Jumat, 03 Juli 2020

Penjelasan Fenomena Watu Bertumpuk Beserta Misalnya

Alam tidak henti – hentinya memberikan keindahan dan pesonanya yang sering kali susah untuk diterima oleh logika sehat manapun. Dahulu banyak orang mengaitkan beberapa insiden atau fenomena alam dengan hal – hal mistis. Seiring berjalannya waktu manusia mulai menyelidiki dan meneliti semua insiden tersebut secara ilmiah dan saintik semoga diterima oleh nalar manusia. Sebut saja fenomena alam gunung pelangi, fenomena alam caping gunung, hingga embun salju di Dieng semua fenomena alam tersebut sudah dapat diterangkan secara ilmiah dan berdasarkan beberapa teori.


Di Indonesia sendiri pernah muncul suatu kejadian berbentukditemukannya kerikil – kerikil yang disusun secara bertumpuk di suatu aliran sungai di Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cidahu, Sukabumi. Banyak orang di sekeliling yang yakin jikalau kedatangan batu – watu tersebut berhubungan dengan kejadian gerhana bulan total yang terjadi malam itu. Namun tidak sedikit yang percaya jikalau kerikil tersebut disusun oleh makhluk mistik. Setelah dijalankan pengusutan ternyata tumpukan watu – kerikil tersebut bukanlah bagian dari peristiwa mistis, tetapi sebuah karya seni yang diketahui dengan istilah balancing art.


Balancing art merupakan teknik menumpuk kerikil pada titik tertentu sampai membentuk susunan vertikal maupun horizontal tanpa menjadikannya jatuh. Susunan batuan yang terjadi di Sukabumi tersebut dikerjakan oleh seorang  laki-laki yang berjulukan Rahmat Apandi. Diketahui jika Rahmat yakni seorang pemulung yang cukup sering mencari sampah di pedoman Sungai Cidahu, tempat ditemukannya tumpukan batuan. Rahmat sendiri tidak mengetahui bila hasil karyanya tersebut merupakan bentuk karya seni yang bernama balancing art dan juga menciptakan kegelisahan warga sekitar.


Di beberapa bab bagian bumi fenomena watu bertumpuk juga banyak didapatkan. Hanya saja yang membedakan dengan  balancing art yaitu dari proses pengerjaan. Tumpukan batuan – batuan yang berskala sungguh besar tersebut bangkit secara vertikal dan masih bertahan hingga dikala ini. Fenomena tersebut sudah pasti bukanlah hasil karya insan, beberapa faktor alam sungguh berperan penting sampai terbentuklah susunan batuan dengan aneka macam macam ukuran dan bentuk.


Sebagian besar batu yang ditumpuk tersebut terjadi balasan adanya proses alam berupa pengikisan ataupun erosi. Erosi pada batuan tersebut mampu disebabkan oleh air, angin ataupun lelehan es yang sering terjadi pada bab bawah batuan ketimbang bagian atas batuan. Terlebih lagi bila batuan tersebut berada di daerah gurun, pengkikisan batuan akan lebih seiring disebabkan oleh angin. Angin yang berhembus menenteng partikel – partikel batuan tajam dan mengesek permukaan batuan yang lunak, utamanya pada bab bawah batuan. Meskipun cuma sebagian kecil dari batuan yang tergerus atau terkikis, tetapi proses tersebut setidaknya berjalan selama jutaan tahun hingga alhasil menyisihkan sebagian kecil batuan yang berada di bawah yang menahan batuan berukuran besar di atasnya. Tidak cuma itu saja, fenomena kerikil bertumpuk juga bisa disebabkan oleh percampuran dari beberapa proses mirip air yang beku di antara batuan dengan abrasi lewat media yang lain. Secara lazim proses terbentuknya balancing rock atau watu bertumpuk tersebut terbagi menjadi 4 katagori, adalah:



  1. Glacial Erratic, merupakan proses di mana batuan besar bergerak dan berkumpul yang disebabkan oleh gletser atau es yang mengapung dan berhenti di atas tanah, batuan dasar ataupun batuan besar lainnya

  2. Perched Block/Perched Boulder merupakan bagian patahan batuan yang umumnya diangkut oleh gletser hingga karenanya batuan tersebut berhenti atau tersangkut di tempat perbukitan. Sebagian perched block tidak disebabkan oleh gletser, batuan tersebut mampu disebabkan sebab terjatuh dari atas gunung, daratan miring dan lain sebagainya.

  3. Erosional Remnant, pembentukan batuan yang disebabkan oleh adanya angin, air ataupun pengikisan kimia. Sekilas batuan bertumpuk tersebut seperti dengan glacial erratic tetapi tidak adanya proses pengangkutan. Hanya batuan dasarnya saja yang mengalami pengkikisan.

  4. Pedestal Rock/Mushroom Rock bekerjsama bukanlah batuan bertumpuk atau balancing rock yang bergotong-royong. Awalnya yakni sebuah batuan berukuran besar namun pada bagian bawahnya kecil dengan bagian atas berukuran besar mirip jamur. Karena adanya pengikisan oleh angin dan lain sebagainya, menjadikan bagian bawah watu menjadi berukuran lebih kecil.


Nah, untuk mengerti lebih lanjut perihal fenomena batu bertumpuk tersebut, berikut ini beberapa acuan watu bertumpuk dari aneka macam kawasan di dunia.



  1. Balancing Rock, Utah


Di Amerika Serikat tepatnya di Taman Nasional Arches, Utah terdapat suatu batu bertumpuk yang sungguh populer di tempat tersebut. Batu bertumpuk ini bisa ditemukan sekitar 9 mil dari pintu masuk taman nasional. Diketahui jikalau tinggi kerikil bertumpuk tersebut mencapai 39 meter dengan bagian batu atasnya mempunyai tinggi sekitar 16,75 meter. Batu bertumpuk tersebut tidaklah sendiri, terdapat batuan serupa dengan ukuran yang lebih kecil berjulukan Chip Off The Old Block. Akan tetapi kerikil tersebut sudah jatuh saat animo acuh taacuh antara tahun 1975 – 1976.



  1. Kjeragbolten, Norwegia


Merupakan salah satu watu bertumpuk dengan posisi horizontal di dunia. Kjeragbolten adalah suatu kerikil yang mempunyai ukuran 5 meter kubik dan terjepit di antara gunung Kjerag dan Lysefjorden. Diperkirakan batuan tersebut sudah ada selama lebih dari ribuan tahun dan selalu menggantung di udara di ketinggian 984 meter. Namun, batuan tersebut tetap aman untuk dilewati orang sekalipun. Untuk menuju ke Kjeragbolten, hadirin harus mendaki gunung sekitar 6 jam perjalanan, tetapi rasa letih akan hilang sebab disuguhkan panorama yang indah dari atas gunung berupa panorama tebing dan birunya danau.



  1. Balancing Rock Digby, Kanada



Batuan karang yang berupa balok persegi panjang mirip suatu tiang ini berdiri kokoh walaupun sekitar 50% bab batuan tergantung di udara. Tidak heran bila watu tersebut bisa jatuh kapan saja dari pinggir batuan lain di bawahnya. Balancing Rock Digby terletak di St Mary Bay, Long Island ini memiliki tinggi batuan tersebut sekitar 9 meter dan yang menarik dari batuan ini ialah dapat bertahan selama ratusan tahun meskipun diterjang oleh angin maritim, hujan sampai angin ribut sekalipun. Tidak heran jikalau kerikil tersebut menjadi pemandangan yang istimewa saat mendatangi Nova Scotia.



  1. Idol Rock, Brimham Moor, Inggris


Batu bertumpuk lainnya terdapat di Yorkshire Utara, Inggris. Di sana tidak cuma satu tetapi banyak jenis batuan bertumpuk bertebaran dengan aneka macam macam formasi susunan kerikil seperti kuda nil, gajah, jamur sampai beruang di area seluas 20 hektar. Namun yang watu susun yang terkenal bernama Idol Rock diperkirkan mempunyai berat sekitar 200 ton dan hanya ditopang oleh suatu batu berukuran kecil berupa piramida. Hingga saat ini fenomena batu bertumpuk tersebut masih sukar diterima oleh akal wacana bagaimana watu kecil tersebut dapat menahan bobot watu di bagian atasnya. Sebagian besar batuan tersebut terkikis oleh air, angin dan juga gletser.



  1. Batu Jamur, Kansas


Mushroom rock atau watu jamur ini dapat ditemukan di State Park yang berada di daerah Hills Smoky, Kansas. Diketahui jika batuan tersebut terbentuk akhir adanya proses erosi angin yang seragam dan juga pelapukan. Pada bagian atas batuan mengandung pasir besi Dakota sehingga tidak mengalami proses pelapukan alasannya adalah kandungan material di dalam batuan lebih keras sedangkan bab bawah kerikil memiliki tekstur lebih lembut dan mudah terkikis oleh angin sehingga terciptalah batuan seperti jamur. Mushroom rock biasanya didapatkan di daerah kering atau arid seperti gurun.



  1. Chiremba Balancing Rock, Zimbabwe


Salah satu negara yang berada di Benua Afrika ini memiliki banyak balancing rock, namun yang paling populer adalah Chiremba Balancing Rock yang terdapat di mata uang Zimbabwe. Chiremba Balancing Rock terletak sekitar 13 km dari Harare, Epworth. Batu – watu sepadan tersebut digunakan selaku tema metafora untuk menerangkan pentingnya pembangunan serta melestarikan lingkungan. Tipe batuan ini mempunyai karakteristik yang sama seperti yang ada di Prancis, yakni terbentuk akibat adanya kegiatan angin dan cuaca selama jutaan tahun.



  1. El Torcal de Antequera, Andalusia, Spanyol


El Torcal de Antequera tergolong kalangan batuan kapus yang tersusun mirip seperti pancake yang bertumpuk. Batu tersebut diakibatkan adanya proses pengikisan selama jutaan tahun yang kemudian. Karena bentuknya yang unik tak aneh kalau kawasan ini banyak dikunjungi oleh para pelancong. Meskipun demikian, pemerintah lokal tidak membolehkan siapapun untuk bangkit di atas batuan tersebut.


Demikian penjelasan dari fenomena batu bertumpuk yang mampu kalian dapatkan. Semoga gosip ini bisa memberikan manfaat dan memperbesar pengetahuan.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon