Selasa, 23 Juni 2020

Karakteristik Sungai Darling Hingga Masalah Yang Dihadapi

Sebagai salah satu negara dan benua yang mempunyai nama yang sama, Australia diketahui dengan julukannya sebagai negara kanguru. Negara yang termasuk ke dalam negara persemakmuran Kerajaan Inggris ini terletak di sebelah selatan Indonesia yang dibatasi oleh Samudra Hindia dengan luas daerah mencapai 7,69 km persegi. Negara Australia populer pula akan hasil sumber daya alamnya yang melimpah terutama di bidang pertanian dan peternakan. Tidak heran jikalau beberapa hasil peternakan dan pertaniannya seperti daging, susu, wol, buah – buahan, biji – bijian dan lain sebagainya diekspor ke beberapa negara.


Hal ini didukung oleh kenampakan alam yang hebat, berupa padang rumput yang sungguh luas dan sangat sesuai untuk perkembang biakan ternak. Tidak cuma itu saja, iklim yang cocok untuk berbagai macam tumbuhan mirip buah – buahan dan biji – bijian tumbuh dengan subur di Australia. Meskipun ada beberapa tempat di Australia yang sangat panas dan cukup gersang ialah daerah gurun dan gurun terbesar di Australia berjulukan Gurun Victoria Besar. Berbicara tentang gurun, sudah pasti sumber daya alam berbentukair sangat susah untuk didapatkan sehingga tak aneh jikalau sungai menjadi sumber kehidupan yang amat penting bagi sebagian besar masyarakat Australia.


Sudah semenjak dahulu sungai banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air. Tidak hanya itu saja, sungai juga dijadikan sebagai jalur angkutanselain melewati jalur darat. Maka tidak heran kalau didapatkan banyak sekali macam peradaban di seluruh dunia berada tidak jauh dari sungai. Salah satu sungai yang berada di Australia Sungai Darling. Nah, untuk mengenali lebih jauh tentang Sungai Darling, berikut ini yaitu pemahasannya.


Karakteristik Sungai Darling


Sungai yang termasuk ke dalam sungai terpanjang di Benua Australia ini berada diwilayah New South Wales. Diketahui bila Sungai Darling mempunyai panjang sekitar 2.739 km tidak heran kalau beberapa cabang anak sungainya berada di wilayah bagian Queensland menjadi Sungai Condamine dan Sungai Warrego. Sumber mata air Sungai Darling berasal dari gugus utama Pegunungan Australia Timur adalah Eartern Highlands. Dalam perjalanannya, ajaran sungai mencapai perbatasan Victoria – New South Wales kemudian bergabung dengan Sungai Murray sampai karenanya selsai di Teluk Encounter, selatan Australia.


Debit air Sungai Darling berlawanan – beda tergantung trend. Debit air akan meningkat saat trend hujan telah tiba, bahkan dapat menjadi banjir. Aliran Sungai Darling harus melewati tempat padang rumput dengan semak belukar yang cukup luas, ditambah dengan curah hujan yang kurang dari 25 mm per tahunnya. Maka tak aneh jika ajaran atau debit air Sungai Darling berkurang volumenya balasan proses penguapan.


Menurut sejarah, nama sungai tersebut diberikan oleh dua orang penjelajah yang bernama Charles Sturt dan Hamilton Hume ketika melakukan penelitian di Sungai Macquarie. Nama tersebut berasal dari nama seorang gubernur yang menyuruh mereka berdua untuk mengeksplor Sungai Macquarie pada tahun 1829, adalah Gubernur New South Wales Sir Ralph Darling. Pada tahun 1856, dilakukan misi yang berjulukan Ekspedisi Blandowski untuk mengeksplor Sungai Darling dan Sungai Murray guna mengungkap dan mengumpulkan spesies ikan yang berikutnya dikumpulkan di Museum Nasional. Ekspedisi tersebut berhasil dengan memperoleh setidaknya 17.400 spesimen yang tiba di Adelaide tahun berikutnya.


Sungai Darling pernah dimanfaatkan sebagai jalur atau fasilitas transportasi utama pada kurun 19. Sungai ini dimanfaatkan untuk mengantarbenang wool yang berasal dari barat New Sout Wales menuju dermaga di Bourke dan Wilcannia untuk selanjutnya diteruskan menuju Jembatan Murray dan Morgan. Di final kala Sungai Darling sudah tidak digunakan lagi selaku jalur transportasi akibat sungai yang kian dangkal.


Masalah Sungai Darling


Hingga ketika ini telah banyak problem yang dihadapi oleh Sungai Darling. Pada tahun 1992 sungai ini pernah dipenuhi oleh cyanobacterial yang berkembang dengan sungguh cepat di sepanjang pedoman sungai. Setelah diteliti ternyata diakibatkan oleh kandungan fosfor yang tinggi sehingga mempercepat perkembangan alga beracun untuk meningkat . Aliran sungai, turbulensi, suhu dan lain sebagainya ikut berkontribusi untuk membuat populasi cyanobacterial terus meningkat.


Salah satu kasus paling besar yang pernah terjadi di Sungai Darling yakni matinya ribuan ekor ikan di sepanjang anutan sungai pada awal tahun 2019. Ribuan ikan yang mati tersebut diduga selaku balasan dari perubahan suhu air yang drastis balasan kemarau yang cukup panjang. Menurut Menteri urusn perairan regional New South Wales mengatakan bahwa inovasi ribuan bangkai ikan tersebut merupakan ketiga kalinya dalam dua bulan terakhir. Pemerintah sudah melakukan upaya untuk mencegah peristiwa serupa semoga tidak terulang kembali dengan cara melaksanakan pemasangan aerator atau penambah oksigen di sepanjang Sungai Darling. Namun cara tersebut belum membuahkan hasil dan menemui jalan buntu.


Jutaan bangkai ikan yang didapatkan di Menindee salah satu daerah yang dialiri Sungai Darling, diperkirakan ikan – ikan tersebut mati balasan adanya ganggang yang terdapat di sungai mengambil keseluruhan oksigen yang terdapat di dalam air. Tidak cuma itu saja, pergantian suhu udara yang terjadi secara tiba – tiba serta curah hujan ikut memperbesar buruk kondisi Sungai Darling yang mengakibatkan ganggang kian cepat berkembang. Diketahui saat kejadian ini terjadi suhu udara di Menindee cukup panas dan berjalan dalam jangka waktu yang usang. Akibatnya saat suhu udara turun 20 derajat celcius ikan – ikan di Sungai Darling tidak dapat bertahan.


Ternyata tidak semua ikan mati di Sungai Darling. Masih ada ikan gurame yang mampu bertahan hidup di pedoman Sungai Darling. Namun hal tersebut tidak menciptakan penduduk di sekitar merasa bahagia, sebab eksistensi ikan gurame tersebut dianggap selaku hama dan menghancurkan ekosistem ikan asli Sungai Darling. Tidak heran jika ikan gurame menjadi pembahasan politik di tahun 2015 oleh Wakil Perdana Mentri, Barnaby Joyce dengan menyebut ikan gurame selaku “pemakan lumpur menjijikan” dan menyerukan untuk melakukan pemusnahan ikan gurame. Menurut nelayan lokal menyampaikan kalau ikan gurame sendiri memiliki predator alami ialah ikan Cod (ikan asli sungai Darling selain ikan Bony Bream dan Perch). Namun ikan cod banyak mengalami akhir hayat.


Masalah lain yang dihadapi yaitu mutu air sungai yang jauh dari kata kondusif. Hal ini pulalah yang menjadikan sebagian besar masyarakat terpaksa membeli air higienis untuk disantap. Sebagian besar penduduk pedalaman Australia menyalahkan kebijakan yang diambil oleh Murray – Darling Basin Authority untuk melaksanakan pengosongan Danau Menindee pada tahun 2014 dan 2017.


Demikian pembahasan tentang Sungai Darling serta persoalan yang sedang dihadapi. Semoga gosip di atas dapat bermanfaat.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon