Kamis, 24 September 2020

Makalah Sejarah Dan Peradaban Islam

Dalam sejarah, Peradaban Islam dimulai sejak masa Rasulullah, islam mengalami pertumbuhan dan kemunduran dalam peradabannya. sejarah peradaban islam merupakan tolak ukur sejarah dan kajian khusus pada makalah ini. kemudian bagaimana bahwasanya peradaban Islam itu secara sejarah? pembahasan ini konsentrasi terhadap peradaban islam dalam klasifikasi sejarah. Masuknya Islam ke Spanyol memiliki arti yang sungguh penting bagi bangsa Eropa. Melalui Spanyol, terjadilah kontak yang intens, baik kontak langsung antara orang Eropa dengan orang Islam, maupun kontak yang terjadi dengan media karya-karya di berbagai bidang ilmu wawasan tergolong arsitektur.

Spanyol merupakan daerah yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam.1 Namun, yang amat menarik bagi Eropa yakni kemajuan fatwa dan sains Islam di dunia Timur. Mereka menyaksikan bahwa Spanyol sejak berada di bawah Islam, sudah jauh meninggalkan negara tetangganya di Eropa, khususnya dalam bidang fatwa dan sains, selain bangunan fisik.2

Tejadinya kontak pribadi antara orang Eropa dengan Islam dan kekaguman mereka kepada Islam mendorong mereka untuk belajar kepada orang Islam. Wujud dari kekaguman itu timbul antara lain dalam bentuk penerjemahan besar-besaran buku-buku yang ditulis orang Islam (umumnya berbahasa Arab) ke bahasa-bahasa yang mereka pahami. Tentu saja isinya menenteng berita gres dan pergantian bagi mereka dengan segala implikasinya.

Di antara pergeseran itu bisa ditemukan dalam bentukkurikulum pendidikan. Sebelum masa ke-21 kurikulum pendidikan dunia Latin didominasi oleh apa yang diketahui selaku The Seven Liberal Arts. Pertama, trivium yaitu meliputi grammar, retorika, dan logika. Kedua, quadrivum meliputi aritmatika, geometri, astronomi, dan musik.3

Setelah masuknya isu gres dari hasilpenerjemahan karya-karya muslim maka kurikulum tersebut pun mengalamiperubahan dan ekspansi secarasignifikan. Kesadaran dan minat untukmembangkitkankembali tradisi ilmiah Yunanai dan Romawi sedemikian rupa hingga membentuk semangat zaman dan berukuran massal.4

Hasil penerjemahan itu tidak saja instrumental dalam memperkenalkan warisan Yunani Romawi, tetapi juga merupakantambang pengetahuan baru yang belumpernah tersedia bagi dunia Latin sebelumnya. Proses absorpsi kembali gosip dari dunia Islam ini ialah tamat dari kegelapan Eropa. Inilah cikal bakal awal renaisans.5

Renaisans yaitu kebangkitan kembali zaman dikala warisan Yunani-Romawi kembali di ambil orang Eropa dengan media terjemahan lewat karya para ilmuan muslim atau orang-orang non muslim, tetapi munculseiring dengan pertumbuhan peradaban Islam, terutama melalui Spanyol. Namun, sebelum membahas lebih lanjut renaisans, perlu dijelaskan apalagi dulu bagaimana proses itu terjadi. Renaisans menjadi sangat penting dalam sejarah Eropa, karena renaisans menandai bebasnya insan dari mitologi dan iktikad-akidah.6

PENTERJEMAHAN
Penerjemahan adalah acara yang paling penting dari segi peralihan/transfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Eropa. Masuknya khazanah intelektual Islam ke dunia Eropa lewat dua jalur. Pertama, lewat mahasiswa dan cendekiawan dari Eropa Barat yang belajar di sekolah-perguruan dan universitas-universitas Spanyol. Kedua, lewat terjemahan karya-karya muslim dari sumber-sumber bahasa Arab.7 Kegiatan penerjemahan menjadi sangat penting karena berlangsung lebih lama dari proses transfer ilmu eksklusif dari para mahasiswa dan cendekiawan. Lebih lamakarena jalur pertama telah terganggu disebabkan pertempuran. Puncaknya ketika Granada jatuh ke tangan Eropa tahun 1492.8

Munculnya keinginan untuk menerjemahkan karya-karya muslim ke banyak sekali bahasa Eropa sungguh mudah di duga. Seperti dituliskan di bab depan pada makalah ini bahwa orang-orang Eropa melihat kemajuan yang pesat telah di capai Spanyol di bawah Islam. Kemajuan yang bersunber dari penguasaan yang baik pada zamannya terhadap ilmu pengetahuan. Oleh alasannya adalah itu ilmu harus di kuasai. Masalahnya ialah dominan ilmu itu ditulis dengan menggunakan bahasa Arab, dimana pada waktu itu belum banyak orang Eroa yang dapat memahaminya. Karena itu perlulah karya-karya itu diterjemahkan.

Penerjemahan serius berlangsung utamanya pada kurun ke-12 dan ke-13, berlanjut dalam intensitas yang lebih rendah pada abad selanjutnya. Mendekati pertengahan tahun 1300-an, jumlah karya-karya terjemahan ini sudah mencapai 1200 sampai 1500 judul.9 Menurut catatan Nakosteen, para penerjemah itu ada 77 orang.10

Mereka yang menerjemahkan buku-buku dari bahasa Latin berjumlah (30 orang ). Mereka yang menerjemahkan buku-buku dari bahasa Arab atau Yunani ke bahasa Hebrew berjumlah (37 orang ). Mereka yang menerjemahkan buku-buku dari bahasa Arab ke bahasa Spanyol berjumlah (7 oarng). Orang yang menerjemahkan buku-buku dari bahasa Arab ke bahasa Catalan (Limousinia) berjumlah ( 1 orang berjulukan Judah Bonsenyor atau Jafuda, wafat 1331). Orang yang menerjemahkanbuku-buku dari bahasa Persia ke bahasa Yunani berjumlah (2 orang, berjulukan Gregorios Chioniades dan Georgios Choates).

Menurut catatan Nakosteen, penerjemahan itu berlangsung pada berbagai bidang ilmu wawasan dan telah di mulai tahun 1126 oleh Adelard of Bath (disebut juga Aethelhard, Alard). Ia menerjemahkan tabel-tabel astronomis karya Khawarizmi (780- 850 M).11 karya lain yang diterjenahkan iebih permulaan yaitu karya Ibnu Sina (980-1037). Penerjemahan pertama atas karya-karyanya telah dijalankan di Latn antara tahun 1130 dan 1150 oleh Archdeacon Dominic Gundisalvus dan John Avendeath dari Seville, atas perinah dari Raymond, uskup besar di Tolledo.12

Namun ada data lain yang memberikan bahwa penerjemahan itu telah dimulai sebelumnya. Di Sicilia, tokoh pertama melaksanakan kegiatan penerjemahan karya-karya Arab ke bahasa Latin yakni Constantine Africanus (w. 1087) seorang rahib kristen dari Tunis. Ia menghabiskan waktunya selama tujuh than di Salermo (Sicilia) untuk berguru ilmu kedokteran dan mulai melakukan gerakan penerjemahan semenjak tahun 1070.13

Quran juga tidak luput dari usaha penerjemahan itu. Peter the Venerable, dengan dukungan assosiasi Nasrani dan Arabnya, menerjemahkan Alquran pada tahun 1141.13

Penulis tidak mendapatkan keterangan-informasi yang kuat ihwal mengapa karya-karya itu menjadi salah satu di antara ribuan karya yang pertama diterjemahkan. Namun penulis berpendapat bahwa pertimbangan kebutuhan sajalah yang menjadi faktornya. Seperti halnya penerjemahan karya-karya filsafat Yunani, pada awalnya alasannya adalah faktor keperluan menjawab masalah-problem filsafat.

Berikut ini beberapa nama penerjemah yang turut ambil bab dalam aktivitas penerjemahan tersebut.

Penerjemah dari bahasa Arab ke bahasa Latin (berjumlah 30 orang ) diantaranya:14
Adelard of Bath yang menerjemahkan 3 judul, diantaranya dikerjakan tahun 1126
Alfred of Sareshel atau diketahui dengan Walfred, Alvred, Alphiatus, Sarewel, Serechel. Ia menerjemahkan 3 judul di antaranya dilaksanakan tahun 1200.
Gerard of Cremona atau Gerardus Cremonensis. Ia menerjemah buku-buku yang banyak lewat sekolah penerjemahnya. Karya yang beliau terjemahkan meraih 54 judul.

Penerjemah dari bahasa Arab atau Yunani ke bahasa Hebrew (Yahudi) berjumlah 37 orang, diantaranya:15

Abraham kafetaria Hayyan ha-Nasi atau diketahui dengan Savasarda, dia menerjemahkan risalah perihal musik.
Moses ibn Tibbon, seorang dokter, jago matematika, astronomi, dan penerjemah. Ia menerjemahkan 30 judul.
Todros Todrosi atau dekenal dengan Todros ben Meshullam ben David Todrasi. Ia menerjemahkan enam judul. 1 karya Al Farabi, 1 karya Ibnu Sina, dan 4 karya Ibnu Rusyd.
Zerahiah Gracian atau dikenal dengan Zerahiah ben Isaac ben Shealtiel Gracian, Zerahiah Hen. Ia menerjemahkan atau membuat ulasan 13 judul.

Penerjenah dari bahasa Arab ke bahasa Spanyol berjumlah 7 orang di antaranya:16
Abraham of Toledoatau dikenal dengan Don Abraham Alfaquin. Ia menerjemahkan 3 judul.
Alfonso X the EI Sabio, diketahui juga dengan Alphonso X yang Bijak. Ia menerjemahkan 18 judul.

Penerjemah dari bahasa Arab ke catatan (I orang ) ialah:17
Judah bensenyor. Ia menerjemahkan 3 judul.

Penerjemah dari bahasa Persia ke bahasa Yunani (2 orang) yakni:18
Gregorios Chioniades
Georgios Choniates. Ia menerjamahkan ihwal penangkal racun.

Penulis belum memperoleh ihwal informasi agama yang dianut oleh masing-masing penerjemah itu, begitu juga apakah di antara mereka ada wanita. Namun, berdasarkan pluralisme dan keleluasaan yang meningkat ketika itu serta dipengaruhi toleransi yang tinggi dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, mereka di duga berasal dari banyak sekali agama dan tidak ada data yang mejadi indikasi bahwa wanita tertutup prospeknya untuk itu.

Penting dicatat bahwa tugas orang-orang Mozarabes juga sangat penting. Mozarabes berasal dari bahasa Arab musta’rabyaitu orang-orang yang ter-arab-kan yaitu orang-orang yang kesehariannya mempunyai cara hidup dan kebudayaan Arab-Islam. Walaupun mereka bukan beragama Islam. Mereka banyak berperan melakukan penerjemahan karya-karya muslim berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin, karena mereka menguasai bahasa Arab dan Latin sekaligus.19

Catatan lain yang sungguh penting bahwa peralihan ilmu itu melalui terjemahan juga dijalankan dengan proses pelembagaan yang baik. Ada lembaga-lembaga atau sekolah penerjemahan dalam pemahaman periode itu. Ini juga berlaku p[ada proses alih ilmu dari Yunani ke dunia Islam dan begitu juga yang terjadi di Jepang. Dapat ditarik kesimpulan bahwa proses penerjemahan menjadi satu ikon penting yang telah dibuktikan dalam sejarah pada proses alih ilmu wawasan dan teknologi di manapun.

Demikianlah fakta sejarah yang pernah tercatat. Itu juga terjadi di Spanyol. Di kota Toleda misalnya didirikan semacam sekolah tinggi. Pekerjaan ini dipimpin oleh Raymond. Ke kota Toledo ini juga banyak pindah penerjemah-penerjemah dari Baghdad, utamanya yang berasal dari bangsa Yahudi. Mereka dapat menguasai bahasa Arab. Yahudi, Spanyol, dan Latin.20

AVERROISME
Averroisme atau al-Rusydiyyah al-Latiniyyah yakni gerakan intelektual yang meningkat di Barat (Eropa0 pada abad ke 13 sampai kala ke 17. pada prinsipnya, gerakan Averroisme berusaha mengembangkan pemikiran pemikiran Ibn Rusyd yang rasional, filosofis, dan ilmiah. Averroisme mendorong lahirnya renaisans Eropa, yang pada gilirannya membawa orang-orang Barat pada zaman modern dengan kemajuannya yang pesat di bidang filsafat, sains dan teknologi.21

Averroisme inimenjadi faktor penting yang menjadi penyemangat lahirnya renaisans, selain alasannya imbas ajaran yang di dapatkan dari banyak sekali buku yang diterjemahkan. Averroisme dan gerakan penerjemah di mulai secara besar-besaran di Spanyol menjadi sangat istimewa dalam pencapaian perkembangan di Barat. Tidak berlebihan jika Nouruzzaman Shiddiqi menyatakan Spanyol (Andalusia) selaku “jembatan penyeberangan muslim ke Barat.”22

Kontak Eropa dengan fatwa Ibn Rusyd ini bermula dari sikap pemerintah al-Muwahhidin, ialah setelah akhir hayat Abu Yaacob pada tahun 1184 dan penobatan putranya Abu Yusof al-Mansur. Al-Mansur dikatakan sudah mendapatkan fitnah dari pihak yang tidak menggemari Ibn Rusyd sehingga menyebabkan beliau ditangkap dan diisngkirkan ke Lucena di Selatan Cordova. Khalifah juga menyuruh supaya semua buku-bukunya di bakar dan di larang membacanya.23

Ada juga pertimbangan yang mengatakan bahwa di antara kejadian fitnah itu yakni karena para fuqaha ingin kedudukan yang tinggi di sisi khalifah sebagaimana mereka mendapat daerah pada dalam pemerintahan Murabitun24 (1086-1235). Namun, berdasarkan Ernest Renan bahwa pemerintah al-Muwahiddin ialah pengikut pemikiran imam al-Ghazali yang arti filsafat dan pendiri pemerintahan itu Muhammad Ibn Tumart al-Mahdi adalahmurid yang setia dari al-Ghazali.25

Fitnah ditiup dan dibesar-besarkan oleh pemitnah-pemitnah yang menuduh bahwa Ibn Rusyd sudah murtad dari Islam dan menetang segala iman yang di anut oleh umat Islam sebab beliau menganut ilmu filsafat Yunani yang berlawanan dengan Islam.26 Setelah pembuangan Ibn Rusyd ke Lucena dan pembakaran buku-bukunya, pengaruhnya di Andalusia tetap ada.

Beberapa pengikut setia dari muridnya, diantaranya Maimunides, Joseph Benjehovah, keduanya bangsa Yahudi, menyambutnya dengan rasa kecintaan di Lucena. Di kurun pembuangan ini Ibn Rusyd meneruskan pekerjaannya ialah mengajar dan mengarang sehingga berbagai cowok-pemudi Yahudi tiba belajar kepadanya.26 Tidak heran bahwa kendati pun buku-bukunya di bakar, pemikirannya masih didapatkan pada buku-buku yang ditulis murid-muridnya dalam bahasa Yahudi.

Pemikiran Ibn Rusyd terus meningkat di Eropa. Karya-karya terjemahannya ke bahasa Yahudi (Hebrew/Ibrani) kemudian muncul terjemahannya dalam bahasa Latin. Inilah yang kemudian menghipnotis ajaran Eropa dan mengguncang sendi-sendi kehidupan sosio-religius. Pengaruhnya itu muncul melalui gerakan Averroisme. Gerakan ini berlangsung selama empat ratus tahun, adalah tahun 1250-1650 M.27 gerakan Averroisme pertama kali tumbuh di Itali.

Secara historis, averroisme merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan penafsiran filsafat. Averroisme yang dikembangkan oleh Ibn Rusyd oleh pemikir-pemikir Barat Latin. Pada mulanya perumpamaan ini dimaksudkan sebagaipenghinaan (pejoratif) kepada pendukungnya. Tidak seorang pun yang berani dengan tegas menyatakan dirinya sebagai pendukung Averroisme. Barulah pada abad Johannes Jandun (w. 1328) yang pertama kali menegaskan dirinya secara terbuka selaku Averroisme.28

Pemikiran Ibn Rusyd dan Averroisme yang rasional berbenturan secara diametral dengan kepercayaan gereja. Paham rasionalisme Ibn Rusyd yang dikembangkan di Barat berlawanan dengan paham penerimaan secara mutlak iman gereja. Akibatnya, timbul pertentangan yang antara lain, para ilmuan menolak dan mengecam agama kristen yang dituduhnya selaku sumber kemunduran.

Tentu saja hal itu menyebabkan kemarahan Gereja. Paus mengadakan inkuisisi kepada orang-orang yang sudah dianggap keluar dari ajaran kristen. Selama tahun 1481-1801, tidak kurang dari 340.000 orang yang di jatuhi hukumsn.hampir 32.000 diantaranya dibakar hidup-hidup.29 Pendapat lain mengatakan bahwa dari tahun 1481-1499,talah dijatuhi eksekusi bakar hidup-hidup kepada ilmuan sebanyak 10.220 orang. Selain itu ada 66.860 orang di hukum gant8ung dan 97.023 orang di hukum dengan banyak sekali macam siksaan dan eksekusi.30

Diantara para ilmuan yang mengalami inkuisisi itu diantaranya. Roger Bacon (1214-1292) ia jago matematika dan astronomi. Mengalami eksekusi penjara selama bertahun-tahun. Servetus, seorang Spanyol, dibakar hidup-hidup tahun 1553 di Jenewa sebab menentang anutan trinitas. Giordano Bruno (1548-1600) dijatuhi eksekusi mati di Roma dengan dibakar hidup-hidup pada tahun 1600. ia dituduh menganut paham yang berlawanan dengan agama Kristenkarena menganut paham heleosentris yang sebelumnya dikembangkan oleh astronom Polandia, Nicholas Copernicus (1473-1543) Galileo Galilei (1564- 16420 diadili oleh pengadilan inkuisi sebab menyebarkan paham heleosentris seperti Bruno. Namun tidak hingga dibunuh, hanya dipenjara seumur hidup.31

Walaupun averroisme itu dilarang oleh gereja akan namun pengikut-pengikutnya tidak pernah habis. Bahkan suaranya semakin nyaring terdengar di Parisketika Johannes dari Jandum menyatakan gerakan averroisme secara agak berlainan. Ia mengatakanbahwa averroisme itu benar, disamping itu, kitab suci juga benar. Baginya ada dua kebenaran, kebenaran ialah filosofis dan kebenaran teologi.32

Bisa ditarik kesimpulan bahwa gerakan averroisme yang bersumber dari ajaran Ibn Rusyd yang rasional alasannya itu pastinya sangat menghargai akal-telah membuka fikiran orang Eropa. Puncak wawasan mereka yang sebelumnya senantiasa diubahsuaikan dengan paham gereja selanjutnya tidak lagi. Ada landasan fatwa lain-dimana seringkali yang membuat mereka betul-betul tidak mampu menyetujui usulan gereja

RENAISANS
Renaisans secara bahasa artinya kebangunan atau kebangkitan kembali yaitu dikala orang Eropa kembali mengangkat warisan ilmu dari Yunani dan Romawi yang sempat tenggelam. Sampainya ilmu kepada mereka melalui peradaban Islam, khususnya di Spanyol. Gerakan penerjemahan dan kontak langsung dengan warisan ilmu dan orang-orang Islam menjadi sangat penting pada renaisans.

Averroisme menjadi gerakan yang juga sangat penting mendorong munculnya renaisans. Tokoh yang menjadi rujukannya-Ibn Rusyd (1126-1197)-dikenal sebagai ilmuan muslim yang sangat bagus penguasaannya pada ajaran Yunani, terutama Aristoteles. Ia menulis komentar terhadap karya-karya Aristoteles;diantara karya itu yaitu:
  • Al-Hayawan (1169) komentar terhadap karya Aristoteles de Anima
  • Syarah al-Sama’ wa al-A’lam (1170), komentar terhadap De Caelo et Mundo
  • Al-Kawn wa al-Fasad, komentar terhadap karya De Generatione et Corruptione
  • Talkhish al-Sama’ wa al-Thabi’I 91170) komentar kepada Physica
  • Talkhish Ma Ba’d al-Thabi’ah (1174)komentar kepada Metaphysica
  • Syarh Kitab Burhan (1170), komentar terhadap Demonstration
  • Talkhish Kitab al-Syi’r (1174) komentar kepada Poetica Aristoteles
  • Talkhish Kitab al-Akhlaq li Aristhutalis (1176), komentar terhadap Ethica Nicomachea.
Buku-buku Aristoteles dan tentu saja ada yang lain setelah dikomentari oleh Ibn Rusyd berikutnya diterjemahkan ke banyak sekali bahasa yang diketahui lazimnya orang Eropa. Salah satu efeknya yakni tingginya kedudukan nalar sehingga mendorong rasionalisme. Karena komentar-komentar Ibn Rusyd itu pulalah sehingga Eropa terbuka matanya terhadap warisan ilmu Yunani dan Romawi di kala sebelumnya sehingga ratusan tahun ke belakangnya.

Untuk mendapatkan gambaran yang memadai ihwal sejarah Barat-khususnya dalam konteks goresan pena ini-ada baiknya diperhatikan periodisasi yang dipakai oleh Hassan Hanafi. Ia membagi sejarah Barat atas enam abad. Pertama, ialah zaman kekuasaan gereja yang berlangsung semenjak kala pertama hingga ke-7 masehi. Kedua, zaman Skolastik yang selsai pada periode ke-14.

Ketiga, zaman reformasi agama yang berjalan dari era ke-14 hingga kala ke-15. keempat, zaman renaisans abad ke-16. kelima, zaman rasionalisme dan pencerahan (Aufklarung) berlangsung sampai era ke-17. keenam, zaman modern dan filsafat eksistensialisme yang berjalan sampai kini.33 Pendapat lain menyampaikan, era renaisans Eropa pada kala ke-14 hingga sekitar pertengahan era ke-17.34

Renaisans Eropa pada bidangkeilmuan berimplikasi antara lain, ilmu-ilmu berupaya melepaskan keterikatannya dengan agam(Katolik khususna sebagaiagama dominan penduduk Eropa). Sehingga tidak terelakkan lagi bahwa ini juga menjadi cikal bakal dari sekularisme, khususnya proses sekularisasi menuju sekularisme. Yaitudesakralisasi, adalah menghilangkan hal-hal yang selama inidianggap sakral dalam pemikiran dasar agama, padahal cuma pendapat atau paham-paham orang terdahulu wacana agama. Pemahaman mirip ini dipertanyakan kembali (keabsahannya) dan ditinggalkan, alasannya tidak cocok dengan dunia kontemporer. Ini pendekatan sosiologis.35

Rasionalisme yang didorong oleh Ibn Rusyd dan Averroisme lalu berkembang di Eropa. Rasionalisme inilah yang melahirkan renaisans, ialah satu gerakan kebangunan kembali manusia dari kungkungan mitologi dan iktikad-doktrin. Cita-cita renaisans adalah mengembalikan kembali kedaulatan manusia, yang selama berabad-era telah dirampas oleh para tuhan dan oleh mitologi. Kehidupan ini berpuast pada manusia bukan pada Tuhan, demikian asumsi renaisans. Manusia harus menguasai alam semesta.36

Selanjutnya lahirlah paham huanisme atau antroposentris yang mengasumsikan manusia menjadi pusat segala-galanya. Kemudian muncullah modernisme yang berpatokan pada humanisme. Ekonomi otonom dari agama. Politik lepas dari agama.

Makara dapat disimpulkan (oleh penulis0 bahwa Islam (peradaban) mempunyai korelasi yang sangat penting dengan renaisans Eropa. Orang-orang Islam berguru terhadap orang Yunani, Persia, India, Cina dan Romawi (dengan melakukan komentar dan kritik). Sementara orang-orang Eropa tidak lagi mengenalnya. Selanjutnya, melalui ilmuan-ilmuan Islam, utamanya di Spanyol-mirip dikemukakan di atas, jugaa disemangati anggapan Ibn Rusyd dan Averroisme lewat kontak eksklusif dan terjemahan-orang-orang Eropa mengenal kembali warisan peradabanYunanai yang sudah dimajukan ilmuan muslim. Inilah yang mendorong renaisans.

Warisan kejayaan peradaban Yunani diwarisi oleh peradaban Helenisme dan Romawi, dan pada gilirannya ketika Romawi juga melampaui puncak kejayaannya, warisan tersebut diambil alih oleh peradaban Islam. Pada gailirannya, peradaban Islam pun mengalami kemunduran dan warisan itu diterjemahkan ke bahasa Latin dan bahasa Eropa yang lain. Penerjemahan-penerjemahanitu telah berinisiatif kebangkitan sosial, kultural, edukasional yang hebat yang dikeanal sebagai pencerahan Eropa.

Benar sekali apa yang dikatakan DR.Hasan Asari, MA bahwa betapapun ilmuan Barat yang dengan sengaja mengingkari atau setidaknya mengecilkan arti bantuan Islam dalam tradisi intelektual Barat, mereka perlu ingat bahwa interaksi dalam arti saling imbas dan saling pinjam yakni sesuatu yang niscaya dalam kajian peradaban manusia.36 Makara, ya…jangan ingkar dan tidak perlu malu. Jujur.

JALUR-JALUR DAN ASPEK HUBUNGAN
Daerah yang paling berpengaruhlangsung kepada transmission (penyebaran)- dengan segala implikasinya-ilmu wawasan Islam ke Barat ialah Spanyol dan Sicilia. Di wilayah Spanyol, kota yang menjadi pusat utama transformasi peradaban Islam ke Barat ialah Toledo, sedangkan di Sicilia ialah kota Palermo. Ini wajar sebab posisi kedua daerah tersebut yang strategis, terletak di perbatasan Timur dan Barat.37 Proses transmission itu juga lewat jalur/rute segitiga perdagangan Spanyol-Sicilia-Syiria.38 Karena berada di daerah daratan amaka jalurnya yakni jalur darat,kecuali Syiria yang ditempuh lewat bahari.

Adapun aspek korelasi itu di antaranya yakni selaku berikut:

Hubungan jual beli Muslim Spanyol, muslim Sicilia dan muslim Afrika melaksanakan kontak dagang ke negeri-negeri Katolik lewat darat dan juga bahari.

Hubungan pendidikan 
Universitas-universitas mirip di kota Seville Cordova, Toledo, Granada, dan Valencia banyak dikujungi pemuda-pemuda Eropa. Sejak era ke-10 sudah banyak mahasiswa dari banyak sekali negara Eropa yang berkumpul di kota-kota tersebut untukmenyaukilmu wawasan muslim di Spanyol.39 Mendekati selesai periode ke-12 sudah berdiri 5 universitas di Eropa, Salermo (basisnya sekolah kedokteran) dan Bologna (basisnya sekolah hukum), keduanya di Italia. Universita Paris dimana Oxford di Inggris. Terbesar diantaranya yaitu Universitas Paris dimana Oxford ialah satu cabangnya yang pada gilirannya melahirkan Cambridge tahun 1209. universitas lain yang meningkat pada periode ke-13 ialah Padua (1222), Naples (1224), Orleans,,, Angiers dan Salamnca di Spanyol.40 Hubungan melalui penerjemahan eksklusif karya-karya ilmuan muslim ke berbagaibahasa Eropa mirip telah disinggung di bagian terdahulu.

Hubungan lewat Perang Salib (1095-1291) 
Pada kala-kala gencatan senjata tidak menutup kemungkinan bagi kedua belah pihak untuk mampu saling mengerti dan mengenal masing-masing dengan baik. Disinilah mulai timbul keinginan Barat untuk berguru banyak dari Islam. Terutama salib mulai terbuka matanya menyaksikan keadaan dunia Islam yang sungguh berlainan dengan apayang mereka bayangkan sebelumnya. Mereka menyadaribahwa dunia Islam sungguh beradab dan lebih maju dibandingkan mereka sendiri. Akibat yang muncul dari kesadaran ini yakni mereka memperoleh laba dari dunia Islam memalsukan banyak dari sisi peradaban Islam.41

PENGARUH ISLAM TERHADAP BARAT
Pengaruh Islam kepada Dunia Barat (Eropa) terlihat dalam bidang militer, arsitektur, pertanian, perdagangan, industri, dan kehidupan sosial.42 Sepertiyang tampakdari gambaran bidang-bidang yang diterjemahkan itu, tentu saja pengaruh itu mencakup seluruh bidang. Penting disebutkan mirip bidang kedokteran, farmasi, musik, sastra dan sebagainya. Penulis tidak menentukan keseluruhan pola-teladan imbas itukarena indikasi dari efek adalah adanya perubahan dari apa yang ada sebelumnya.

Namun sebagai gambaran ihwal bagaimana efek itu terjadi bisa dilihat dari gambaran kota Codova seperti ditulis Al-Maqqari (w. 1631)seperti dikutip Anwar G.Chejne, bahwa di kota tu terdapat 1600 masjid, 900 pemandian lazim, 60.300 bangunan besar untuk tokoh-tokoh terkemuka seperti Wazir, sekretaris negara dan panglima perang, 213.077 real estate dan 80. 455 tok. Terdapat pula 10.000 lampu penerang jalan yang menciptakan jalan raya di kota itu terang benderang.43

KESIMPULAN
  • Renaisans yang terjadi di Eropa sungguh erat kaitannya dengan perkembangan peradaban Islam, terutama di Spanyol
  • Renaisans Eropa disemangati antara lain yang paling penting yakni berkembnganya fatwa-pemikiran Ibn Rusyd dan Averroisme.
  • Renaisans Eropa terjadi lewat media ilmu pengetahuan yang munculdari pertemuan langsung para mahasiswa dan terjemahan karya-karya muslim atau yang muncul sebab dibangkitkan oleh ilmuan muslim.
  • Untuk suatu kemajuan, penerjemahan menajadi aspek penting sehingga terjadi transmissi pengetahuan ke sebuah bangsa/ muslim.
  • Peradaban Islam memberikan dampak yang sungguh besar lengan berkuasa bagi Eropa, hingga kini meskipun tidak lagi secara langsusng.

DAFTAR PUSTAKA
  • Abu al-Hasan al-Nadwi, Islam and the World, Lucknow: Academy of Islamic Research and Publication, 1979
  • Ahmad Tafsir, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Kebudayaan, Bandung: Pustaka, 1986
  • Hanna al-Fakhuri, Tarikh Falsafah al-Arabiah, Beirut:Maktabah al-Basiliah, Jilid II, 1958
  • Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran, Bandung: Mizan, 1995
  • Hasan Asari, Dari Yunani Hingga Renaisan:Melacak Peranan Peradaban Islam dalam Tradisi Intelektual Barat, Journal Analytica Islamica, Pasca Sarjana IAIN SUMUT, Tahun I Volume I Nomor I, 1999
  • Kuntowijoyo, Paradigma Islam, Bandung; Mizan, Cet I, 1991
  • Mehdi Nakosteen,Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Erofa, terj. Joko S. Kahhar danSupriyanto Abdullah ,Surabaya:Risalah Gusti, Cet I, 1996
  • Muhaamd Abduh, Ilmu dan Peradaban Menurut Islam dan Kristen, terjemahan Mahyuddin Syaf, Bandung: Diponegoro, 1992
  • Muhammad Iqbal, Ibn Rusyd & Averroisme, Sebuah Pemberontakan Terhadap Agama, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004
  • Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Jakarta:Kencana Prenada Media, 2003
  • Nurcholis Madjid, Islam Kedokteran dan Keindonesiaan, Bandung: Mizan, 1987
  • Nouruzzaman Shiddiqi, Tamaddun Muslim Bunga Rampai Kebudayaan Muslim, Jakarta: Bulan Bintang, 1986
  • S.M Imamuddin, Muslim Spain 711-1492 ,Leiden, E.J.Brill, 1981
  • Tariq Ali, Benturan antar Fundamentalis terj.Hodri Ariev, (Jakarta; Paramadina, 2004
  • Zainil Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibn Rusyd, Jakarta: Bulan Bintang, 1975
FootNote
1 Ibn Rusyd dan Pengaruhnya Pada Renaisance di Eropa, makalah Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta, 1992 dengan mengutip Calude Delmas. Tarikh al-Hadharah al-Urobiah, (Beirut; Dar Mansyurat Awidat, 1970), hal. 19
2 Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: MacMillan Press, 19700, hal. 526, 530
3 Hasan Asari, Dari Yunani Hingga Renaisans, Melacak Peranan Peradaban Islam dalam Tradisi Intelektual Barat, Journal Analytica Islamica, Pasca Sarjana IAIN SUMUT, Tahun I Volume I Nomor I, 1999, hal. 23
4 Ibid
5 Ibid
6 Kuntowijoyo, Paradigma Islam, (Bandung; Mizan, Cet I, 1991), hal. 160
7 Mehdi Nakosteen,Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Erofa, terj. Joko S. Kahhar danSupriyanto Abdullah (Surabaya:Risalah Gusti, Cet I, 1996), hal. 271
 8 Tariq Ali, Benturan anatar Fundamentalis terj.Hodri Ariev, (Jakarta; Paramadina, 2004)hal. 42
 9 Mehdi Nkosteen, Op.cit, hal. 261
 10 Ibid, hal. 393-428
 11 Ibid, hal.393
12 Ibid, hal. 235
13 Muhammad Iqbal, Ibn Rusyd & Averroisme, Sebuah Pemberontakan Terhadap Agama, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004) hl. 85 dengan mengutup Anwar G. Chejne, Muslim Spain Its History and Culture, (Minneapolis Minnesota Press, 1974), hal. 402. Menurut Mehdi Nakosteen, Universitas di Salermo yang berbasis kedokteran gres bangun final periode ke-12. lihat Mehdi Nkosteen, Kontribusi Islam. Hal. 269. Namun bisa kemungkinannya bahwa ia belajar kedokteran, tetapi belum pada tempat yang disebut itu selaku Universitas.
 13 Mehdi Nakosteen, Op.cit, hal, 264
 14 Ibid, hal.393-408
 15 Ibid, hal. 408-423
 16 Ibid, hal.423-426
 17 Ibid, hl. 427
18 Ibid hal. 427-428
19 S.M Imamuddin, Muslim Spain 711-1492 (Leiden, E.J.Brill, 1981), hal. 192
20 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta:Kencana Prenada Media, 2003), hal. 231
21 Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran,, (Bandung: Mizan, 1995)hal. 116
22 Nouruzzaman Shiddiqi, Tamaddun Muslim Bunga Rampai Kebudayaan Muslim, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hal.67
23 Mahmd Qasim, Falsafah Ibn Rusyd wa Atharruha fi al-Tafkir al-Gharbi, (Sudan: Jamiah Ummi Durman al –Islamiah, 1967), hal. 12 dalam makalah Ibn Rusyd dan Pengaruhnya Pada Renaisans Eropa, (Jakarta; Yayasan Wakaf Paramadina, 1992).
24 Ibid
25 Zainil Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibn Rusyd, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hal. 70, dikutip dari Ernest Renan dalam Averroes Et Laverroisme, Paris, 1852, hal. 191
26 Ibid, hal. 74
26 Hanna al-Fakhuri, Tarikh Falsafah al-Arabiah, (Beirut:Maktabah al-Basiliah, Jilid II, 1958), hal. 385
27 Muhammad Iqbal, Ibn Rusyd & Averroisme, Sebuah Pemberontakan Terhadap Agama, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004) hl. 95 dengan mengutip Stuart McClintock, “Averroisme”, dalam Paul Edwards, eds, The Encyclopedia of Philosophy Vol I (New York: MacMillan Publishing Co, 1972), hal. 224
28 Muhaamd Iqbal, Ibn Rusyd.., hal. 96
29 Abu aal-Hasan al-Nadwi, Islam and the World, (Lucknow: Academy of Islamic Research and Publication, 1979), hal. 114
30 Muhaamd Abduh, Ilmu dan Peradaban Menurut Islam dan Kristen, terjemahan Mahyuddin Syaf, (Bandung: Diponegoro, 1992), hal. 53
31 Muhaamd Iqbal, Ibn Rusyd…, hal. 105-106
32 Zainal Abidin Ahmad, hal. 171
33 Muhammad Iqbal, Op.cit, hal. 53, dia merujuk Hasan Hanafi, Muqaddimahfi fi Ibn al-Istighrah, (Beirut: Muassasah al-Jami’ah, 1992), hal. 14-15
34 Hasan Asari, Dari Yunani Hingga Renaisans, Op.cit, hal. 25.Renaisnas bermula di Itali, ibid, hal.21
35 Sekularisme dalam penedekatan filosofis dalah paham yang memisahkan secara total antara agama dan nefgara. Menurut Nurcholis Madjid, sekularisme ialah paham yang dimulai dengan formulasiberikan terhadap kaisar apa yang menjadi kepunyaan kaisar (problem duniawi) dan berikan terhadap Tuhan apa yang menjadi kepunyaan Tuhan (problem ukhrowi). Tuhan tidak berhak mencampuri problem-dilema duniawi (Nurcholis Madjid, Islam Kedokteran dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1987), hal. 179
36 Kuntowijoyo, Paradigma Islam, op.cit. hal. 160
36 Hasan Asari, Dari Yunani Hingga Renaisans, op.cit, hal. 25
37 Ahmad Amin, Zhuhr al-Islam Juz III,(Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, ttp), hal. 24 seperti dikutip Muhammad Iqbal, Ibn Rusyd & Averroisme, op.cit, hal. 80
38 S.M. Imamuddin, op.cit, hal. 191
39 Ibid, hal. 192
40 Mehdi Nakosteen, op.cit, hal. 269
41 Ahmad Tafsir, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Kebudayaan, (Bandung: Pustaka, 1986), hal. 8-9 diterjemahkan dari Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO, Islamic and Arab Contribution to the Eurofean Renaisnce.
42 Ahmad Tafsir, Sumbangan, hal. 8-9
43 Muhammad Iqbal, Ibn Rusyd & Averroisme, op.cit, hal. 80

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon