Senin, 28 September 2020

7 Faktor Penyebab Bumi Kian Panas

Apakah kalian mencicipi bila suhu tamat-akhir ini makin meningkat? Mungkin beberapa di antara kalian juga pernah mendengar perumpamaan pemanasan global atau global warming. Sudah sejak lama jika banyak pihak yang mendukung untuk melakukan gerakan Go Green untuk mengurangi pemanasan global ini.


Pemanasan global tidak cuma terjadi di Indonesia saja. Seluruh bagian di paras bumi pun ikut terkena dampaknya. Hal ini juga menjadi bahan penelitian bagi para hebat, apakah benar bahwa bumi mengalami kenaikan suhu. Dan hasil penelitian tersebut cukup mengagetkan. Pemanasan global telah terjadi semenjak tamat abad ke 18. Penyebab utama dari terus meningkatnya suhu rata-rata bumi adalah berasal dari aktivitas yang di lakukan oleh insan. Beberapa bukti sudah menandakan peningkatan suhu telah terjadi dalam masa waktu 60 tahun terakhir ini. Lalu bagaimana mampu terjadi pemanasan global? Nah, berikut penjelasannya.


Global Warming atau pemanasan global terjadi akibat adanya imbas rumah beling atau biasa dikenal dengan istilah Green House Effect. Lalu apa itu imbas rumah kaca? Efek rumah kaca merupakan keadaan dimana panas yang berasal dari matahari masuk ke dalam atmosfer bumi, namun tidak dapat keluar kembali keluar angkasa. Mengapa mampu begitu?


Sebenarnya, ini merupakan fenomena alam yang normal. Sinar matahari yang masuk ke dalam bumi berwujud gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang yang pendek. Hal itulah yang menyebabkan bumi menjadi hangat. Sedangkan bumi sendiri akan memantulkan kembali gelombang radiasi tersebut dalam bentuk gelombang infrared dan sinar ulta violet. Sinar-sinar tersebut akan menembus atmosfer dan sebagian lagi akan kembali lagi ke arah bumi. Kejadian tersebut akan berjalan bila kandungan gas-gas yang ada di dalam atmosfer bumi seperti H2O, CO2, CH4, dan gas – gas lain berada dalam keadaan yang cukup ideal.


Seiring berkembangnya zaman dan kian meningkatnya jumlah insan. Sudah banyak terjadi peningkatan polusi udara akibat dari acara yang dijalankan oleh insan itu sendiri. Seperti acuan gas metana (CH4) yang dihasilkan dari asap kendaraan dan industri. Tidak cuma metana saja, terdapat N2O, CFC, hidrofluorokarbon, dan belerang hexaflorida. Gas – gas tersebut masuk ke dalam gas rumah beling. Gas – gas tersebut yang menutupi atmosfer bumi.


Jika jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfer bumi kian banyak, gelombang infra red dan sinar ultra violet yang dipancarkan oleh bumi akan kembali lagi ke bumi. Sebab gas rumah kaca menghalangi sinar – sinar tersebut untuk keluar dari atmosfer. Akibatnya suhu bumi menjadi lebih hangat. Hal itulah yang menimbulkan terjadinya pemanasan global atau  global warming yang menciptakan suhu di bumi menjadi berkembangdan semakin panas.


Akibat pemanasan global ini tidaklah main-main. Banyak kerugian yang ditimbulkan akhir kejadian ini khususnya bagi insan. Perubahan suhu bumi yang meningkat besar lengan berkuasa pada perubahan iklim yang cukup ekstrim di beberapa cuilan bumi. Tentunya ini berefek pada ekosistem – ekosistem yang lain utamanya hutan yang bertugas untuk menyerap sebagian besar karbondioksida juga ikut terganggu.


Sebagian gunung – gunung es yang berada di kutub utara juga terkena efek selaku akibat dari pemanasan global. Para ilmuan memperhitungkan jikalau pada tahun 2040, lapisan es yang berada di kedua kutub akan habis menjadi cair. Mencairnya gunung – gunung es mengakibatkan naiknya permukaan air bahari. Permukaan air laut yang lain ternyata memberikan bahaya lain bagi pulau – pulau kecil. Jika ini terus berlanjut, ada kemungkinan pulau – pulau tersebut akan tenggelam di lalu hari.


Ada banyak faktor yang mengakibatkan bumi menjadi semakin panas. Berikut ini yaitu beberapa aspek penyebab Bumi semakin panas:



  1. Berubahnya pusat sudut rotasi bumi


Planet bumi berotasi pada sumbunya. Namun sumbu bumi tidaklah tegak lurus, melainkan membentuk sudut. Seiring berjalannya waktu, sudut tersebut sudah berganti sekitar 41.000 tahun. Pada mulanya sudut tersebut sebesar 22,1 derajat menjadi 24,5 derajat dan kembali lagi. Saat sudut menjadi 24,5 derajat, musim panas menjadi lebih hangat dan demam isu hambar menjadi lebih acuh taacuh.



  1. Karbondioksida yang terkandung di lautan


Di dalam lautan mengandung karbondioksida lebih banyak dibandingkan dengan kandungan yang terdapat di atmosfer. Lautan juga mampu menyerap karbondioksida yang berasal dari atmosfer. Ketika karbondioksida di lautan tidak mampu menyerap panas seperti halnya yang dilakukan oleh atmosfer. Jika karbondioksida terlepas dari lautan dan bergerak ke arah atmosfer, hal inilah yang berkontribusi mengembangkan bumi menjadi panas.



  1. Lempeng tektonik dan erupsi gunung berapi


Ternyata pergerakan lempeng tektonik menimbulkan pergeseran benua dari posisi sebelumnya. Seperti, 300 juta tahun yang kemudian Inggris berada di bersahabat garis ekuator di mana daerah tersebut lebih panas dari pada dikala ini. Pergerakan lempeng tektonik juga menimbulkan pergeseran gunung berapai dan pegunungan yang juga berkontribusi terhadap pergeseran iklim. Gunung berapi memperlihatkan efek pada pergantian suhu, khususnya saat terjadi erupsi yang menciptakan gas dan debu vulkanik yang terlempar ke atmosfer bumi. Gas dan abu yang menutupi atmosfer bumi dapat menciptakan bumi menjadi panas atau menjadi acuh taacuh, hal itu tergantung dari kandungan gas yang terkandung dari gunung berapi.



  1. Arus maritim


Arus laut ternyata juga kuat memajukan suhu bumi. Arus maritim menjinjing hawa panas keseluruh bab bumi. Arah dari arus bahari ini dapat berganti – ubah sehingga beberapa tempat bisa lebih hangat dan daerah lain bisa lebih dingin. Lautan dapat menyimpan panas dalam jumlah yang besar. Sehingga perubahan kecil di arus laut dapat memperlihatkan efek kepada iklim global.



  1. Vegetasi yang menutupi daratan


Dalam skala global, contoh dari vegetasi dan iklim mempunyai kekerabatan yang cukup akrab. Vegetasi – vegetasi akan menyerap karbondioksida dan juga mampu sebagai penyangga dari imbas yang diberikan oleh pemanasan global.



  1. Dampak meteorid


Meteorid juga berkontribusi kepada perubahan iklim yang terjadi sementara waktu yang lalu. Seperti contoh Kawah Chicxulub yang berada di Yucatan Peninsula di Mexico. Dampak yang besar diberikan oleh kawah meteorid tersebut menjadikan debu dan gas-gas melonjak ke atmosfer dan menghalangi masuknya sinar matahari. Material – material ini mengisolasi bumi dari radiasi matahari dan menjadikan suhu global menjadi turun. Hal ini terjadi selama bertahun-tahun.



  1. Dampak dari keseluruhan


Setiap aspek – faktor yang berada di atas memberikan donasi kepada pergantian suhu dan iklim di bumi. Dan dampaknya akan semakin besar bila beberapa faktor tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan akan menjadi lebih sulit. Perubahan di salah satunya bisa menjadi pemicu bagi pergantian yang yang lain.


Sebagai pola, kita tahu bila lautan mampu menyerap karbondioksida dari atmosfer. Jika jumlah karbondioksida di atmosfer meningkat, suhu di bumi juga akan naik. Hal ini juga memiliki pengaruh pada lautan. Lautan yang hangat akan kurang mampu menyerap CO2 dibandingkan dengan lautan yang masbodoh. Saat suhu lautan meningkat, lautan akan melepas CO2 ke atmosfer. Hal ini bisa menimbulkan suku berkembangkembali. Proses ini dinamakan umpan balik.


Itulah beberapa penyebab bumi kian panas. Semoga berita ini mampu bermanfaat.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon