merata ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.



  1. Perbedaan Iklim, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jenis dan macam flora serta hewan. Seperti contoh, suhu yang terlalu tinggi atau rendah, udara yang berair atau kering, curah hujan, dan angin.

  2. Perbedaan kondisi tanah. Tekstur, kandungan mineral, humus, kandungan udara, air tanah, dan tingkat kelembapan.

  3. Tinggi rendahnya permukaan bumi. Berpengaruh pada teladan penyinaran matahari.

  4. Kegiatan insan, mengganti struktur atau relief bumi. Seperti mengganti hutan menjadi lahan pertanian, penebangan hutan, perburuan satwa dan lain sebagainya.


Contoh Fenomena Biosfer



  1. Persebaran Flora Dan Fauna Yang Tidak Merata


Contoh sederhana adalah komodo yang cuma mampu ditemukan di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Kita tidak mampu menemukan komodo ditempat lain di bagian bumi manapun sebab di sanalah daerah atau habitat yang tepat oleh komodo. Contoh lain ialah beruang kutub yang hanya didapatkan di lingkungan yang tertutup es sepanjang tahun. Tidak cuma fauna saja, persebaran yang tidak merata juga dialami oleh tanaman, seperti pola budidaya rumput bahari yang cuma bisa dikerjakan di sepanjang pantai yang tidak berombak besar. Dan juga tumbuhan lumut dan paku – pakuan yang cuma bisa berkembang di lingkungan bersuhu rendah (Baca: Faktor Penghambat Persebaran Flora Dan Fauna).



  1. Perbedaan Konsumsi Bahan Pangan


Di Indonesia sendiri sebagian besar masyarakatnya menyantap padi menjadi masakan pokok. Namun, di beberapa daerah di Indonesia bagian timur, makanan pokok mereka berbentukjagung atau sagu. Hal ini dipengaruhi dengan ketersedian materi pokok yang ada dan tumbuh di lingkungan tersebut.



  1. Kerusakan Flora Dan Fauna


Tidak mengherankan jika bertahun-tahun belakangan ini kerusakan flora maupun fauna makin meningkat. Seperti pola, perburuan gading gajah yang menyebabkan makin berkurangannya populasi gajah di dunia saat ini. Tidak cuma itu saja, sampah – sampah yang ada di lautan juga ikut berperan dalam merusak flora dan fauna di maritim. Penggunaan bom dan pukat berakibat rusaknya terumbu karang. Seperti yang kita ketahui kalau terumbu karang ialah kawasan tinggal bagi berbagai macam jenis ikan.


Tidak cuma itu saja, kerusakan flora dan fauna mampu menjadi permulaan kepunahan bagi beberapa tanaman dan fauna yang ada. Kepunahan tersebut bisa disebabkan oleh:



  • luas lahan yang terus berkurang

  • lahan yang rusak

  • eksploitasi besar – besaran

  • penggunaan teknologi yang tidak sesuai dengan keadaan alam atau lingkungan

  • penggunaan pestisida secara berlebihan

  • perburuan liar yang tidak terkendali

  • pencemaran lingkungan (sampah dan limbah industri)


Jika hal tersebut terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan akan menghipnotis kehidupan insan nanti. Bisa dibayangkan jikalau seandainya insan kekurangan materi pangan.



  1. Berkurangnya Luas Lahan Dan Menjadi Sempit


Di pedesaan mungkin kita masih bisa melihat lahan – lahan terhampar cukup luas. Namun, bila kita pergi ke perkotaan, akan sangat sukar mendapatkan lahan di sana. Jika pun ada ukurannya cukup kecil dan sempit. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi luas lahan, yakni:



  • Pemukiman penduduk yang kian luas, hal ini memiliki dampak pada kurangnya ketersediaan lahan untuk ditanamai tanaman. Tidak cuma itu saja, hewan pun ikut terkena dampaknya dan terancam kehilangan tempat tinggal.

  • Jumlah populasi manusia yang terus meningkat. Setiap tahun angka kelahiran di dunia ini terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini memiliki efek pada ketersediaan lahan yang ada. Semakin tinggi jumlah populasi manusia, akan kian berkurangnya lahan kosong yang tersedia.

  • Pembangunan bangunan dan pabrik. Seiring bertambahnya populasi manusia, memaksa mereka berpikir untuk memajukan taraf hidupnya. Salah satunya dengan membangun pabrik dan bangunan. Hanya saja pembangunan tersebut lazimnya memanfaatkan lahan pertanian yang luas. Sehingga, tidak jarang banyak flora dan binatang yang berada di lahan tersebut ikut hilang dan musnah.



  1. Dampak Akibat Kerusakan


Setelah terjadi kerusakan dan berkurangnya lahan kosong, akan timbul problem gres yaitu imbas yang akan muncul suatu hari nanti. Saat ini, telah terjadi banyak insiden sebagai akibat rusaknya ekosistem. Seperti contoh:



  • Terjadinya musibah berupa tanah longsor dan banjir bandang di area perbukitan atau pegunungan balasan penebangan hutan yang tidak terkendali atau eksploitasi. (Baca : Gangguan Keseimbangan Lingkungan)

  • Punahnya fauna dan flora akhir hilangnya habitat mereka tinggal.

  • Jika sudah begitu akan mempunyai efek pada faktor lain mirip berkurangnya ketersediaan pangan bagi insan dan hewan dan juga hilangnya mata pencaharian bagi petani.


Itulah tadi beberapa pola fenomena biosfer. Semoga berita ini mampu bermanfaat.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon