Sabtu, 12 September 2020

Struktur Sekunder Geologi Beserta Penjelasannya

Ilmu geografi yang kita tahu selama ini, memiliki cakupan yang sungguh luas. Tidak hanya berhubungan dengan gunung dan juga gempa saja, tetapi juga mempelajari bagaimana asal undangan sebuah planet terbentuk, tergolong planet bumi. Salah satu cabang ilmu di geografi yaitu geologi. Geologi ialah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan bagaimana proses pengerjaan planet bumi dari waktu ke waktu.


Pengertian Struktur Geologi


Struktur geologi merupakan gambaran dari sebuah bentuk arsitektur bebatuan yang menyusun kerak bumi, proses ini merupakan akibat dari deformasi dan sedimentasi. Berdasarkan kejadiannya, struktur geologi dibagi menjadi 2 yaitu struktur primer dan struktur sekunder.



  • Struktur Primer


Bagian dari struktur geologi yang terbentuk pada saat terjadinya pembentukan batuan. Contoh struktur primer yaitu, struktur sedimen (flute cast, silang siur dan lain sebagainya), struktur kekar akibat dari pendinginan magma (sheeting joint dan columnar joint) dan struktur perlapisan.



  • Struktur Sekunder


Struktur geologi yang membahas dan juga mempelajari bentuk – bentuk deformasi kerak bumi serta tanda-tanda – tanda-tanda dari penyebab pembentukan batuan. Struktur sekunder mempelajari perihal struktur – struktur sekunder yaitu kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).


Pembahasan kali ini cuma terfokus pada struktur sekunder saja. Sebab di dalam geologi, struktur sekunder paling penting untuk dipelajari.


Kekar (Joint)



Kekar merupakan struktur rekahan yang terdapat pada batuan, namun tidak menawarkan atau mengambarkan adanya pergeseran. Selain itu, kekar juga mampu dikatakan sebagai bagian permukaan atau bidang yang memisahkan batuan namun sepanjang bidang tersebut belum pernah terjadi pergantian. Selain bidang datar, kekar juga dapat berupa bidang lengkung. Secara lazim, kekar mampu dicirikan oleh:



  • Pemotongan pada bidang perlapisan batuan.

  • Terdiri atas mineral lain (mineralisasi) seperti kuarsa, kalsit dan lain sebagainya.

  • Penampakan dari breksiasi.


Secara geometri, kekar dibagi menjadi:



  • Kekar jurus (strike joints), jika arah jurus kekar sejajar atau hampir sejajar dengan jurus bidang lapisan batuan sedimen, struktur gneissic gneiss, dan struktur sekis.

  • Kekar turun (dip joints), jikalau arah jurus bidang kekar sejajar atau nyaris sejajar dengan arah dari dip pada lapisan batuan, dip struktur gneissic atau schistosity.

  • Oblique (diagonal joint), kalau arah jurus bidang kekar berada di antara jurus dan arah dip batuan yang bersangkutan.

  • Bedding joint, kalau bidang kekar sejajar dengan lapisan batuan sedimen.


Berdasarkan genesisnya, kekar dibedakan menjadi:


1. Kekar Kolom


Biasanya terdapat pada watu basalt namun seringkali terdapat juga pada batuan beku jenis yang lain. Kolom – kolom yang terdapat pada kekar ini meningkat secara tegak lurus pada permukaan pendinginan. Oleh alasannya itu, pada sill atau anutan tersebut akan berdiri secara vertikal sedangkan pada bab dike berada pada posisi horizontal.


2. Kekar Tarik (tension joint)


Jika bidang kekar berada tegak lurus kepada arah gaya tarik yang bekerja pada batuan. Ciri-ciri yang ada di lapangan yaitu:



  • Selalu dalam kondisi terbuka.

  • Bidang kekar tidak rata.

  • Pola tidak beratur, kalau terstruktur umumnya akan berbentuk acuan kotak-kotak.

  • Karena terbuka, maka mudah terisi oleh mineral yang disebut dengan vein.


3. Kekar Gerus (shear joint)


Kekar ini disebabkan oleh gaya kompresi yang biasanya menggeser atau menyesarkan batuan. Ciri-cir yang ada di lapangan yaitu:



  • Memotong komponen batuan.

  • Memotong seluruh batuan.

  • Biasanya bidang licin.

  • Terdapat ukiran garis.

  • Terdapat joint berbentuk belah ketupat.


Sesar (Fault)



Sesar atau patahan ialah bentuk rekahan pada lapisan batuan yang menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif kepada blok lainnya. Pergerakan yang terjadi umumnya pergerakan relatif turun, relatif naik atau bergerak relatif mendatar terhadap blok lain. Jika terjadi pergerakan secara datang – tiba pada bidang sesar, maka akan menimbulkan gempa bumi.


Sesar adalah bidang rekahan atau zona pada batuan yang telah mengalami pergantian. Terjadinya sesar mampu dijumpai pada sepanjang retakan kerak bumi yang mengalami slip di antara dua sisi yang ada pada sesar. Beberapa perumpamaan yang sering digunakan pada sesar yaitu:



  1. Jurus sesar (strike of fault): Arah dari garis perpotongan di bidang sesar dengan bidan horizontal dan diukur dari arah utara.

  2. Kemiringan sesar (dip of fault): Sudut yang terbentuk di antara bidang sesar dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus strike.

  3. Net slip: Pergeseran relatif dari sebuah titik yang pada awalnya berimpit pada bidang sesar balasan adanya sesar.

  4. Rake: Sudut yang terbentuk oleh net slip dengan strike slip (perubahan horisontal) pada bidang sesar.

  5. Hanging wall: Bagian dari badan batuan yang berada di atas bidang sesar.

  6. Foot wall: Bagian dari badan batuan yang berada di bawah bidang sesar.


Secara garis besar, sesar dibagi menjadi 2 adalah sesar buta dan sesar terlihat . Sesar buta merupakan sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan ditutupi oleh lapisan sedimen. Sedangkan sesar tampak yaitu sesar yang mencapai permukaan bumi sehingga gampang untuk dilihat. Ciri – ciri dari sesar yaitu:



  • Adanya pengulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan

  • Terdapat struktur yang tidak terus menerus

  • Kenampakan khas pada zona sesar (minolit, breksi sesar, horses/linces, seretan)

  • Kenampakan khas pada bidang sesar (gores sesar, gores sesar)

  • Terdapat perbedaan fasis sedimen


Berdasarkan sifat geraknya, sesar diklasifikasikan menjadi 3 jenis:




  1. Sesar wajar , gerakan hanging wall relatif turun kepada foot wall

  2. Sesar naik, gerakan hanging wall relaif naik kepada foor wall

  3. Sesar mendatar, gerakan relatif mendatar pada bagian yang tersesar, di sini tidak ada istilah hanging wall dan foot wall.


Lipatan (Fold)



Lipatan merupakan pergeseran bentuk ataupun volume dari bahan selaku lengkungan atau kumpulan dari lengkungan yang merupakan imbas dari sebuah tegasan (frustasi). Biasanya komponen yang terlipat merupakan adalah struktur bidang, contohnya bidang pelapis (foliasi). Bidang pelapis tersebut berupa pelapisan batuan sedimen atau pelapis batuan metamorf.


Berdasarkan bentuknya lipatan diklasifikasikan menjadi:




  1. Concentric Fold (lipatan konsentris/paralel): perlapisan di mana jarak atau tebal setiap lapisan yang terlipat tetap sama.

  2. Similar Fold: lapisan – lapisan yang terlipat atau dilipat dengan bentuk yang serupa sampai ke dalam.

  3. Chevron Fold: lipatan menyudut atau dengan kata lain sendi tajam dan menyudut. Sayap lipatannya berupa bidang planar.

  4. Isoclinar Fold: kedudukan bidang sumbunya sejajar atau relatif sejajar, kedua sayap sejajar atau nyaris sejajar.

  5. Box Fold: bab puncak relatif rata atau datar.

  6. Kink Fold: lipatan bersudut tajam yang dibatasi permukaan planar.


Lipatan yaitu pencerminan dari lengkungan yang disebabkan oleh 2 proses yaitu bending (melengkung) dan bucking (melipat). Pada proses melipat terdapat gaya yang bekerja secara sejajar dengan bidang perlapis, sedangkan untuk proses melengkung, gaya yang berkerja tegak lurus kepada bidang permukaan pelapis. Secara umum, bentuk lipatan dibedakan menjadi:



  • Antiklin: lipatan yang kedua sayapnya memiliki arah kemiringan saling menjauh.

  • Sinklin: lipatan yang kedua sayapnya memiliki arak kemiringan saling mendekat.


Sedangkan menurut komponen geometri, lipatan dibedakan menjadi:



  • Inclined fold / over fold

  • Upright fold / simetrical fold (lipatan simetri)

  • Asimetrical fold (lipatan tak simetri)

  • Recumbent fold (lipatan rebah)


Demikian penjelasan tentang struktur sekunder geologi. Semoga berita ini mampu memperbesar pengetahuan Anda.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon