Minggu, 21 Juni 2020

Transisi Demografi: Klarifikasi Sampai Hal Yang Terjadi Di Indonesia

Setiap tahunnya pemerintah di setiap negara akan melakukan pendataan guna mengenali jumlah populasi masyarakatdi setiap wilayah negara. Ada berbagai macam cara untuk melaksanakan pandataan, salah satunya adalah dengan melaksanakan sensus penduduk yang umum dikerjakan 3 atau 5 tahun sekali. Hasil dari pendataan tersebut akan diketahui tentang jumlah kelamin, pekerjaan, usia dan lain sebagainya sehingga pemerintah dapat melaksanakan langkah-langkah yang cocok berdasarkan data yang sudah ada.


Beberapa kebijakan yang mampu dibuat oleh pemerintah menyangkut segala jenis aspek mirip ekonomi, politik, sosial, kesehatan, pekerjaan dan lain – lain. Kebijakan yang dibuat oleh suatu negara pasti akan berbeda dengan kebijakan yang dipraktekkan di negara yang lain. Dilihat dari jumlah orangnya, negara meningkat pasti mempunyai jumlah masyarakatyang lebih banyak dibandingkan dengan negara maju (Baca: Ciri – Ciri Negara Berkembang). Kebijakan yang berlaku di negara maju belum tentu sesuai bila dipraktekkan di negara meningkat .


Jumlah masyarakatyang meningkat setiap tahunnya menawarkan problem tersendiri bagi negara berkembang. Hal ini berkaitan dengan jumlah kelahiran yang tidak seimbang dengan jumlah akhir hayat penduduk. Namun, membutuhkan waktu yang cukup usang bagi negara meningkat untuk mencapai keadaan stabil yakni jumlah kelahiran lebih rendah dari pada jumlah maut dan hal tersebut telah menjadi dasar dari transisi demografi. Lalu apa itu transisi demografi?


Pengertian Transisi Demografi


Kita mungkin sering mendengar kata transisi yang mempunyai arti yaitu perpindahan. Sedangkan untuk transisi demografi adalah perpindahan dari tingkat kelahiran dan ajal tinggi menjadi ke tingat yang lebih rendah. Hal in disebabkan sebab perekonomian suatu wilayah atau negara telah beralih dari ekonomi praindustrial menjadi ekonomi terindustrialisasi. Teori transisi demografi sendiri telah disarankan pertama kali oleh seorang ahli geografi yang berasal dari Amerika Serikat ialah Warran Thompson pada tahun 1929. Thompson mengamati jikalau terjadi perubahan di tingkat kelahiran dan kematian dalam masyarakat industri selama 200 tahun.


Mengenai teori transisi demografi sudah menjadi suatu teori yang mendapat pinjaman dari banyak hebat ilmu sosial karena terdapat korelasi antara sejarah atau historis yang cukup besar lengan berkuasa antara penurunan tingkat kesuburan dengan pertumbuhan sosial ekonomi. Namun hingga sekarang, para mahir masih memperdebatkan apakah industrialisasi dan tingkat pemasukan yang tinggi dapat menimbulkan penurunan jumlah masyarakatataukah jumlah penduduk yang mengalami penurunan menerangkan pergeseran ke arah industrialisasi dan pendapatan yang tinggi. Tidak hanya itu saja, para mahir juga mencari beberapa aspek – aspek lain yang berkaitan dengan transisi demografi mirip jumlah pendapatan per kapita tertinggi, tingkat pemasukan wanita tertinggi, tingkat akhir hayat paling rendah, jaminan hari tua dan juga bertambahnya permintaan sumber daya insan.


Seperti yang sudah dijelaskan di atas bila transisi demografi menerangkan terjadi pergantian populasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut terjadi akibat adanya perkembangan pembangunan di bidang ilmu wawasan, ekonomi, teknologi, sosial sehingga terjadi pergeseran di tingkat kelahiran, ajal hingga cita-cita hidup. Tidak menutup kemungkinan bagi negara – negara maju akan mengalami jumlah kelahiran dan kematian rendah, hal ini pertanda bahwa populasi sudah stabil.


Konsep Transisi Demografi


Transisi demografi telah tampakdi beberapa negara – negara maju. Konsep transisi demografi sendiri menerangkan bagimana negara maju tersebut sudah melewati tahapan transisi demografi. Setidaknya terdapat tiga tahap kemajuan transisi demografi, antara lain:


Tahap 1: Kelahiran tinggi dan kematian tinggi.


Tahap 2: Tingkat kelahiran masih tinggi, namun tingkat maut cendrung rendah.


Tahap 3: Kelahiran mengalami penurunan dan akhir hayat juga menurun sehingga menjadi stabil.


Menurut Blacker, transisi demografi terbagi menjadi 5 tahapan, yakni:



  1. Tahapan 1


Pada tahap ini penduduk  berada pada kondisi pra industri di mana tingkat kelahiran dan kematian cukup tinggi. Ada banyak sekali macam aspek yang menjadikan peningkatan kelahiran mirip belum tersedianya acara Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi. Sedangkan meningkatnya akhir hayat akibat keadaan kurangnya ketersediaan pangan akhir gagal panen, pendapatan yang rendah sampai wabah penyakit yang tidak terkontrol. Tidak heran pada tahap ini tugas anak sungguh penting untuk menunjang perekonomian keluarga karena pendidikan tidaklah penting.



  1. Tahapan 2


Tingkat moralitas atau ajal turun secara perlahan, namun populasi tetap meningkat. Penurunan maut dialami di negara – negara meningkat seperti di Laos, Yaman, Palestina, dan Afganistan. Ada 2 aspek yang menimbulkan penurunan tingkat maut yakni, adanya perbaikan penyediaan kuliner dari hasil pertanian serta perbaikan di bidang kesehatan penduduk untuk meminimalkan kematian.



  1. Tahapan 3


Tingkat maut mengalami penurunan dengan cepat dan juga dibarengi oleh penurunan di tingkat kelahiran akan tetapi tidak secepat tingkat kematian. Penurunan kelahiran sendiri disebabkan oleh beberapa aspek yakni adanya penggunaan alat kontrasepsi dan program Keluarga Berencana yang mulai dipraktekkan oleh masyarakat, pergeseran menuju industrisasi dari pertanian menjadi masyarakat industri, adanya urbanisasi, pergeseran sudut pandang wanita boleh melakukan pekerjaan .



  1. Tahapan 4


Kondisi kelahiran dan ajal berada pada posisi rendah atau nol, sehingga jumlah penduduk mampu dikatakan dalam keadaan stabil. Beberapa teori mengatakan jika pada tahapan 4 penduduk di sebuah negara akan tetap berada pada tingkat ini. Contoh negara yang berada pada tahap ini yakni Amerika Serikat, Argentina, Kanada, Selandia Baru, Australia dan keseluruhan Benua Eropa.



  1. Tahapan 5


Model transisi demografi sendiri pada kenyataannya hanya sampai tahapan 4, hingga akibatnya disetujui menjadi 5 tahapan namun tetap berdasarkan teori transisi demografi menurut Blacker. Pada tahapan 5 tingkat maut lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kelahiran yang berada dalam kondisi stabil. Hal ini disebabkan dari pola hidup penduduk yang tidak sehat seperti banyak menyantap makanan instan, minum minuman alkohol dan lain sebagainya. Kejadian ini pernah terjadi di Negara Prancis sebelum Perang Dunia II dan juga Negara Jerman pada tahun 1970 an.


Transisi Demografi Di Indonesia


Transisi demografi yang terjadi di Indonesia sudah berdasarkan tahapan teori transisi demografi. Hanya saja ada tahap tertentu yang mengalami perbedaan dalam proses perkembangan penduduk, sehingga dapat dikatakan jikalau Indonesia termasuk negara yang mengalami proses transisi demografi yang berbeda. Perbedaan tersebut dilihat dari proses penurunan angka kelahiran sebelum akibatnya memasuki negara industrialisasi. Ada beberapa aspek yang membatasi Indonesia untuk mampu menuntaskan transisi demografinya antara lain:



  1. Pembangunan tidak merata. Masih ada beberapa daerah tertinggal dan jauh dari pertumbuhan teknologi seperti yang ada di kota – kota besar.

  2. Pendidikan di Indonesia yang masih perlu ditingkatkan.

  3. Indonesia adalah negara agraris. Masih cukup susah Indonesia berkembang menjadi negara industri karena beberapa daerah masih didapatkan penduduk bermata pencaharian selaku petani.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon