Minggu, 05 Juli 2020

Mengapa Kedalaman Air Tanah Di Tiap Tempat Tidak Sama?

Salah satu bagian yang mempunyai peran sungguh penting bagi keberlangsungan hidup setiap makhluk hidup, air tidak dapat dipisahkan dari apapun. Sehingga dapat dikatakan bila air ialah salah satu sumber komponen kehidupan. Sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di muka bumi semoga mereka dapa bertahan hidup. Secara kimia air dapat dibilang selaku senyawa yang tersusun atas ikatan unsur oksigen dan hidrogen dan senyawa yang paling banyak didapatkan di Planet Bumi adalah sekitar 70%. Susunan air tersebut berisikan aneka macam macam wujud dan sering disebut dengan hidrosfer.


Seperti yang telah disinggung di atas bahwa air tidak dapat dipisahkan dari keberlangsungan hidup semua makhluk hidup tergolong insan. Sehingga tak aneh jikalau air memiliki banyak fungsi. Bagi binatang, air tidak cuma untuk metabolisme saja namun juga sebagai kawasan tinggal untuk beberapa hewan air. Untuk tanaman pun demikian, selain dimanfaatkan untuk proses fotosintesis air juga dijadikan selaku habitat untuk beberapa jenis flora air. Lalu bagaimana dengan insan?


Tentunya fungsi dari air bagi insan sangatlah banyak. Selain sebagai penghilang dahaga, air juga berfungsi untuk hal lain mirip fasilitas transportasi atau penyaluran barang dan jasa, pengairan di bidang pertanian, pengolahan industri, kebutuhan memasak, mandi,  dan masih banyak lagi. Jadi apa yang terjadi jikalau air di bumi habis? Dapat ditentukan bahwa kehidupan di Planet Bumi akan cepat mengalami kepunahan.


Lalu dari mana sajakah sumber air yang mampu dimanfaatkan khususnya bagi insan?


Sebagian besar sumber air yang dipakai oleh insan berasal dari air permukaan (Baca: Ciri – Ciri Air Tanah Permukaan) ataupun air tanah(Baca: Jenis Air Tanah). Dapat dibilang jikalau air permukaan ialah air yang berada di atas permukaan tanah mirip sungai, maritim, danau dan lain sebagainya. Sedangkan untuk air tanah yaitu air yang berada di bawah permukaan tanah dan mesti melaksanakan pengeboran atau digali untuk menerima sumber air tersebut.


Jika kita berbicara dari mana asal air – air tersebut baik air permukaan maupun air tanah. Semua itu dapat dimengerti dari sebuah siklus yang berjulukan siklus hidrologi. Salah satu tahapan dari siklus hidrologi tersebut ialah hujan. Saat hujan turun, air yang jatuh beberapa di antaranya akan jatuh di ke sungai, bahari, danau ataupun ke beberapa penampungan air mirip waduk atau embung. Dan tidak sedikit pula yang jatuh di atas permukaan tanah. Air hujan yang masuk ke dalam pori – pori tanah inilah ialah asal dari sumber air tanah. Akan namun, sumber air tanah sendiri tidak cuma berasal dari hujan saja atau air yang berasal dari atmosfer, tetapi juga berasal dari dalam bumi  berjulukan air tanah turbir dan air juvenile. Air tanah turbir merupakan air tanah yang berada di dalam batuan sedimen sedangkan air juvenile berasal dari magma yang melepaskan gas – gas melalui mata air panas.


Berdasarkan letaknya, air tanah mampu dibedakan menjadi 2 jenis, adalah:



  • Air tanah permukaan atau freatik, merupakan air tanah yang berada di atas lapisan tanah ataupun batuan di mana lapisan tersebut tidak dapat ditembus oleh air atau impermeable. Jenis air tanah freatik ini dapat berbentuksungai, danau, rawa – rawa, waduk dan sumur.

  • Air tanah dalam, yakni air tanah yang terdapat pada lapisan bawah tanah atau batuan dan lapisan tersebut juga tidak mampu tembus oleh air (impermeable). Untuk menerima air tanah tersebut mesti dilaksanakan pengeboran dan perlu memasang pompa air agar dapat tersedot ke atas permukaan air. Sedangkan acuan dari air tanah dalam ini adalah sumur bor atau air tanah artesis yang airnya berasal dari air tanah dalam.


Mengapa kedalaman air tanah tidak sama di setiap daerah?


Bagi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan, sebagian besar dari mereka mendapatkan air tanah dengan cara pengeboran hingga terbentuklah sumur bor atau artesis. Air tanah arteis atau air tanah dalam ini berada di kedalaman 80 sampai 300 meter dari permukaan tanah. Untuk meraih air tanah tersebut tentu tidaklah gampang. Dan perlu diketahui juga jikalau kedalaman air tanah akan berbeda – beda di setiap daerah. Hal ini disebabkan oleh ketebalan atau lapisan permukaan tanah yang berada di atasnya dan juga posisi lapisan air tanah itu sendiri. Semakin tipis lapisan tanah maka semakin cepat air tanah akan didapatkan, begitupun sebaliknya kalau lapisan tanah cukup tebal, setidaknya membutuhkan waktu yang cukup usang untuk melakukan penggalian sampai mencapai lapisan air tanah.


Selain faktor ketebalan tanah, kondisi topografi dan geografis juga ikut menghipnotis kedalaman air tanah. Pada daerah yang termasuk dataran rendah, air tanah lebih gampang ditemukan atau mampu dikatakan jika air tanah tersebut tergolong jenis air tanah dangkal. Pada dataran tinggi, untuk memperoleh air tanah terbilang cukup susah utamanya untuk melakukan penggalian. Biasanya masyarakat yang tinggal di dataran tinggi lebih memanfaatkan sumber air lain seperti hulu sungai atau mata air lainnya.


Faktor ekspresi dominan juga ikut menghipnotis kondisi kedalaman air tanah. Saat ekspresi dominan hujan volume air tanah akan meningkat alasannya adalah banyaknya air hujan yang masuk ke dalam pori – pori tanah dan tertampung di dalam lapisan kedap air bawah tanah. Sedangkan ketika musim kemarau, volume air tanah tidak terlalu tinggi akibat berkurangnya serta tidak adanya embel-embel air yang berasal dari hujan. Tidak heran bila di beberapa tempat sumur – sumur akan mengalami kekeringan dikala demam isu kemarau panjang sedang melanda.


Berapa Kedalaman Ideal Untuk Memperoleh Air Tanah Yang Bersih?


Seperti yang sudah diterangkan di atas, kedalaman tanah yang perlu digali atau dibor sampai menerima air tanah yang higienis pasti berbeda – beda di setiap daerah. Untuk membuat sumur yang airnya layak untuk dikomsumsi telah pasti harus sesuai dengan parameter kualitas air. Pada dataran rendah, air tanah sudah mampu ditemukan di kedalaman 6 – 10 meter. Namun, lazimnya kualitas air tanah masih kurang ideal untuk disantap, alasannya adalah air tanah ini cendurng gampang terkontaminasi oleh bahan – bahan material lainnya, khususnya jikalau kawasan tersebut sering sekali mengalami banjir. Sudah mampu ditentukan kalau air tanah tersebut akan mengalami perubahan warna dan seharusnya penggalian dilakukan lebih mendalam lagi.


Lain halnya dengan dataran tinggi, untuk mendapatkan air tanah diperlukan penggalian sedalam lebih dari 20 meter. Namun, air tanah yang diperoleh debit air tidak terlampau besar atau kurang maksimal. Sehingga perlu melakukan penggalian atau pengeboran lebih dari 20 meter. Air tanah yang berasal dari dataran tinggi lazimnya sangat pantas untuk disantap. Tidak heran kalau air tanah yang berasal dari dataran tinggi mirip pegunungan banyak dimanfaatkan oleh perusahaan air minum untuk diperjual belikan.


Itulah tadi klarifikasi tentang mengapa kedalaman air tanah di setiap tempat berlainan – beda. Semoga penjelasan di atas bisa menolong.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon