Gempa merupakan bencana alam yang sungguh ditakuti oleh penduduk Indonesia,hal ini didasari oleh keadaan Indonesia yang memang berada di area “ring of fire” yang menimbulkan pergeseran, gunung meletus, adanya pergerakan lempengan terjadi di negara kita. Alasan inilah juga yang menimbulkan Indonesia terpecah menjadi negara kepualauan yang sangat banyak bahkan sampai ribuan.
Berbicara soal gempa, baru-baru ini terjadi gempa bumi ditambah potensi Tsunami dan peristiwa Tsunami yang mengakibatkan cemas masal di Indonesia. Jika gempa terjadi beberapa bulan yang lalu di Gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kembali terjadi gempa Palu dibarengi tsunami pada simpulan September 2018 lalu. Tentu selain menelan korban jiwa, kehancuran bangunan, rumah dan juga menimbulkan Palu nyaris rata dengan tanah ialah pengaruh terbesar yang terjadi.
Gempa sendiri memiliki jenis dan alasannya masing-masing, tidak semua gempa disebabkan oleh hal yang serupa. Berikut ini ada dua jenis gempa yang cukup sering terjadi di Indonesia dan beberapa negara yang lain yang serupa, yakni Tektonik dan juga Vulkanik. Berikut ini penjelasan perbedaan gempa tektonik dan gempa vulkanik:
- Gempat Tektonik dan Akibatnya
Pertama ialah gempa yang sering terjadi dan disebut Gempa Tektonik. Dimana gempa ini terjadi akibat insiden pergerakan lapisan di bagian kulit bumi ataupun adanya patahan yang diakibatkan pergerakan lempengan bumi.
Sehingga lempengan menimbulkan pemindahan dan pergeseran di bagian kulit bumi atau di permukaan tanah rumah kita. Lempengan yang terus bergerak dan aktif terdapat di area Timur sekitar Sulawesi dan di bawah pulau Sumatera. Adanya perubahan tersebut pasti menyebabkan getaran di permukaan bumi yang alhasil menjadi Gempa Tektonik.
Gempa ini terjadi cukup luas dan mengakibatkan pergerakan yang kuat dan cepat. Sehingga kalau terjadi gempa tektonik akan menjadikan tanda bahaya alasannya akan menghancurkan gedung dan juga rumah. Biasanya imbas yang didapatkan rumah retak hingga hancur, longsor, adanya kemerosotan tanah dan juga lingkungan.
Beberapa kejadian gempa tektonik di Indonesia lumayan banyak yakni gempa Flores 1992, Nabire 2004, Alor 2004, dan di Samudra Hindia yang lebih diketahui sebagai Gempa Aceh 2004. Jelas sekali dalam ingatan masyarakat Indonesia bagaimana Gempa tektonik Aceh menggemparkan dan merobohkan banyak bangunan, bahkan sampai terjadinya Tsunami dan menenggelamkan seluruh daratan Aceh.
Gempa tektonik ini sulit sekali untuk dideteksi, namun sesudah adanya gempa peluangTsunami masih bisa diumumkan dan dideteksi. Selain karena memakai alat, Tsunami mampu dideteksi secara gampang seperti melihat air laut surut, ikan dan hewan laut mulai naik ke permukaan dan juga mudah ditemukan dan tentu saja suhu di sekitar pantai berangin.
- Gempa Vulkanik dan Runtuhan
Gempa berikutnya bernama gempa vulkanik, dimana gempa ini berhubungan dengan gunung berapi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa gunung berapi cukup banyak di Indonesia mengingat kita berada di area ring of fire yang membuktikan garis aktif gunung berapi. Sebelum terjadi atau keluarnya magma, pasti gunung menawarkan tanda berbentukgetaran dan disebut gempa vulkanik.
Gempa ini menyebabkan getaran di permukaan bumi dan risikonya mengeluarkan magma dari dapur magma, insiden magma keluar ini bisa hingga ke kulit bumi maupun hingga ke permukaan bumi. Getaran gempa vulkanik terbatas di badan gunung api dan di area sekitarnya akan menjadi area yang paling terasa.
Jika mengatakan soal ancaman, maka efek dan bahaya cukup besar. Dimana saat gempa vulkanik terjadi maka akan ada tanda bahwa berbagai kandungan gunung api akan dimuntahkan dan membahayakan makhluk hidup. Contohnya bebatuan, debu, lahar dan juga gas beracun. Tentu yang terakhir ialah magma atau lava panas yang bisa membakar dan menghanguskan apapun.
Lantas bagaimana dengan gunung yang berada di lautan ? contoh paling besar ialah gempa vulkanik yang disebabkan oleh Gunung Krakatau yang meletus. Gunung tersebut pernah meletus dan menimbulkan gempa di daratan ataupun di lautan, selain dari getaran air maritim juga ikut pasang dan memberikan efek seolah ada peristiwa tsunami.
Ketika anda menempati kawasan rawan gempa di Indonesia, maka jalan satu-satunya pasti mengungsi atau berpindah dan mencari area yang lebih aman. Namun sebab area tersebut merupakan kawasan yang telah usang ditempati biasanya cukup sulit meninggalkan area yang berpeluang gempa. Untuk anda yang ingin menangani kejadian ini ada beberapa tahapan yang mampu dikerjakan :
- Selalu amati isu dari pemerintah atau BMKG utamanya alasannya akan berbagi isu tentang keamanan gempa dan sejenisnya
- Selalu mengetahui tempat aman atau tempat mengungsi, contohnya jika akrab dengan pantai mencari area yang lebih tinggi. Jika berada di gunung berapi maka cari area di daratan rendah
- Perhatikan keluarga anda dan juga usahakan untuk menyelamatkan prioritas tertinggi
Demikian penjelasan tentang perbedaan gempa tektonik dan gempa vulkanik. Semoga bermanfaat.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon