Minggu, 13 September 2020

Pemahaman Kristalografi Beserta Sistemnya

Dalam mempelajari ilmu tentang planet bumi niscaya ada bahasan perihal struktur, komposisi, sejarah hingga proses pengerjaan bumi. Pada ilmu geologi, akan banyak dipelajari tentang seluk beluk planet bumi lebih mendalam. Dimulai dari bentuk penampakan bumi, relief permukaan bumi di daratan maupun di lautan dan lain sebagainya. Semua itu penting untuk diketahui, oleh alasannya itu mempelajari perihal proses pembentukan bumi akan menambah wawasan perihal ilmu geologi.


Seperti yang kita ketahui, jika bahan dasar dari planet bumi ialah batuan. Batuan – batuan tersebut mengandung banyak sekali macam bagian dan mineral, sehingga setiap batuan tidak memiliki kandungan yang serupa antara batuan lainnya. Berbicara mengenai mineral yang terdapat di batuan, tidak lengkap bila kita tidak mengetahui sifat fisik mineral yang ada di setiap batuan. Salah satu mineral yang terdapat di batuan  membetuk kristal – kristal yang menyusun batuan. Ilmu yang memperlajari tenang gambar dan bentuk dari kristal dinamakan Kristalografi, merupakan salah satu cabang ilmu geologi.


Pengertian Kristalografi


Kristalografi merupakan cabang dari mineralogi yang terfokus pada tata cara kristal. Sedangkan kristal sendiri ialah sebuah padatan yang secara esensial memiliki sebuah acuan difraksi tertentu. Dapat dikatakan jikalau kristal adalah padatan yang disusun oleh atom  berulang tiga dimensional serta dapat difraksikan oleh sinar X. Secara sederhana kristal merupakan zat padat yang terdiri atas susunan atam dan molekul yang teratur. Hal ini dapat dilihat dari permukaan kristal yang berbentukbidang datar dan rata, mengikuti suatu contoh tertentu. Bidang yang terlihat rata pada krital ini dinamakan wajah kristal.


Untuk membuat atau menentukan bidang tampang kristal tidaklah sembarang pilih, mesti dikerjakan pemotongan pada sumbu – sumbu kristal supaya posisi letak dan arahnya sesuai dengan patokan yang berlaku. Di dalam kristal, terdapat sumbu kristal yang berupa garis bayangan lurus, menembus kristal melalu titik pusatnya. Satuan untuk sumbu kristal tersebut ialah parameter.


Bentuk Kristal


Terdapat beberapa tahap untuk menjadi sebuah batuan kristal, dan setiap tahap yang terjadi pada batuan kristal akan kuat pada sifat – sifat dari kristal. Tahapan itu juga sangat bergantung dari bahan dasar dan keadaan lingkungan kristal itu berasal. Fase – fase atau tahapan pembentukan kristal secara umum yakni:



  1. Fase cair ke padat


Pada fase ini cairan yang ialah materi dasar pembentukan kristal mengalami proses pembekukan atau pemadatan sehingga membentuk batuan kristal. Proses ini sangat dipengaruhi oleh pergeseran suhu lingkungan. Kristal yang berasal dari materi cair, biasanya terjadi dalam skala luas, mampu jadi kerena aspek alam maupun aspek industri.



  1. Fase gas ke padat (sublimasi)


Pembentukan kristal bisa dapat berasal dari pergeseran gas dalam hal ini uap menjadi padatan, tanpa harus melalui tahap cair apalagi dulu. Bentuk kristal yang dihasilkan umumnya berukuran lebih kecil dan juga berbentu rangka. Kristal yang dihasilkan ialah hasil dari proses sublimasi gas – gas yang memadat balasan dari pergeseran lingkungan. Gas – gas ini berasal dari kegiatan gunung api, lalu gas – gas tersebut membeku karena adanya pergantian suhu.



  1. Fase padat ke padat


Proses pembentukan kristal ini biasanya terjadi pada agregat kristal di bawah pengaruh dari tekanan dan juga temperatur. Hanya strukturnya saja yang berubah namun bagian – komponen kimia di dalamnya tetap. Pada proses ini batuan kristal telah terbentuk sebelumnya akibat dari suhu dan tekanan, sehingga kristal tersebut berubah bentuk dari sisi komponen – komponen fisik saja.


Sistem Kristalografi


Untuk memudahkan dalam memahami bentuk kristal, dibuatlah pengkelompokkan yang lebih sistematis. Pengkelompokkan ini menurut perbandingan panjang, letak atau posisi, jumlah dan nilai sumbu tegak. Berdasarkan sifat simetrinya, bentuk kristal dibagi menjadi bidang simetri dan sumbu simetri. Dari bidang dan sumbu simetri tersebut, krital dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal. Pengkelompokkan ini menurut jumlah komponen simetri yang terdapat pada kristal.



  1. Sistem Isometrik


Sistem ini dikenal dengan sebutan metode kristal kubus atau kubik dengan jumlah sumbu pada kristal sebanyak 3 dan saling tegak lurus antara satu dengan yang yang lain. Perbandingan ketiga sumbu mempunyai panjang yang sama. Kerena memiliki panjang sumbu yang serupa, sudut kristalografi yang dibentuk sebesar 90o, hal ini disebabkan setiap sumbu berada pada posisi tegak lurus.


Sistem isometrik dibagi menjadi 5 kelas ialah, tetaoidal, gyroida, diploida, hextetrahedral, dan hexoctahedral. Beberapa mineral yang memakai metode kristal isometrik yakni galena, emas, flourite, pyrite, dan halite. Sistem isometrik ialah tata cara yang paling simetri dalam ruang 3 dimensi.



  1. Sistem Tetragonal


Sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing – masing sumbu saling tegak lurus. Hanya satu sumbu mempunyai ukuran lebih panjang atau lebih pendek dibandingakan dengan dua sumbu lainnya. Pada sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas adalah, piramid, bipiramid, bisfenoid, trapezohedral, ditetragonal piramid, skalenohedral, ditetragonal bipiramid. Contoh dari mineral sistem tetragonal adalah rutil, autunite, leucite, scapolite, pyrolusite.



  1. Sistem Hexagonal


Pada sistem ini terdapat 4 sumbu kristal dimana salah satu sumbu tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Ketiga sumbu tersebut membentuk sudut 120o terhadap sumbu satu dengan yang yang lain. Tidak cuma itu, ketiga sumbu mempunyai panjang yang serupa, sedangkan sumbu yang tersisa memilliki ukuran lebih panjang. Contoh dari mineral pada metode hexagonal yaitu quartz, hematite, corundum, apatite, calcite.



  1. Sistem Trigonal


Sistem ini memiliki nama lain yaitu Rhombohedral, beberapa andal beropini bila tata cara ini masuk ke dalam tata cara kristal hexagonal, sebab cara penggambarannya cukup sama. Hanya saja terdapat perbedaan adalah metode trigonal, sehabis terbentuk bidang datar berbentuksegienam, kemudian dibuat segitiga dengan cara menghubungkan dua titik sudut di mana titik tersebut melalui satu titik sudutnya. Sistem ini terbagi menjadi 5 kelas ialah, trigonal piramid, tigonal trapezohedral, ditrigonal piramid, ditrigonal skalenohedral dan rombohedral. Contoh dari mineral tata cara ini yaitu cinnaber dan tourmaline.



  1. Sistem Orthorhombik


Sistem ini juga diketahui dengan sebutan sistem Rhombis, memiliki 3 sumbu simetri kristal saling tegak lurus antara satu dengan yang lainnya. Masing – masing sumbu memiliki panjang yang berlainan. Pada metode orthorhombik dibagi menjadi 3 kelas yakni piramid, bipiramid, dan bisfenoid. Contoh dari mineral ini yakni stibnite, aragonite, chrysoberyl dan witherite.



  1. Sistem Monoklin


Monoklin sendiri mempunyai arti adalah hanya terdapat satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang ada. Selain itu, ketiga sumbu tersebut tidak mempunyai panjang yang serupa.  Salah satu sumbu berukuran pendek dan salah satu yang lain memiliki ukuran yang panjang. Sistem monoklin ini terbagi menjadi 3 kelas, sfenoid, doma dan prisma. Contoh mineral ini yakni azurite, gypsum, epidot, colemanite, malachite.



  1. Sistem Triklin


Sistem ini terdapat 3 sumbu simetri di mana antara satu sumbu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus dan juga ketiga sumbu tidak memiliki panjang yang serupa. Contoh dari mineral pada metode ini adalah albite, labradorite, kaolinite, dan anortoclase.


Sekian penjalasan mengenai kristalografi. Semoga info di atas mampu bermanfaat.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon