Kamis, 27 Agustus 2020

Perbedaan Epirogenesa Dan Orogenesa Terlengkap

Di dalam ilmu geologi, ada istilah yang dinamakan dengan tektonisme. Jika dijelaskan secara terang, memiliki relasi yang erat dengan pergerakan lempeng tektonik. Pergerakan lempeng tektonik biasanya akan menjadikan pergeseran lapisan bumi baik secara vertikal maupun horisontal. Pergerakan tersebut dikenal dengan sebutan tektonisme. Kenampakan yang dihasilkan dari pergeseran lempeng tersebut lazimnya menciptakan patahan maupun lipatan sehingga menjadikan pergeseran bentuk wajah bumi Gerakan tektonik sendiri dibedakan menjadi 2 macam, adalah gerak epirogenesa dan gerak orogenesa. Nah untuk membedakan kedua gerakan tersebut, di bawah ini akan diterangkan perbedaannya.


Gerak Epirogenesa


Gerak epirogenesa ialah gerakan yang terjadi pada lapisan kulit bumi, dan umumnya gerakan tersebut dilakukan secara horisontal (mendatar) dan vertikal (tegak lurus). Gerakan ini diakibatkan oleh pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang berjalan secara usang, bergerak dengan lambat dan juga berada di wilayah yang sungguh luas. Epirogenesa sendiri terbagi menjadi 2 macam gerakan ialah epirogenesa aktual dan epirogenesa negatif.


1. Epirogenesa nyata


Adalah gerakan epirogenesa di mana terjadi gerakan turunnya sebuah daratan, sehingga terlihat seolah – oleh permukaan air menjadi naik. Peristiwa ini bisa dengan gampang didapatkan di sungai ataupun di pantai. Contohnya ialah:



  • Terjadi penurunan di beberapa pulau di Indonesia, mirip di Kepulauan Maluku sampai ke pulau Banda. Setiap tahunnya pulau – pulau tersebut turun sebanyak 1 cm.

  • Turunnya lembah yang terdapat di sungai Kongo, Afrika hingga mencapai 2.000 km di bawah permukaan maritim.


2. Epirogenesa negatif


Merupakan gerakan epirogenesa di mana terjadi kenaikan sebuah daratan, sehingga terlihat seolah – olah permukaan air menjadi turun. Contoh dari peristiwa ini yakni:



  • Naiknya daratan tinggi atau plato di Colorado, Amerika Serikat. Mengalami pengangkatan sekitar 1.000 meter semenjak 5 juta tahun yang kemudian.

  • Terjadi kenaikkan pulau Simeulue pada bab utara, saat terjadi gempa bumi di Aceh, Indonesia.

  • Pantai Stockholm yang mengalami kenaikan sekitar 1 meter setiap 100 tahun.


Ciri – ciri gerakan epirogenesa dapat dilihat dari karakteristik yang ada, mirip garis pantai. Pada garis pantai menjadi salah satu tanda dari gerakan epirogenesa yang mampu dengan gampang untuk dilihat. Dari garis pantai ini dapat dilihat apakah terjadi penurunan ataupun peningkatan permukaan air bahari, kalau iya maka telah terjadi pergerakan lempeng tektonik secara epirogenesa.


Gerak Orogenesa


Orogenesa sendiri berasal dari kata oros yang memiliki arti pegunungan dan gennos yang memiliki arti pembentuk. Sehingga gerakan orogenesa mampu diartikan selaku suatu gerakan yang membentuk pegunungan. Pengertian dari orogenesa ialah sebuah gerakan yang terjadi pada permukaan bumi dan gerakan tersebut bisa berupa gerakan vertikal maupun gerakan horizontal. Gerakan tersebut menjadikan terjadi pergerakan lempeng bumi sehingga permukaan bumi menjadi terangkat atau turun, gerakan ini juga berjalan secara cepat dan terdapat di wilayah yang sempit. Pada gerakan orogenesa bisa menyebabkan lipatan dan juga patahan.


1. Lipatan


Lipatan ini merupakan hasil dari gerakan orogenesa yang dilaksanakan secara horizontal sehingga menyebabkan bentuk permukaan bumi menjadi berkerut, terlipat dan karenanya membentuk permukaan bumi menjadi pegunungan. Pada bagian lipatan yang mengarah ke atas disebut dengan antiklin sedangkan bab yang melipat ke arah bawah disebut lembah lipatan atau sinklin.


Macam – macam lipatan antara lain:



  • Lipatan tegak, adanya pengaruh dari tenaga horizontal atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.

  • Lipatan miring, adanya tenaga horizontal yang tidak sama.

  • Lipatan rebah, adanya arah horizontal pada satu arah.

  • Lipatan menutup, terdapat tenaga tangensial.

  • Sesar sungkup, terdapat pergerakan yang terjadi pada sepanjang kerak bumi.


2. Patahan


Patahan ialah sebuah gerakan horizontal ataupun vertikal sehingga permukaan bumi menjadi retak atau patah. Hak ini disebabkan adanya tekanan yang cukup kuat melewati titik patah batuan dan terjadi sangat cepat.


Macam – macam patahan antara lain:



  • Tanah turun, dataran yang lebih rendah daripada dataran di sekelilingnya akhir patahan. Disebabkan oleh adanya tarikan dari dua arah sehingga kerak bumi menjadi turun.

  • Tanah naik, dataran yang lebih tinggi daripada dataran di sekelilingnya balasan dari patahan. Hal ini disebabkan oleh gerakan tektogenesa horizontal yang memusat (gerakan 2 arah atau lebih sehingga kerak bumi naik).

  • Sesar, patahan yang disebabkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan sebagian saja yang bergeser. Sesar sendiri dibagi menjadi 2 macam ialah Sinistral dan Dekstral.

  • Blok Mountain, kumpulan dari pegunungan yang tersusun atas beberapa patahan. Patahan ini terjadi akhir adanya tenaga endogen yang berupa retakan – retakan.


Sedangkan bentuk – bentuk dari hasil patahan dapat berupa:



  1. Pegunungan


Merupakan  campuran dari beberapa gunung sehingga membentuk permukaan bumi yang seolah bergelombang dan terdapat lembah serta lekukan di antara gunung. Terdapat 2 macam daratan pegunungan ialah:



  • Sirkum Pasifik

  • Sirkum Mediterania: Busur dalam dan busur luar



  1. Dataran tinggi


Sebuah daratan yang datar yang berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan bahari. Dataran tinggi ini awalnya mampu berasal dari dataran rendah yang mengalami pengangkatan. Meskipun demikian, dataran tinggi telah mengalami pengikisan dikala ini. Akan tetapi masih terdapat sisa – sisa dari pengikisan tersebut berbentukpuncak – puncak tinggi dengan ketinggian yang serupa, seperti di dataran tinggi Bandung, Jawa Barat dan dataran tinggi Karo, Sumatera Utara.



  1. Plato


Salah satu bentuk paras bumi yang berbentukdataran tinggi, pada bab atasnya relatif rata dan telah mengalami abrasi. Seperti pola, Plato Dieng yang berada di Jawa Tengah.



  1. Depresi


Bentuk muka bumi yang mengalami penurunan. Bentuk dari frustasi yang memanjang dinamakan dengan Slenk sedangkan stress yang membulat disebut dengan Basin. Contohnya seperti tertekan Jawa Tengah.



  1. Palung Laut


Bentuk tampang bumi ini berada di dalam bahari dengan kedalaman lebih dari 5.000 meter. Palung bahari berupa memanjang dan sempit, hal ini disebabkan oleh proses penenggelaman yang terjadi secara terus menerus. Contohnya yaitu Palung Laut Sibolga.



  1. Ambang bahari


Merupakan pembatas yang terdapat di dasar bahari yang memisahkan dua bahari dalam. Contohnya berbentukSelat Gilbatar dan Ambang Laut Sulu.


Demikian perbedaan antara epirogenesa dan orogenesa. Semoga mampu memperbesar wawasan Anda.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon