Jumat, 19 Juni 2020

Papua: Karakteristik – Bentuk Pemerintahan – Kebudayaannya

Indonesia merupakan salah satu negara yang tersusun atas pulau – pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Maka tidak heran jikalau Indonesia terkenal selaku negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia sendiri terdapat 5 pulau – pulau besar mirip, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua. Dan pulau paling besar di Indonesia yakni Pulau Papua dan juga masuk ke dalam pulau terbesar kedua di dunia. Untuk mengenali lebih lanjut, berikut ini akan dijelaskan wacana karakteristik Papua lebih mendalam. Mari disimak!


Karakteristik Pulau Papua


Selama ini kita tahu jikalau Papua ialah salah satu daerah yang berada di bab timur dari Indonesia. Tepatnya berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Sebelum berjulukan Provinsi Papua, dulu provinsi ini lebih dikenal dengan istilah Provinsi Irian Jaya yang mencangkup keseluruhan Papua Barat. Namun sejak tahun 2003, Provinsi Papua sudah terbagi menjadi 2 bab yakni bab barat yang disebut dengan Provinsi Papua Barat sedangkan untuk bab timur tetap memakai nama Papua.


Luas kawasan Papua sendiri sekitar 316.553,07 km persegi dengan Ibu Kota Jayapura. Sedangkan untuk Papua Barat mempunyai luas daerah sekitar 102.955 km persegi dan beribu kota Manokwari. Di Papua juga terdapat daerah tertinggi dan termasuk daerah paling tinggi di Indonesia ialah Kabupaten Puncak Jaya yang senantiasa tertutupi salju setiap tahunnya. Sedangkan kota terendah di Papua yakni Kota Marauke yang berada di kawasan pesisir (Baca: Contoh Wilayah Pesisir). Karena masih berada di kawasan khatulistiwa tak heran kalau Papua memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi yakni sekitar 80 – 89% dengan curah hujan sekitar 1.800 – 3.000 mm per tahun. Kondisi geografis yang berbeda – beda antara satu kawasan dengan tempat lainnya, menciptakan persebaran penduduk di Papua tidak merata.


Sistem Pemerintahan Di Papua


Di dalam sistem pemerintahan, tidak seperti daerah – kawasan lain yang ada di Indonesia, Papua mempunyai otonomi khusus. Sebab di dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 dinilai masih belum menyanggupi rasa keadilan, belum meraih kesejahteraan rakyat, belum merealisasikan penegakan hukum dan lain sebagainya setelah penyatuan Papua. Sehingga Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia di tahun 1999 dan 2000 memutuskan untuk menawarkan status Otonomi Khusus kepada Provinsi Papua.


Provinsi Papua adalah adonan dari Provinsi Papua Barat dengan Provinsi Papua yang keduanya mendapatkan Otonomi Khusus. Otonomi Khusus juga berlaku pada provinsi – provinsi lain hasil dari pemekaran Provinsi Papua. Isi dari Otonomi Khusus yakni pemerintah lokal berhak mengontrol dan mengorganisir seluruh kepentingan masyarakat lokal berdasarkan prakarsa sendiri dan aspirasi serta hak – hak masyarakat Papua. Meskipun begitu, Provinsi Papua tetap menjadi bab dari Indonesia dengan bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia.


Untuk kekuasaan legislatif di Papua dikerjakan oleh DPRD dengan jumlah anggota satu seperempat kali dari jumlah anggota DPRD Provinsi Papua dan hal ini sudah terencana dalam undang – undang. Sedangkan untuk badan administrator, Provinsi Papua dijabat oleh seorang Kepala Daerah atau Gubernur. Papua dipimpim oleh seorang gubernur semenjak tahun 1956 yang dikala itu dijabat oleh Zainal Abidin Syah hingga dengan tahun 1961. Hingga tahun 2019, Papua telah dipimpin oleh Gubernur sebanyak 16 periode. Dalam penyeleksian Gubernur, Papua mempunyai kriteria khusus antara lain, orang asli Papua, memiliki kesetiaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengabdi terhadap rakyat Provinsi Papua, tidak pernah dieksekusi penjara karena melaksanakan tindakan pidana kecuali dipenjara sebab alasan politik, dan tidak pernah dicabut hak pilihnya menurut keputusan pengadilan yang telah berkekuatan aturan tetap kecuali dipenjara alasannya politik.


Batas – Batas Wilayah Papua


Batas daerah Papua terbagi menjadi 4 bab. Pada bab timur Papua berbatasan pribadi dengan Papua Nigini. Di sebelah selatan, Provinsi Papua memiliki batas dengan Laut Arafuru, Samudra Hindia, Teluk Carpentaria dan Benua Australia. Di bab barat memiliki batas dengan Kepulauan Maluku (Maluku Utara dan Provinsi Maluku). Sedangkan di bagian utara, Papua berbatasan dengan Samudra Pasifik.


Penduduk Di Papua


Penduduk Papua secara garis besar terbagi atas 2 kalangan besar adalah Papua dataran rendah atau pesisir dan Papua pedalaman (pegunungan) atau dataran tinggi. Pembagian ini dilihat dari mata pencaharian, budaya sampai contoh kehidupan mereka yang berlainan. Namun ada satu kesamaan antara kedua suku tersebut adalah iktikad agama tradisional mereka yang masuk ke dalam seluruh aspek kehidupan. Mereka yakin kalau dunia memilik korelasi yang bersahabat antara dunia spiritual dengan dunia material, sekuler dan sakral dengan fungsi yang sama. Jika ditotal suku – suku yang berada di Papua ada sekitar 25 suku di mana masing – masing suku memiliki bahasa yang berbeda – beda. Beberapa pola suku tersebut antara lain Asmat, Ayamaru di Sorong, Mee di Pegunungan Paniai, Sentani di sekitar Danau Sentani, Meyakh di Kota Manokwari, Waropen, Wamesa dan Hatam di Ransiki dan Oransbari.


Kebudayaan dan Tradisi Masyarakat Papua


Papua juga mempunyai kebudayan yang unik dan hanya dimiliki oleh masyarakat Papua saja. Seperti acuan alat musik yang yang dibuat dari kayu yang kosong bab tengahnya mirip dengan kendang yang ada di Jawa yaitu Tifa. Cara bermain alat musik tifa ialah dipukul pada bagian penutup yang yang dibuat dari kulit rusa yang dikeringkan. Selain alat musik, Papua memiliki benda kerajian yang lain ialah noken. Noken merupakan tas tradisonal yang berbentuk jaring – jaring berasal dari akar kayu pohon atau daun yang dikeringkan untuk kemudian dipilin menjadi tali yang berpengaruh. Noken sendiri telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda oleh Lembaga Kebudayaan Dunia di UNESCO pada tahun 2012.


Tidak hanya itu saja, masyarakat Papua juga memiliki tradisi unik dalam hal kuliner. Mereka umummengkonsumsi papeda selaku masakan khususnya selain umbi – umbian. Papeda ialah bubur yang terbuat dari sagu, berwarna putih, lengket seperti lem dan rasanya sangat acuh taacuh. Mereka lazimmengkonsumsi papeda bersamaan dengan lauk yang cukup berpengaruh rasanya yaitu ikan tongkol untuk masyarakat yang tinggal di tempat pesisir. Di kawasan pesisi juga sagu diolah menjadi beraneka bentuk mirip sagu bakar, sagu bola dan sagu lempeng. Sedangkan untuk masyarakat Papua yang tinggal di daerah dataran tinggi, sagu dimakan dengan beraneka macam daging yang dikejar di hutan mirip rusa, babi dan lain sebagainya.


Demikian klarifikasi perihal Papua. Semoga gosip di atas dapat memperbesar pengetahuan kalian semua.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon