Jumat, 21 Agustus 2020

Makalah Asal-Ajakan Pesantren Dan Sejarah Perkembangannya

Makalah Asal-Usul Pesantren Dan Sejarah Perkembangannya
Oleh :  Siswanto dan Hildawani


1. Asal-ajakan Pesantren

Pesantren yang ialah “Bapak” dari pendidikan islam di indonesia, diresmikan alasannya adanya tuntutan dan kebutuha zaman. Hal ini mampu dilihat dari perjalanan sejarah, dimana jikalau dirunut kembali, bahu-membahu pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah islamiyah, yaitu berbagi dan membuatkan Ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader Ulama atau Da’i.

Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya yaitu “ Tempat Belajar Para Santri “. Sedangkan pondok bermakna rumah atau kawasan tinggal sederhana yang yang dibuat dari bambu. Disamping itu kata “Pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang bermakna “Hotel atau Asrama”.[1]

Pembangunan sebuah pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya forum pendidikan lanjutan. Namun demikian, aspek guru yang memenuhi standar keilmuan yang dibutuhkan akan sangat menentukan bagi tumbuhnya sebuah pesantren. Pada umumnya berdiri suatu pesantren yang diawali seorang Guru atau Kiai. Karena cita-cita menuntut dan memperoleh ilmu dari Guru tersebut, maka masyarakat sekitar, bahkan dari luar tempat tiba kepadanya untuk berguru. Mereka lalu membangun tempat tingggal yang sederhana disekitar daerah tinggal guru tersebut. Semakin tinggi ilmu seorang guru tersebut, semakin banyak pula orang dari luar tempat yang tiba untuk mentut ilmu kepadanya dan memiliki arti semakin besar pula pondok dan pesantrennya.

Kelangsungan hidup suatu pesantren amat tergantung kepada pesona tokoh sentral (Kiai atau Guru) yang memimpin, menuruskan atau mewarisinya. jika pewaris menguasi sepenuhnya baik pengetahuan agama, wibawa, ketermpilan mengajar dan kekayaan lainnya yang diperlukan. Sebaliknya pesantren akan menjadi mundur atau hilang, jika pewaris atau keturunan Kiai yang mewarisinya tidak menyanggupi patokan. Kaprikornus seorang figur pesantren memang sangat memilih dan sungguh-sungguh diperlukan.

Biasanya santri yang telah menyelesaikan dan diakui telah final, diberi izin oleh Kiai untuk membuka dan mendirikan pesantren gres didaerah asalnya. Dengan cara demikian pesantren-pesantren meningkat diberbagai daerah terutama pedesaan dan pesantren asal dianggap sebagai pesantren induknya.


B. Perkembangan Lembaga Pesantren Di Indonessia

Pesantren di Indonesia memang dan tumbuh berkembang sungguh pesat. Berdasarkan laporan pemerintah kolonial belanda, pada kala ke 19 untuk di jawa saja terdapat tidak kurang dari 1.853 buah, dengan jumlah santri tidak kurang 16.500 orang. Dari jumlah tersebut belum masuk pesantren-pesantren yang meningkat diluar jawa terutama Sumatra dan Kalimantan yang situasi acara keagamaanya populer sangat kuat.


1. Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren memiliki keunikan ketimbang system yang dipraktekkan dalam pendidikan pada umumnya, yakni :
  • Memakai system tradisional yang memiliki kebebasan sarat daripada sekolah moderen, sehingga terjadi relasi dua arah antara santri dan kiai
  • Kehidupan di pesantren menampakan semangat demokrasi alasannya mereka mudah berkerja sama mengatasi duduk perkara nonkurikuler mereka.
  • Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, ialah perolehan gelar atau ijazah, karena sebagian besar pesantren tidak mengelurkan ijazah.
  • Sitem pondok pesanten mengutamakan kesederhanaan,idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa yakin diri dan keberanian hidup.
  • Alumni pondok pesantren tak ingin menduduki jabatan pemerintahan, sehingga mereka hampir tidak dapa dikuasi oleh pemerintah.[2]

Sementara itu yang menjadi cirri khas pesantreen dan sekaligus menujukan unsure-komponen pokoknya, yang memebedakannya dengan lembagapendidikan yang lain, yaitu :

a. Pondok

Merupakan daerah tinggal kiai bareng para santrinya,. Adanya pondok sebagai tempat tingggal bersama anatara kiai dengan para santrinya dan bekerjas sama untuk menyanggupi kebutuhan hidup sehaari-hari, ialah pembe da dengan lembaga pendidikan yang belangsung di mesjid atau laga.

b. Adanya Mesjid

Sebagai sentra acara ibadah dan belajar mengajar. Mesjid yang merupakan unsure pokok kedua dari pesantren, disamping berfungsi selaku kawasan unuk melakukan sholat berjama’ah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagia tempat berguru- mengajaar.

c. Santri

Merupakan bagian pokok dari sebuah pesantren, lazimnya terdiri dari dua golongan, yaitu :

2. Santri Mukim

Ialah santri yang berasal dari kawasan yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.

2. Santri Kalong

Ialah santri-santri yang berasal dari kawasan-daerah sekitar pesantren dan lazimnya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di peantren.

d. Kiai

Merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memperlihatkan pengajaran. Karena itu kiai ialah salah satu unsur yang paling dominant dalam kehidupan suatu pesantren. Kemasyuran, pertumbuhan dan kelangsungan kehidupan sebuah pesantren banyajk bergantung pada keterampilan dan kedalaman ilmu, kharismatis dan wibawa, serta keahlian kiai yang bersangbkutan dalam mengorganisir pesantrennya.

e. Kitab-kitab islam klasik

Unsur pokok lain yang cukup membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya ialah bahwa pada pesaantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu wawasan agama islam dan bahasa arab.


2. Sistem Pendidikan Dan Pengajaran Pesantren

Sejarah perkembangan pondok pesantren mempunyai versi-model pengajaran yang bersifat nonklasikal, ialah versi metode pendidikan dengan memakai tata cara pengajaran sorongan dan wetonan atau bendungan (Menurut Istilah Dari Jawa Barat).

Sorongan, disbut juga sebagai cara mengajar perkepala yaitu setiap santri menerima kesempatan tersendiri untuk mendapatkan pembelajaran seara pribadi dari Kiai. Dengan cara sorongan ini, pelajaran diberikan oleh pembantu Kiai yang disebut “Badal”. Mula-mula Badal tersebut membacakan matan kitab yang tertulis dalam bahasa arab, lalu menerjemahkan kata demi kata kedalam bahasa tempat, dan mengambarkan tujuannya, sesudah itu santri disuruh membaca dan mengulangi pelajaran tersebut satu persatu, sehingga setiap santri menguasinya.

Metode Bendungan atau Halqah dan sering juga disebut Wetonan, para santri duduk disekitar kiai dengan membentuk bundar, dengan cara bendungan ini kiai mangajarkan kitab tertentu pada sekelompok santri. Karena itu sistem ini umumjuga dibilang sebagai proses mencar ilmu mengaji secara kolektif. Dimana baik kiai maupun santri dalam halaqah tersebut memegang kitab masing-masing. Kiai membacakan teks kitab, lalu menerjemahkannya kata demi kata, dan pertanda tujuannya. Santri menyimak kitabnya amasing-masing dac mendengarkan dengan seksama terjemahan dan penjelasan-penjelasan kiai. Kemudian santri mengulang dan mempelajari kembali secar sendiri-sendiri.

Perkembagan selanjutnya, disamping teap menjaga tata cara ketradisionalannya, pesantren juga membuatkan dan mengelola metode pendidikan madrasah. Begitu pula, untuk meraih tujuan bahwa nantinya para santri bisa hidup berdikari, pada umumnya kini ini pesantren juga memasukan pelajaran keahlian dan wawasan biasa .

Pada sebagian pondok, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran semakin lama kian berganti alasannya adalah dipengaruhi oleh pertumbuhan pendidikan ditanah air serta tututan dari penduduk dilingkungan pondok pesantren itu sendiri. Dan sebagian pondok Lagi tetap menjaga tata cara pendidikan yang lama.


3. Keadaan Pesantren Pada Zaman Penjajahan

Pemerintahan kolonial belanda, kepada pendidikan islam di Indonesia, dengan berbagia cara mereka berupaya menekan dan mendiskreditkan pendidikan yang dikontrol oleh pribumi, tak terkecuali dalam hal ini pondok pesantren.

Sikap yang demikian, dijalankan belanda tidak semata-mata untuk menghambaat jalannya proses pendiidkan pada pesantren. Tetapi argumentasi-alaasan lain yang sepertinya mendasari mengapa pwemerintahan kolonialbelanda bersikap deikian. Sebab pada zaman penjajah tersebut, dikalangan pemerintahan colonial, timbul dua alternatif untuk memperlihatkan pendidikan terhadap bangsa Indonesia, ialah menawarkan forum pendiidkan yang berdasarkan lembaga pendidikan tradisiona, adalah pesantren, atau merndirikan forum pendidikan dengan sistem yang berlaku di barat pada waktu itu.

Penyelenggaraan pendidikan di pesantren ini berdasarkan pemerintahan kolonial belanda, terlalu jelek dan tidak memungkinkan untuk menjadi sekolah-sekolah sendiri yang tidak relevansinya dengan forum pendidikan yang telah ada.[3]


4. Pertumbuhan Dan Perkembangan Pesantren Di Zaman Kemerdekaan Dan Pembangunan

Dalam sejarahnya ihwal tugas pesantren, dimana semenjak masa kebangkitan nsional sampai dengan usaha mempertahankan kemerdekaan RI, pesantren senantiasa tampil dan sudah mampu berpartisipasi secara aktif, dan pastinya untuk ini secara jujur kita perlu angkat topi dengan pesantren, oleh alasannya adalah itulah setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, pesantren masih mendapatan kawasan dihati masyarakat Indonesia.

Begitu pula halnya dengan pemerintahan RI, mengakui bahwa pesantren dan madrasah merupakan dasar dan sumber penidikan nasional, dan oleh sebab itu harus dikembangkan, diberi tutorial dan pemberian. Wewenang dan pengembngan tersebut berada dibawah wewenang kementrian agama.

Sejak awal kehadiran pesantrten dengan sifatnya yang lentur (flexible) ternyata bisa menyesuikan diri dengan penduduk . Begitu juga pada kala kemerdekaan dan pembanguan sekaarang, pesabtren sudah mampu menapilkan dirinya aktif mengisi kemerdekaan dan pembangunan, utamanya dalam ranngka pengeembangan sumber daya manusia yang berkualitas.

Berbagai inovasi sudah dilakukan untuk pengembangan pesantren baik oleh penduduk maupun pemerintah. Masuknya pengeahuan umum dan keterampilaan kedalampesantren adalah sebagai upaya untuk memperlihatkan bekaltambahan supaya para santri kalau telah menyelesaikan pendidikannya mampu hidup pantas dalam penduduk . Masuknya sistem klasikal dengan memakai fasilitas dan peralatan pengajaran madrasah sebagaimana yang berlaku di sekolah-sekolah bukan barang baru lagi bagi pesantren. Bahkan ada pesantren yang lebih cendrung membina dan mengelola madrasah-madrasah atau sekolah lazim, baik tingkat dasar, menengah maupun perguruan tinggi tinggi.

Karena itulah tamat-tamat ini pondok pesantren memiliki kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap tata cara yang selama ini dipergunakan, adalah :

a. Mulai erat dengan metodologi ilmiah moderen.
b. Semakin berorientasi pada pendidikan dan fungsional, artinya tebuka atas pertumbuhan diluar dirinya.
c. Diversifikasi acara dan acara semakin terbuka dan ketergantungannya pun dengan kiai.
d. Dapat berfungsi selaku pusat pengembangan penduduk .


Secara garis besar, pesantren sekarang ini dapat dibedakan dua macam yakni

a. Pesantren Tradisional

Yaitu pesantren yang masih mempertahankan metode pengajaran tradisional, dengan materi pengbajaran kitab-kitab klasik yang sering disebut kitab kuning.

Diantara pesantren ini ada yang mengelola madrasah, bahkan juga sekolah-sekolah umum mulai tingkat dasar dan menengah, dan ada pula pesantren-pesantren besar yang hingga keperguruan tinggi. Murid-murid dan mahasiswa diperbolehkan tinggal dipondok atau diluar, tetapi mereka diwajibkan mengikuti pengajaran kitab-kitab dengan cara sorongan maupun bandungan, sesuai dengan tingkatan masing-masing. Guru-guru pada madrasah atau sekolah kebanyakan mengikuti pengajian kitab-kitab pada akademi tinggi.

b. Pesantren Moderen

Merupakan pesantren yang berupaya mengintegrasikan secara penuh tata cara klasikal dan sekolah kedalam pondok pesantren. Semua santri yang masuk pondok terbagi dalam tingkatan kelas. Pengajian kitab-kitab klasik tidak lagi menonjol, bahkan ada yang Cuma sekedar embel-embel, namun berkembang menjadi mata pelajaran atau bidang studi. Begitu juga dengan sistem yang diterapkan, mirip cara sorongan dan bandungan mulai menjelma individual dalam hal belajar dan kuliah secara umum, atau Stadium General.

Kemudian dalam pertumbuhan dan perkembangannya seiring dengan perkembangan zaman, tak sedikit pesantren kecil yang bermetamorfosis madrasah atau sekolah, atau alasannya adalah kiai yang menjadi tokoh sentral meninggal dunia.


DAFTAR PUSTAKA
  • Dhofier Zamakhsyari, Tradisi Pesantren,LP3ES, Jakarta,1983
  • Rais Amin, Cakrawala Islam, Antara Cita Dan Fakta,Mizan, Bandung, 1989.
  • Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2001.
________________________
[1] Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren,LP3ES, Jakarta,1983, Hal.18
[2] Amin Rais, Cakrawala Islam, Antara Cita Dan Fakta,Mizan, Bandung, 1989, Hal.162
[3] Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2001. Hal. 145

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon