Manusia ketika lahir tidak eksklusif lalu bisa berbicara. anak yang tidak memiliki kontak dengan orang lain yang berbahasa mirip dirinya sendiri akan membuatkan bahasanya sendiri untuk memenuhi keinginan komunikasinya. Namun bahasa tidaklah ada artinya kalau cuma untuk diri sendiri. Paling tidak haruslah ada dua orang, semoga ada proses komunikasi. Betul bahwa seseorang bisa berkomunikasi pada dirinya, tetapi untuk komunikasi seperti ini tidak perlu kata-kata.
Bahasa memiliki seperangkat aturan yang dikenal para penuturnya. Perangkat inilah yang memilih struktur apa yang diucapkannya. Struktur ini disebut grammar. Bagaimanapun primitifnya suatu masyarakat penutur bahasa, bahasanya itu sendiri bekerja berdasarkan seperangkat hukum yang terstruktur. Kenyataan bahwa bahasa selaku tata cara yakni persoalan pemakaian (usage); bukan ditentukan oleh panitia atau forum perumus. Aturan ini dibentuk dan diubah oleh cara orang-orang yang menggunakannya. Aturan ini ada sebab para penuturnya memakai bahasa dalam cara tertentu dan tidak dalam cara lain. Dan karena ada kesepakatan lazim perihal aturan ini maka orang memakai bahasa dalam cara tertentu yang mempunyai arti. Dikarenakan ada kesepakatan inilah maka kita mampu mempelajari dan mangajarkan bahasa apa saja.
Pengertian Bahasa, Ragam Bahasa, Fungsi Bahasa adalah pengertian dasar dalam mengerti bahasa. Dalam mengetahui Bahasa Indonesia, kita juga perlu mengetahui hel-hal tersebut, sehingga pemahaman kita dalam memahami bahasa Indonesia, mampu lebih mendalam dan dapat mengaplikasikan dengan baik. Definisi Bahasa; Bahasa ialah suatu tata cara dari lambang suara arbiter ( tidak ada relasi antara lambang suara dengan bendanya ) yang dihasilkan oleh alat ucap insan dan digunakan oleh penduduk untuk berkomunikasi, kerja sama, dan kenali diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan yaitu bahasa sekunder.
Sifat – sifat bahasa :
Manusia yakni makhluk social yang saling berinteraksi dalam penduduk menggunakan bahasa, dan dalam masyarakat tersebut terdapat bermacam – macam bahasa yang disebut Ragam Bahasa. Indonesia ialah Negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau, yang dihuni oleh ratusan suku bangsa dengan acuan kebudayaan sendiri-sendiri, niscaya melahirkan berbagai ragam bahasa yang bermacam-macam dan ini disebut Ragam Bahasa Indonesia. Berdasarkan pokok obrolan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
1.Ragam ekspresi yang antara lain meliputi:
oRagam bahasa cakapan
oRagam bahasa pidato
oRagam bahasa kuliah
oRagam bahasa panggung
2.Ragam tulis yang antara lain mencakup:
oRagam bahasa teknis
oRagam bahasa undang-undang
oRagam bahasa catatan
oRagam bahasa surat
Ragam bahasa menurut kekerabatan antarpembiacara dibedakan berdasarkan bersahabat tidaknya pembicara
Ragam bahasa resmi
Ragam bahasa erat
Ragam bahasa agak resmi
Ragam bahasa kalem
dan sebagainya
Ragam bahasa baku dan tidak baku
Ciri – ciri ragam bahasa baku :
•kemantapan dinamis, memiliki kaidah dan aturan yang relatif tetap dan luwes.
•Kecendekiaan, sanggup mengungkap proses anutan yang rumit diberbagai ilmu dan tekhnologi
•Keseragaman kaidah yaitu keseragaman hukum atau norma
Proses pembakuan bahasa terjadi sebab kebutuhan komunikasi. Dalam proses pembakuan atau standardisasi kombinasi bahasa, bahasa itu disebut bahasa baku atau standard. Pembakuan tidak berniat untuk mematikan variasi-kombinasi bahasa tidak baku. Untuk menangani keragaman pemakaian bahasa yang ialah kombinasi dari bahasa tidak baku maka diharapkan bahasa bahasa baku atau bahasa standard.
Bahasa Indonesia baku yakni ragam bahasa yang dipergunakan dalam:
•komunikasi resmi, yaitu surat-menyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, penamaan dan peristilahan resmi, perundang-undangan, dan sebagainya.
•ihwal teknis, ialah dalam laporan resmi dan karangan ilmiah.
•pembicaraan di depan biasa ialah dalam ceramah, kuliah, khotbah
•pembicaraan dengan orang yang dihormati adalah orang yang lebih renta, lebih tinggi status sosialnya dan orang yang baru dikenal.
Ciri struktur (bagian-unsur) bahasa Indonesia baku adalah selaku berikut.
1.Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten.
2.b. Pemakaian fungsi gramatikal (subyek, predikat, dan sebagainya secara eksplisit dan konsisten.
3.c. Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten (pemakaian kata penghubung secara sempurna dan ajeg.
4.d. Pemakaian teladan frase verbal aspek + biro + verba (kalau ada) secara konsisten (penggunaan urutan kata yang tepat).
5.e. Pemakaian konstruksi sintesis (lawan analitis).
6.f. Pemakaian partikel kah, lah, dan pun secara konsisten.
7.g. Pemakaian preposisi yang sempurna.
8.h. Pemakaian bentuk ulang yang sempurna berdasarkan fungsi dan tempatnya.
9.i. Pemakaian bagian-komponen leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa Indonesia baku.
10.j. Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD).
11.k. Pemakaian peristilahan resmi.
12.Pemakaian kaidah yang baku
Goeller (1980) mengemukakan bahwa ada tiga krakteristik bahasa tulisan ialah acuracy, brevety, claryty (ABC).
•Acuracy (akurat) yakni segala gosip atau gagasan yang dituliskan dapat memberi akidah bagi pembaca bahwa hal tersebut masuk nalar atau logis.
•Brevety (ringkas) yang memiliki arti ide tertulis yang disampaikan bersifat singkat alasannya tidak memakai kata yang mubazir dan berulang, seluruh kata yang dipakai dalam kalimat ada fungsinya.
•Claryty (terang) yaitu tulisan itu mudah dipahami, alur pikirannya gampang diikuti oleh pembaca. Tidak menyebabkan salah tafsir bagi pembaca.
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Berbahasa Indonesia yang bagus adalah berbahasa Indonesia yang tepat dengan daerah kawasan terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topic obrolan. Bahasa Indonesia yang baik tidak senantiasa perlu beragam baku. Yang perlu diamati dalam berbahasa Indonesia yang baik yakni pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Ada pun berbahasa Indonesia yang benar yakni berbahasa Indonesia yang cocok dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.comBahasa memiliki seperangkat aturan yang dikenal para penuturnya. Perangkat inilah yang memilih struktur apa yang diucapkannya. Struktur ini disebut grammar. Bagaimanapun primitifnya suatu masyarakat penutur bahasa, bahasanya itu sendiri bekerja berdasarkan seperangkat hukum yang terstruktur. Kenyataan bahwa bahasa selaku tata cara yakni persoalan pemakaian (usage); bukan ditentukan oleh panitia atau forum perumus. Aturan ini dibentuk dan diubah oleh cara orang-orang yang menggunakannya. Aturan ini ada sebab para penuturnya memakai bahasa dalam cara tertentu dan tidak dalam cara lain. Dan karena ada kesepakatan lazim perihal aturan ini maka orang memakai bahasa dalam cara tertentu yang mempunyai arti. Dikarenakan ada kesepakatan inilah maka kita mampu mempelajari dan mangajarkan bahasa apa saja.
Pengertian Bahasa, Ragam Bahasa, Fungsi Bahasa adalah pengertian dasar dalam mengerti bahasa. Dalam mengetahui Bahasa Indonesia, kita juga perlu mengetahui hel-hal tersebut, sehingga pemahaman kita dalam memahami bahasa Indonesia, mampu lebih mendalam dan dapat mengaplikasikan dengan baik. Definisi Bahasa; Bahasa ialah suatu tata cara dari lambang suara arbiter ( tidak ada relasi antara lambang suara dengan bendanya ) yang dihasilkan oleh alat ucap insan dan digunakan oleh penduduk untuk berkomunikasi, kerja sama, dan kenali diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan yaitu bahasa sekunder.
Sifat – sifat bahasa :
- Sistematik alasannya adalah bahasa mempunyai contoh dan kaidah yang harus ditaati agar mampu dimengerti oleh pemakainya
- Mana suka sebab unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar
- Ujar , karena bentuk dasar bahasa
- Manusiawi, alasannya adalah dimanfaatkan insan.
- Fungsi berita, yakni untuk memberikan berita timbal-balik antar anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.
- Fungsi mulut diri, ialah untuk menyalurkan perasaan, perilaku, gagasan,emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca.
- Fungsi pembiasaan dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota penduduk , lewat bahasa seorang anggota masyarakat bertahap berguru adab istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya.
- Fungsi kontrol sosial. Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pertimbangan orang lain.
- Alat untuk berkomunikasi dengan sesama insan.
- Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
- Alat mengidentifikasi diri.
- Fungsi instrumental, yakni bahasa dipakai untuk menemukan sesuatu
- Fungsi regulatoris, yaitu bahasa dipakai untuk mengatur prilaku orang lain
- Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
- Fungsi personal, yakni bahasa dapat dipakai untuk berinteraksi dengan orang lain
- Fungsi heuristik, adalah bahasa dapat dipakai untuk berguru dan mendapatkan sesuatu
- Fungsi imajinatif, yakni bahasa mampu difungsikan untuk membuat dunia khayalan
- Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk memberikan isu
- Bahasa resmi kenegaraan
- Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
- Bahasa resmi untuk kepentingan penyusunan rencana dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah
- Alat pengembangan kebudayaan
- Fungsi Pemersatu, artinya bahasa Indonesia mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda
- Fungsi pemberi kekhasan, artinya bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain
- Fungsi penambah kewibawaan, penggunaan bahasa baku akan memperbesar kewibawaan atau prestise.
- Fungsi sebagai kerangka acuan, mengandung maksud bahwa bahasa baku merupakan kerangka acuan pemakaian bahasa
Manusia yakni makhluk social yang saling berinteraksi dalam penduduk menggunakan bahasa, dan dalam masyarakat tersebut terdapat bermacam – macam bahasa yang disebut Ragam Bahasa. Indonesia ialah Negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau, yang dihuni oleh ratusan suku bangsa dengan acuan kebudayaan sendiri-sendiri, niscaya melahirkan berbagai ragam bahasa yang bermacam-macam dan ini disebut Ragam Bahasa Indonesia. Berdasarkan pokok obrolan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa jurnalistik
- Ragam bahasa ilmiah
- Ragam bahasa sastra
1.Ragam ekspresi yang antara lain meliputi:
oRagam bahasa cakapan
oRagam bahasa pidato
oRagam bahasa kuliah
oRagam bahasa panggung
2.Ragam tulis yang antara lain mencakup:
oRagam bahasa teknis
oRagam bahasa undang-undang
oRagam bahasa catatan
oRagam bahasa surat
Ragam bahasa menurut kekerabatan antarpembiacara dibedakan berdasarkan bersahabat tidaknya pembicara
Ragam bahasa resmi
Ragam bahasa erat
Ragam bahasa agak resmi
Ragam bahasa kalem
dan sebagainya
Ragam bahasa baku dan tidak baku
Ciri – ciri ragam bahasa baku :
•kemantapan dinamis, memiliki kaidah dan aturan yang relatif tetap dan luwes.
•Kecendekiaan, sanggup mengungkap proses anutan yang rumit diberbagai ilmu dan tekhnologi
•Keseragaman kaidah yaitu keseragaman hukum atau norma
Proses pembakuan bahasa terjadi sebab kebutuhan komunikasi. Dalam proses pembakuan atau standardisasi kombinasi bahasa, bahasa itu disebut bahasa baku atau standard. Pembakuan tidak berniat untuk mematikan variasi-kombinasi bahasa tidak baku. Untuk menangani keragaman pemakaian bahasa yang ialah kombinasi dari bahasa tidak baku maka diharapkan bahasa bahasa baku atau bahasa standard.
Bahasa Indonesia baku yakni ragam bahasa yang dipergunakan dalam:
•komunikasi resmi, yaitu surat-menyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, penamaan dan peristilahan resmi, perundang-undangan, dan sebagainya.
•ihwal teknis, ialah dalam laporan resmi dan karangan ilmiah.
•pembicaraan di depan biasa ialah dalam ceramah, kuliah, khotbah
•pembicaraan dengan orang yang dihormati adalah orang yang lebih renta, lebih tinggi status sosialnya dan orang yang baru dikenal.
Ciri struktur (bagian-unsur) bahasa Indonesia baku adalah selaku berikut.
1.Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten.
2.b. Pemakaian fungsi gramatikal (subyek, predikat, dan sebagainya secara eksplisit dan konsisten.
3.c. Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten (pemakaian kata penghubung secara sempurna dan ajeg.
4.d. Pemakaian teladan frase verbal aspek + biro + verba (kalau ada) secara konsisten (penggunaan urutan kata yang tepat).
5.e. Pemakaian konstruksi sintesis (lawan analitis).
6.f. Pemakaian partikel kah, lah, dan pun secara konsisten.
7.g. Pemakaian preposisi yang sempurna.
8.h. Pemakaian bentuk ulang yang sempurna berdasarkan fungsi dan tempatnya.
9.i. Pemakaian bagian-komponen leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa Indonesia baku.
10.j. Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD).
11.k. Pemakaian peristilahan resmi.
12.Pemakaian kaidah yang baku
Goeller (1980) mengemukakan bahwa ada tiga krakteristik bahasa tulisan ialah acuracy, brevety, claryty (ABC).
•Acuracy (akurat) yakni segala gosip atau gagasan yang dituliskan dapat memberi akidah bagi pembaca bahwa hal tersebut masuk nalar atau logis.
•Brevety (ringkas) yang memiliki arti ide tertulis yang disampaikan bersifat singkat alasannya tidak memakai kata yang mubazir dan berulang, seluruh kata yang dipakai dalam kalimat ada fungsinya.
•Claryty (terang) yaitu tulisan itu mudah dipahami, alur pikirannya gampang diikuti oleh pembaca. Tidak menyebabkan salah tafsir bagi pembaca.
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Berbahasa Indonesia yang bagus adalah berbahasa Indonesia yang tepat dengan daerah kawasan terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topic obrolan. Bahasa Indonesia yang baik tidak senantiasa perlu beragam baku. Yang perlu diamati dalam berbahasa Indonesia yang baik yakni pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Ada pun berbahasa Indonesia yang benar yakni berbahasa Indonesia yang cocok dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Daftar Pustaka
- Pendahuluan KBBI edisi ketiga.
- Meecham, Marjorie and Janie Rees-Miller. (2001) "Language in social contexts." In W. O'Grady, J. Archibald, M. Aronoff and J. Rees-Miller (eds) Contemporary Linguistics. pp. 537-590. Boston: Bedford/St. Martin's
EmoticonEmoticon