Interaksi antara desa dengan kota merupakan interaksi yang disebut juga dengan interaksi wilayah. Interaksi terjadi saat dua objek saling mempengaruhi dan memberikan efek bagi satu sama lain. Interaksi wilayah ialah kekerabatan timbal balik antara dua daerah atau lebih yang saling mempengaruhi dan dapat menjadikan gejala atau masalah baru baik secara langsung maupun secara tidak eksklusif.
Desa merupakan daerah yang sering dikaitkan dengan daerah pedalaman, penghasil materi pangan, di mana penduduknya banyak melakukan pekerjaan di sektor pertanian atau industri rumahan kecil. Lahan di pedesaan lebih banyak digunakan untuk menghasilkan materi baku makanan. Sedangkan kota ialah wilayah yang banyak dikaitkan dengan pusat industri dan perkantoran. Masyarakat perkotaan memiliki jenis sumber mata pencaharian yang lebih beragam ketimbang masyarakat di pedesaan.
Ada berbagai bentuk yang mampu dikategorikan selaku interaksi antara desa dan kota. Diantaranya yakni pemenuhan kebutuhan masing-masing kawasan, kerjasama antara penduduk desa dengan masyarakatkota, dan asimilasi atau penggabungan antara sifat yang dimiliki oleh kota dengan sifat yang dimiliki oleh desa.
Berikut adalah faktor-faktor yang mensugesti interaksi antara desa dengan kota berdasarkan Edward Ullman, seorang geografis dari Amerika Serikat:
1. Adanya wilayah yang saling melengkapi
Setiap kawasan tentunya memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda. Hal ini sebab daerah di satu kawasan dengan daerah lainnya memiliki sifat fisik yang berbeda tergantung pada keadaan iklim dan cuacanya. Hal ini juga disebabkan oleh perbedaan sumberdaya alam serta perbedaan kemampuan untuk menyanggupi kebutuhannya. Setiap daerah mempunyai keunggulan dan kekurangannya masing-masing.
Dua buah daerah atau lebih dapat saling melengkapi keperluan masing-masing bila mempunyai kemampua yang berbeda-beda. Misalnya, sebuah wilayah bila ingin bertahan hidup memerlukan sumber pangan berbentuksayuran dan padi-padian. Daerah A merupakan tempat penghasil sayuran, namun tidak mampu menghasilkan padi. Daerah B ialah daerah penghasil padi yang cukup banyak, tetapi tidak mampu menghasilkan sayuran yang diperlukan. Maka, tempat A dan kawasan B mempunyai keperluan wilayah yang saling melengkapi. Hal ini dapat menjadikan adanya interaksi daerah antara tempat A dan kawasan B.
Desa dan kota ialah kedua wilayah yang sungguh berlainan. Kota identik dengan kemajuannya di bidang industri, sedangkan desa identik dengan kawasan penghasil materi pangan. Oleh alasannya itu, antara desa dan kota merupakan kedua jenis daerah yang saling melengkapi sehingga perlu adanya interaksi antara desa dengan kota.
2. Adanya potensi untuk saling mengintervensi
Faktor ini ialah cara bagaimana suatu kawasan dapat memindahkan sumber daya yang dimilikinya semoga mampu dibeli oleh daerah lain yang memerlukan lebih dulu dibandingkan daerah pesaingnya yang memiliki sumber daya yang serupa. Misalnya tempat A dan tempat B merupakan kawasan penghasil bahan pangan. Sedangkan daerah C merupakan tempat yang tidak bisa menyanggupi kebutuhan pangannya sendiri.
Maka, kawasan C memerlukan materi pangan yang dimiliki oleh daerah A dan daerah B. Daerah A dan kawasan B merupakan tentangan. Apabila tempat A terlebih dahulu memindahkan sumber dayanya ke kawasan C, maka tempat A mengintervensi interaksi antara daerah B dengan daerah C sehingga interaksinya menjadi lebih lemah. Sebaliknya, interaksi antara kawasan A dengan tempat C menjadi lebih kuat.
3. Adanya akomodasi pemindahan dalam ruang
Kemudahan pemindahan dalam ruang ini tujuannya adanya kemudahan untuk memindahkan sebuah barang dari satu kawasan ke daerah lain. Apabila suatu kawasan terjangkau dengan gampang dari wilayah lain, tentunya interaksi akan lebih berpengaruh karena gampang untuk memindahkan barang yang diharapkan oleh wilayah lain tersebut.
Kemudahan pemindahan dalam ruang ini dipengaruhi oleh banyak aspek. Diantaranya yakni kemampuan berkomunikasi warga dari kedua wilayah yang berinteraksi, kelangsungan arus gosip antar kawasan, jarak antara dua daerah, biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan barang, serta kelangsungan transportasi yang dipengaruhi oleh infrastruktur fisik yang tersedia.
Umumnya, faktor ini sangat mempengaruhi interaksi desa dengan kota, sebab tempat desa yang lebih mudah terjangkau akan lebih banyak berinteraksi dengan kota ketimbang desa yang merepotkan untuk dijangkau.
Selain ketiga aspek yang telah dijelaskan oleh Edward Ullman di atas, terdapat hal lain yang mensugesti interaksi antara desa dengan kota yakni zona interaksi desa dan kota. Semakin erat jarak desa dengan kota, maka interaksi antara desa tersebut dengan kota akan semakin kuat. Berikut yaitu klasifikasi zona interaksi desa dan kota menurut Bintarto:
- City, merupakan pusat kota
- Suburban, ialah daerah yang berada dekat dengan sentra kota, lazimnya banyak dihuni oleh orang yang bekerja secara pulang pergi ke pusat kota
- Suburban Fringe, ialah wilayah di sekitar suburban. Dapat dimaksudkan juga selaku daerah peralihan antara kota dengan desa
- Urban Fringe, merupakan kawasan terluat dari kota
- Rural Urban Fringe, merupakan daerah yang terletak antara kota dengan desa. Cirinya ialah penggunaan lahan adonan antara sektor pertanian dengan sektor non pertanian
4. Rural, ialah wilayah yang mengandalkan kegiatan penggunaan lahan untuk sektor pertanian
Interaksi antara desa dengan kota ialah hal yang penting. Interaksi ini menciptakan kehidupan di desa dan di kota mampu meningkat ke arah yang lebih baik. Berikut yakni beberapa dampak faktual yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara desa dengan kota:
- Meluasnya globalisasi
- Terbukanya lapangan pekerjaan gres
- Menambah wawasan bagi penduduk, utamanya untuk masyarakatdesa
- Semakin gampang bagi kedua daerah untuk menyanggupi kebutuhan
- Memperluas pemasaran hasil bikinan desa dan hasil industri di kota
- Tersedianya materi baku dan tenaga kerja
- Mengembangkan potensi fasilitas rekreasi alam di desa
5. Semakin banyak penanam modal di sektor pertanian maupun di sektor non pertanian
Selain dampak konkret, ada pula pengaruh negatif yang timbul akibat adanya interaksi antara desa dengan kota. Dampak negatif ini tidak mampu dikesampingkan, oleh karena itu perlu dicari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Berikut yakni beberapa imbas negatif yang dapat timbul:
- Munculnya kebiasaan untuk hidup konsumtif dan sifat materialisme
- Meningkatnya jumlah urbanisasi atau perpindahan masyarakatdari desa ke kota
- Meningkatnya kriminalitas dan angka pengangguran alasannya adalah terlalu tingginya urbanisasi
- Wilayah kumuh bertambah luas
6. Mudahnya jalan masuk peredaran zat-zat terlarang
Demikian klarifikasi perihal aspek yang mensugesti interaksi desa dengan kota. Semoga berguna bagi para pembaca.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon