Pemilihan Umun yang sudah berlangsung di Indonesia pada tanggal 17 April 2019 sudah sampai pada hasil perkiraan bunyi yang telah diumumkan oleh KPU atau Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 21 Mei 2019 dini hari. Hasil pengumuman yang sudah dijalankan oleh KPU ternyata membuat beberapa pihak tidak menyepakati hasil perkiraan bunyi dan keputusan yang sudah dibentuk. Sehingga mengakibatkan banyak sekali macam reaksi dari aneka macam pihak salah satunya dengan melakukan penyerangan ke Kantor Bawaslu yang sudah dimulai sejak tanggal 21 Mei 2019.
Namun, aksi penyerangan tersebut sukses dicegah oleh polisi dan brimob yang telah berjaga di sekeliling tempat bersahabat Kantor Bawaslu. Polisi bersama brimob dengan mengenakan busana dan perlengkapan lengkap telah bersiaga beberapa hari sebelum KPU mengumumkan hasil pemilihan umum. Hingga puncaknya terjadi kerusuhan besar – besaran pada tanggal 22 Mei 2019. Masa dari berbagai kawasan tiba menuju Kantor Bawaslu untuk melakukan protes sebab merasa tidak adil dengan keputusan hasil pemilu. Awalnya era hanya ingin mengajukan protes dengan mengajukan demo berlangsung dengan aman, dan itu yang sudah bersiklus dari pukul 10.00 dan selsai pada pukul 18.00 WIB.
Namun kian malam jumlah era yang datang di sekeliling Kantor Bawaslu bertambah banyak. Aksi bentrok antar masa pendemo dan polisi tidak dapat dikesampingkan lagi. Beberapa provokator menyerang polisi dengan menggunakan watu hingga kembang api. Polisi dan brimob berusaha untuk membubarkan kala dengan aneka macam cara salah satunya dengan menyemprotkan gas air mata. Hingga akhirnya abad bisa dibubarkan sekitar pukul 11 malam, akan namun beberapa daerah di Jakarta masih terjadi penyerangan sampai keesokan paginya.
Kerusuhan pada tanggal 22 Mei 2019 tentu sangat merugikan banyak pihak yang berada di sekitar kawasan tersebut. Lalu apa saja yang efek yang ditimbulkan? Berikut daftarnya.
- Banyak Fasilitas Umum Rusak
Kantor Bawaslu berada di sekitar tempat yang ramai dengan gedung perkantoran sampai pusat perbelanjaan. Maka tak heran jika di daerah tersebut akomodasi lazim seperti layanan transportasi sangat mendukung. Akibat dari kerusuhan 22 Mei, banyak akomodasi ditemukan sudah mengalami kerusakan salah satunya yaitu halte bus Transjakarta. Sehingga pihak Transjakarta sejak terjadi kerusuhan sudah melakukan pengalihan rute sampai halte yang rusak dapat digunakan kembali.
Tidak cuma itu, kawasan perbelanjaan modern pertama di kawasan tersebut, Sarinah tidak luput dari penyerangan era. Lokasinya yang bersebrangan dengan Kantor Bawaslu telah pasti menjadi sasaran kerusakan bagi masa pendemo. Logo tulisan Sarinah terlihat sudah tidak utuh, konblok jalan di area parkir hilang, pot bahkan CCTV di Sarinah juga ikut hilang.
- Pasar Tanah Abang Mengalami Kerugian
Sebagai sentra grosir paling besar di Asia Tenggara atau ASEAN, tidak aneh jikalau Tanah Abang selalu ramai didatangi oleh para pedagang dan pembeli dari banyak sekali kawasan. Saat kerusuhan terjadi, pusat grosir ini ditutup untuk menghindari terjadinya pengerusakan gedung, melindungi pedagang dan pembeli. Penutupan Tanah Abang telah terjadi semenjak tanggal 22 Mei pagi yang dijalankan oleh pihak pengelola Tanah Abang. Penutupan Tanah Abang tidak hanya terjadi pada tanggal 22 Mei saja, tetapi berlangsung sampai beberapa hari ke depan. Padahal dalam sehari, bila ditotal pendapatan para pedangan di Tanah Abang bisa meraih Rp 50 milyar – Rp 100 milyar, dan mengalami kenaikan jikalau menjelang hari Lebaran. Sehingga penutupan Tanah Abang sudah pasti sangat merugikan para pedagang yang berjualan.
- Tidak hanya Tanah Abang, Sarinah Juga Ikut Mendapatkan Kerugian
Sebagai kawasan pusat perbelanjaan, Sarinah yang berada di seberang Kantor Bawaslu juga terkena pengaruh dari kerusahan 22 Mei. Selain mengalami kerusakan gedung, Sarinah juga mengalami kerugian hingga ratusan juta bahkan milyaran ketika bulan Ramadhan. Dalam sehari Sarinah mampu mendapatkan rata – rata pendapatan hingga Rp 400 juta – Rp 500 juta, dan meningkat dua kali lipat dikala bulan Ramadhan menjadi Rp 1 milyar. Kerusuhan yang berlangsung pada bulan Ramadhan tentunya sangat merugikan pihak Sarinah, dan tentunya Sarinah tidak akan buka dalam waktu dekat akibat dari kerusuhan.
- Stasiun Tanah Abang Dan Palmerah Ditutup
Kedua stasiun tersebut letaknya sungguh dekat dengan tempat terjadinya kerusuhan. Sehingga pihak dari kedua stasiun memutuskan untuk menutup stasiun pada tanggal 22 Mei 2019. Padahal lazimnya Stasiun Tanah Abang menjadi tempat transitnya para penumpang yang menggunakan fasilitas KRL baik yang ingin berganti kereta atau mendatangi pusat grosir Tanah Abang. Beberapa penumpang yang ingin keluar dari dalam Stasiun Tanah Abang terpaksa bertahan di dalam stasiun demi keamanan.
- Terjadi Kebakaran Di Asrama Brimob
Aksi kerusuhan meluas sampai Asrama Brimob yang terletak di Petamburan, Jakarta Pusat. Masa yang dibubarkan paksa oleh polisi, masih melaksanakan kegiatan pemberontakan. Hingga kesudahannya kerusuhan mengarah ke Petamburan dan kala mengkremasi kendaraan mobil yang berada di sekeliling Asrama Brimob. Belasan mobil pribadi, bis polisi, dan kendaraan beroda empat anggota polisi yang terparkir di sana menjadi korban kebakaran. Pihak kepolisian sudah menangkap oknum yang melakukan pembakaran kendaraan tersebut.
- Beberapa Tempat Di Jakarta Tetap Beroperasi
Terjadinya kerusuhan pada tanggal 22 Mei 2019 tidak menciptakan seluruh kegiatan khususnya di salah satu kota terpadat di Indonesia menjadi berhenti begitu saja. Kerusuhan hanya berpusat di sekitar daerah Kantor Bawaslu dan tidak menyebar sampai ke kawasan lain di Jakarta. Sehingga warga di Jakarta masih dapat melaksanakan aktivitas mirip biasa. Beberapa pusat perbelanjaan juga telah meminta santunan dari TNI dan Polri untuk menjaga keamanan sebagai bentuk antisipasi.
- Penutupan Media Sosial Di Indonesia
Dampak dari kerusuhan 22 Mei 2019, tidak hanya dirasakan oleh warga penduduk di Jakarta saja. Tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah melaksanakan pembatasan 3 media sosial ialah WhatsApp, Instagram dan Facebook sebagai bentuk pembatasan penyebaran berita hoax ke semua kelompok. Berita yang tidak benar asal usulnya atau hoax sangat berbahaya dan mampu menjadikan banyak sekali macam reaksi bagi beberapa pihak yang mampu memicu timbulnya kembali perpecahan. Pembatasan 3 media umum tersebut tidak hanya dikerjakan pada tanggal 22 Mei saja, tetapi terus berlangsung sampai beberapa hari sampai pemerintah memberitahukan keadaan aman kembali.
- Banyak Sampah Di Sekitar Kawasan Kantor Bawaslu
Kerusuhan yang terjadi pada tanggal 22 Mei 2019 ternyata menciptakan banyak sampah. Banyak puing yang awut-awutan di daerah tersebut sehingga membuat Dinas Kebersihan DKI Jakarta turun tangan untuk segara membersihkan Jalan Wahid Hasyim. Pembersihan dikerjakan mulai dari dini hari yakni tanggal 23 Mei 2019 oleh Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Para petugas berseragam orange ini tidak hanya membersihkan puing – puing saja, namun juga sampah plastik yang bertebaran.
Demikian beberapa dampak yang ditimbulkan dari agresi kerusuhan yang terjadi pada tanggal 22 Mei 2019. Kerusuhan tersebut sudah pasti merugikan banyak pihak, kita berdoa biar tidak terjadi hal serupa di lalu hari. Semoga berita di atas bermanfaat.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon