Dunia ini terdiri atas lempengan-lempengan tanah yang membentuk daratan. Lempengan-lempengan itu terus aktif bergerak, dan bisa saja mengakibatkan gempa bumi. Ya, ada beberapa macam-macam gempa bumi yang dapat terjadi di bumi kita ini. Salah satu penyebab dari gempa bumi itu sendiri adalah getaran yang terjadi dari dalam bumi yang membutuhkan pelepasan energi. Pada dikala pelepasan energi ini terjadi, lempengan-lempengan yang terdapat di kerak bumi utamanya permukaan bumi atau di bawah lautan pun bergerak dan bergeser, jadinya terjadilah guncangan.
Dataran bumi berisikan lempengan-lempengan kerikil yang selalu aktif bergerak setiap ketika. Kadang lempengan-lempengan ini saling bertumbukan, kadang bergeser saling menjauh, atau hanya saling bergesekan. Keretakan pada lapisan bebatuan ini menimbulkan gempa tektonik. Daerah yang terletak di perbatasan lempeng bumi ini juga merupakan ciri kawasan riskan gempa yang pantas diantisipasi.
Menurut teori lempeng tektonik, bumi ini terdiri dari 15 lempeng yang menyusun lapisan tanah terluar dari planet. Lempengan-lempengan itu terdiri dari lempengan maritim dan lempengan benua. Secara keseluruhan ada 6 lempengan besar dan 9 lempengan kecil.
Lempeng ini senantiasa bergerak. Kini dapat disusun fakta bahwa bantu-membantu semua aktivitas vulkanis, seismitik dan tektonik terjadi pada perbatasan dari lempengan-lempengan ini. Itu sebabnya kebanyakan gempa bumi dan gunung berapi dapat didapatkan pada tepian lempeng dunia ini.
Pada tanggal 12 Mei 2008 kemudian di Sichuan, China sudah terjadi gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitude 7,9 skala richter. Tragedi ini menyebabkan banyak sekali kerusakan dan korban jiwa. Timbulnya gempa bumi tersebut ialah akhir tumbukan antara dua lempeng tektonik adalah lempeng India dan lempeng Eurasia (lempeng yang menghubungkan antara Eropa dan Asia).
3. Terdapat Aktivitas Manusia yang Melibatkan Dinamit
Kadang ada beberapa kegiatan manusia yang memiliki efek pada lingkungan menyebabkan beberapa bab dari struktur bumi mengalami gempa bumi produksi. Misalnya pengetesan bom yang menciptakan gelombang kuat yang memukul bebatuan, menimbulkan gempa bumi produksi. Gempa bumi semacam itu mempunyai kekuatan yang serupa dengan kekuatan gempa bumi vulkanis skala ringan.
Selain itu, aktivitas penggalian, atau dikala membangun bendungan yang menggunakan dinamit juga sering kali menjadi argumentasi bagi timbulnya gempa buatan yang berkekuatan ringan.
Namun tidak selalu guncangan gempa bumi buatan tersebut berskala ringan. Misalnya pada tahun 1929, ketika sedang ada konstruksi di bendungan Marathon menjadikan gempa bumi berkekuatan mahir di Yunani pada tahun 1931.
Proses pembuatan danau buatan juga kadang menyebabkan gempa bumi bikinan. Volume air yang meningkat mampu memperlihatkan tekanan serius kepada lapisan tanah di bawahnya. Tekanan secara tiba-tiba ini dapat menimbulkan pergerakan lapisan tanah yang secara datang-tiba dan berujung pada gempa bumi. Gempa bumi ini biasanya timbul bila kedalaman bendungan lebih dari 100 meter. Tekanan air menjadi penyebab dari aktivitas seismitik ini.
Pada tahun 1967 terjadi gempa bumi Koynanagar, Maharastra, India yang berkekuatan 6,3 skala richter. Mulai dari episenter, fore shock, dan after shock semua terjadi di sekitar danau Koyna. Gempa ini merenggut 180 korban jiwa, 1.500 orang luka-luka. Dampak dari gempa bumi ini dinikmati dalam radius 230 km jauhnya di Bombay.
Dengan mengetahui ciri-ciri tempat riskan gempa tersebut, insan mesti mampu mengantisipasi diri dan sebisa mungkin tidak melaksanakan acara yang dapat mengakibatkan terjadinya gempa. Sebagai makhluk bakir, kita mesti sama-sama memajukan fungsi lingkungan hidup bagi insan dan ruang publik untuk kehidupan, alasannya bumi ini yakni daerah tinggal terindah dari Allah SWT yang diberikan kembali untuk kemakmuran hidup insan.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon