Kita tahu bahwa bentuk permukaan bumi tidaklah datar. Ada berbagai macam bentuk dengan ukuran yang berbeda – beda di setiap daerah. Begitu pula dengan pegunungan dan gunung. Terdapat banyak jenis dan versi gunung yang telah diklasifikasikan oleh para ahli. Berbicara perihal gunung tidak akan jauh dari perumpamaan kaldera. Kaldera merupakan hasil dari insiden alam dan menciptakan bentuk morfologi yang berlainan dan unik di setiap tempatnya.
Kaldera ialah tipe gunung api yang memiliki kawah dengan ukuran yang sangat besar. Biasanya kaldera terbentuk balasan letusan yang sungguh dasyat pada ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Sebagian besar kaldera berawal dari gunung yang bertipe Stratovolkano atau strato.
Pengertian Kaldera
Di dalam bahasa Inggris ada istilah perihal “crater” atau jikalau diubah menjadi bahasa Indonesia artinya kawah. Lalu apa perbedaanya dengan kaldera? Crater atau kawah terbentuk balasan erupsi gunung berapi yang ketika insiden melemparkan batuan dan material lain yang berasal dari sentra gunung api. Sedangkan kaldera terbentuk dikala gunung berapi runtuh dengan sendirinya, terkadang akibat erupsi maupun bukan dari erupsi.
Biasanya kaldera dikelilingi oleh segi – segi yang agak curam. Sisi – segi tersebut daerah dimana terjadinya reruntuhan di dinding lapisan batuan dan umumnya berupa tidak rapi jikalau ketimbang kawah yang lebih simetris. Di balik bentuk dan sejarah terbentuknya, kaldera (caldera) berasal dari bahasa Spanyol yang bermakna ketel atau wajan.
Sedangkan berdasarkan ilmu geologi, kaldera ialah kawah vulkanik yang terbentuk balasan dari erupsi atau letusan besar yang berasal dari gunung berapi dan juga runtuhnya batuan – batuan penyangga ke dalam dapur magma. Magma yang mendesak keluar mempunyai volume yang cukup tinggi, sehingga batuan yang terdapat di atas permukaan atau penyangga gunung api menjadi retak. Hingga pada karenanya batuan tersebut runtuh dan menghasilkan lubang berukuran besar atau lebih dikenal dengan sebutan kawah vulkanik.
Proses Pembentukan Kaldera
Setelah terjadinya erupsi atau letusan yang berasal dari gunung berapi. Terdapat ruang kosong di dalam magma yang berukuran cukup besar. Selain akibat letusan, lubang atau ruang kosong tersebut juga mampu disebabkan oleh pergerakan magma di bawah permukaan. Lapisan batuan yang berfungsi sebagai penyangga tersebut membentuk atap dapur magma. Namun, lapisan batuan tersebut runtuh dan membentuk sebuah kawah yang besar ukurannya.
- Erupsi Besar
Kaldera terbentuk akhir telah habis dan kosongnya magma yang berada di dalam dapur magma. Hal ini disebabkan sudah terjadi erupsi yang cukup besar. Dikeluarkanya seluruh material berupa gas –gas, magma dan material lain dari dalam gunung. Sehingga pada jadinya terjadi kekosongan pada dapur magma. Ruang kosong tersebut diisi oleh material – material lain yang berada di atasnya dengan cara runtuh ke dalam ruang kosong tersebut.
- Erupsi Kecil
Tidak hanya erupsi besar saja. Proses terjadinya kaldera mampu juga disebabkan oleh erupsi kecil. Ketika terjadi pengeluaran lava di bagian lain atau sisi samping dari gunung berapi, maka akan tercipta jalur pengeluaran lava. Lava yang keluar tersebut juga mempunyai dampak pada pengosongan ruang di dalam dapur magma. Kosongnya bab tersebut menyebabkan amblesnya lapisan batuan di atasnya akhir gaya gravitasi sehingga terciptalah kaldera.
Tipe Kaldera Berdasarkan Letusan
- Kaldera akibat letusan
Sebagian besar kaldera terbentuk akhir dari letusan. Di Indonesia terdapat lebih dari 5 kaldera yang terbentuk akhir letusan gunung berapi. Kaldera tersebut yaitu kaldera Danau Toba (meletus 73.000-75.000 tahun kemudian), kaldera Gunung Rinjani (1287), kaldera Gunung Tambora (1815), kaldera Gunung Krakatau (1883), dan kaldera Gunung Batur (1926). Sedangkan di luar negeri terdapat kaldera yang cukup terkenal yakni Yellowstone (Amerika), Taupo (Selandia Baru), Aira (Jepang) dan Campi Flegrei (Italia).
- Kaldera bukan akibat letusan
Kaldera ini berada di gunung api perisai Kilaluea dan Mauna Loa yang terdapat di Hawai. Magma yang keluar dari kedua gunung ini bersifat basal dan kandungan silika yang cukup rendah. Magma yang mengalir keluar tidak terlampau kental, dan dikala magma keluar terjadi ruang kosong di kantung magma. Karena magma yang keluar tersebut mengalir, maka kaldera yang terbentuk terkenal dengan istilah kaldera susutan.
Tipe Kaldera Berdasarkan Proses Pembentukan
- Crater Lake Caldera
Kaldera ini terbentuk balasan ledakan yang terjadi pada gunung berapi yang akhirnya runtuh. Seiring berjalannya waktu, bagian yang runtuh tersebut terisi oleh air atau salju. Salah satu pola kaldera ini ialah Crater Lake di Oragon. Saat itu Gunung Mazama meletus sekitar 7.700 tahun yang kemudian dan kesudahannya kaldera tersebut terisi oleh air yang sungguh banyak. Danau kaldera ini mempunyai kedalaman 1.932 kaki dan menjadi danau terdalam di Amerika Serikat dan urutan ke 9 di dunia.
- Shield Volcano Caldera
Kaldera ini terbentuk akibat adanya satu kali ledakan, erupsi yang masif, dan pelepasan magma gunung berapai yang berbeda waktu. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kaldera yang berskala kecil dengan bentuk yang berlawanan. Bagian sisi juga berbentuk nyaris bertingkat. Kaldera ini mampu ditemukan di Kepulauan Galapagos.
- Resurgent Caldera
Kaldera ini terbentuk dari satu gunung berapi dan terdapat dapur magma di banyak titik di sekeliling area yang sudah runtuh. Dapur magma bisa tersebar di dalam area yang sangat luas dan membentuk kaldera dengan diameter 9 hingga 62 mil. Dari struktur gunung api, ini ialah yang terbesar. Contoh dari kaldera ini adalah Taman Nasional Yellowstone. Taman Nasional Yellowstone ini sekitar 50 mil dengan bak air panas dan air mancur panasnya.
Kaldera yang Terdapat Di Indonesia
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam kaldera. Salah satunya ialah Gunung Bromo yang berlokasi di Jawa Timur. Jenis kaldera dari Gunung Bromo ini yakni kaldera pasir yang di sekitarnya terdapat beberapa gunung selain Gunung Bromo, seperti Gunung Widodaren dan Gunung Batok.
Model kaldera ini banyak ditemui di Indonesia. Kaldera ini berasal dari gunung yang berskala besar atau megavulkano. Gunung Bromo pernah meletus pada 28 Desember 1822 dan mulai berhenti pada Januari 1823. Gunung Bromo merupakan satu – satunya gunung yang masih aktif dan berasal dari Gunung Bromo Purba. Sehingga pada tahun 1983 mulai terbentuk danau di dalam kawahnya.
Selain kaldera Bromo, terdapat kaldera Danau Toba yang terletak di Sumatra Utara. Sebelum menjadi Kaldera Danau Toba, pernah meletus sekitar 70.000 tahun yang lalu. Danau Toba ialah kaldera yang berukuran raksasa dan terbentuk dari gunung berapi super atau dikenal dengan ungkapan Supervulkan. Menurut para peneliti, kaldera Danau Toba sudah mengalami 4 kali letusan.
Letusan pertama terjadi sekitar 1,2 juta tahun kemudian, letusan kedua terjadi 840 ribu tahun lalu, letusan ketiga 501 ribu tahun kemudian dan terakhir 74 ribu tahun lalu. Pada letusan terakhir yang menyatukan kaldera – kaldera sebelumnya hingga menjadi panjang 100 km dan lebar 30 km. Dampak yang ditimbulkan dari ledakan tersebut yaitu menurunnya suhu bumi sampai 5 drajat celcius dan mengacaukan iklim global selama bertahun-tahun.
Anak Gunung Krakatau yakni kaldera yang berasal dari acara vulkano akibar erupsi Gunung Krakatau pada kala ke 19. Saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, letusan tersebut menghasilkan kaldera yang berada di bawah maritim. Seiring berjalannya waktu dan balasan aktivitas dapur magma yang masih aktif, mulai timbul kembali dari kaldera tersebut berupa Gunung Anak Krakatau. Dan pada tanggal 23 Desember 2018, Gunung Anak Krakatau kembali meletus dan menimbulkan longsor di sekeliling Gunung Anak Krakatau. Longsoran tersebut menciptakan gelombang tsunami yang memukul kawasan pesisir Jawa dan Sumatra.
Kaldera Yellowstone
Kaldera ini ialah kaldera terbesar dan memiliki kesempatanyang amat besar untuk meletus di kemudian hari. Tercatat kalau kaldera ini terakhir kali meletus sekitar 600.000 tahun yang lalu.
Letusan ini tidak kalah dahsyat dari pada letusan pada Danau Toba yang mengeluarkan material sekitar 2800 km kubik sedangkan Yellowstone cuma mengeluarkan sekitar 100 km kubik. Jika terjadi letusan pada Yellowstone, debu yang dikeluarkan bisa menutupi sebagian besar Amerika Utara.
Itulah tadi penjelasan mengenai kaldera. Semoga bisa bermanfaat.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon