Kamis, 11 Juni 2020

Karakteristik Gunung Puncak Jaya Sampai Fakta Menawan Yang Mesti Dikenali

Gunung yang berada di salah satu provinsi di Indonesia atau tepatnya berada di Papua memiliki nama lain yaitu Piramida Carstensz. Gunung Puncak Jaya mempunyai tinggi sekitar 4.884 meter di atas permukaan bahari, tak aneh kalau gunung ini dikelilingi oleh gletser Carstensz yang merupakan satu – satunya gletser di iklim tropis, seperti di Indonesia. Gunung Puncak Jaya termasuk ke dalam jajaran Pegunungan Barisan Sudirman Jayawijaya dan bila dilihat secara geologi, gunung ini tersusun atas watu gamping dengan usia batuan miosen. Selain ialah gunung tertinggi di Papua, Gunung Puncak Jaya juga tergolong gunung tertinggi di Indonesia bahkan menjadi salah satu dari tujuh puncak gunung tertinggi di dunia.


Menurut sejarah, dataran tinggi yang berada di sekitar Gunung Puncak Jaya sudah dihuni oleh penduduk orisinil Papua atau jauh sebelum bangsa Eropa tiba di tanah Papua. Dan pada dikala itu bab puncak gunung diberi nama Nemangkawi di Amungkal. Nama tersebut balasannya diubah menjadi Piramida Carstensz sesudah ada penjelajah yang berasal dari Belanda yakni Jan Carstenszoon menyaksikan puncak gunung yang diselimuti oleh salju untuk pertama kalinya di cuaca cerah di tahun 1623. Untuk pertama kalinya, Gunung Puncak Jaya sukses didaki sekitar permulaan tahun 1909. Pendakian pertama ini dijalankan oleh seorang penjelajah dari Belanda bernama Hendrikus Albertus Lorentz bareng dengan enam orang dari Suku Dayak Kenyah yang berhasil direkrut dari Apau Kayan, Kalimantan Utara.


Ekspedisi Pendakian Gunung Puncak Jaya


Setelah pendakian pertama, terdapat pendakian – pendakian lainnya yang terjadi pada tahun 1936 dan diberi nama Ekspedisi Carstensz oleh bangsa Belanda. Dalam pendakian ini masih belum mengenali puncak tertinggi dari ketiga puncak gunung yang ada. Hingga balasannya diputuskan untuk mendaki masing – masing puncak yang ketika itu dilaksanakan oleh Anton Colijn, Jean Jacques Dozy dan Frits Julius Wissel. Mereka sukses meraih padang Gletser Carstensz Timur dan juga Puncak Ngga Pulu di tanggal 5 Desember 1936. Pada dikala itu kondisi gletser sudah mencair, sehingga ketinggian Puncak Ngga Pulu menjadi 4.862. Pada tahun 1936 ketika gletser masih menutupi puncak seluas 13 km persegi Puncak Ngga Pulu memang termasuk puncak tertinggi ialah sekitar lebih dari 5000 meter di atas permukaan bahari.


Setelah itu Puncak Jaya tidak pernah didaki sampai pada tahun 1962. Pada tahun tersebut terdapat sebuah ekspedisi yang dilakukan oleh pendaki asal Austria berjulukan Heinrich Harrer bareng ketiga anggota lainnya adalah Robert Philip Temple, Albertus Huizenga dan Russell Kippax. Sebelumnya Robert Philip Temple yang berasal dari Selandia Baru sudah memimpin ekspedisi ke kawasan dan juga merintis rute atau akses menuju pegunungan. Tepat satu tahun setelah pendakian tersebut atau pada tahun 1963, Piramida Carstensz telah berubah nama menjadi Puncak Soekarno kemudian diganti kembali menjadi Puncak Jaya. Akan tetapi perumpamaan Piramida Carstensz masih terus dipakai dan terkenal dikalangan para pendaki gunung.


Gletser Semakin Menyusut Setiap Tahun


Hingga ketika ini Puncak Jaya masih diselimuti oleh salju atau es, namun hal tersebut tidaklah sebanyak ketika pertama kali didapatkan. Meskipun sedikit, es – es tersebut masih bisa dijumpai di beberapa lereng gunung termasuk yang berada di Gletser Carstensz, Gletser Northwall, Firn Barat dan juga Gletser Northwall Firn Timur. Namun sebagian es di lereng – lereng tersebut dikabarkan sudah menghilang.


Ada beberapa gletser yang sudah menghilang keberadaannya mirip yang terdapat di Puncak Trikora di Pegunungan Maoke. Dikabarkan jika gletser tersebut telah hilang sama sekali dalam jangka waktu antara 1939 hingga dengan 1962. Bukti menghilangnya es atau gletser dengan begitu cepat dapat dilihat dari citra satelit semenjak tahun 1970an. Di daerah lain adalah Gletser Meren telah mencair sejak tahun 1994 sampai 2000. Menghilangnya gletser di Gunung Puncak Jaya mempesona seorang paleoklimatologi berjulukan Lonnie Thompson untuk melakukan penjelajahan di tahun 2010. Hasil yang dia dapatkan ialah bahwa gletser akan menghilang di tingkat ketebalan 7 meter setiap tahun dan akan hilang sama sekali di tahun 2015.


Fakta – Fakta Gunung Puncak Jaya



  1. Orang pertama yang berhasil menaklukkan Gunung Puncak Jaya pada tahun 1962 berasal dari Austria adalah Heinrich Harrer. Harrer tidak sendirian, beliau bareng tiga orang yang lain yakni Robert Philip Temple, Russell Kippax serta Albertus Huizenga.

  2. Untuk mendaki Gunung Puncak Jaya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pendakian sekitar lebih dari US$ 2.000 atau mencapai Rp 50 juta per orang. Mahalnya ongkos pendakian disebabkan oleh banyak aspek yakni susukan menuju puncak gunung yang terbilang susah serta ongkos porter yang tidak niscaya.

  3. Status Gunung Puncak Jaya masih diperdebatkan apakah masih termasuk dalam tujuh gunung tertinggi di dunia. Sejak pertama kali dicetuskan oleh Dick Bass, Gunung Kosciuzsko di tempatkan ke dalam gunung tertinggi ke tujuh. Sedangkan usulan lain mengatakan bahwa gunung tertinggi ketujuh yakni Gunung Puncak Jaya. Sebab posisi Gunung Puncak Jaya berada di wilayah Australia dan Oceania kalau dilihat secara geografis.

  4. Iklim yang ada di Puncak Jaya sering berganti – ubah. Oleh alasannya itu tidak heran jika banyak barang bawaan yang perlu disediakan oleh para pendaki dikala melaksanakan pendakian di Puncak Jaya. Kadar oksigen yang rendah, hujan es, hujan salju harus dihadapi oleh para pendaki.

  5. Pendakian yang dilakukan oleh Heinrich Harrer memberi gagasan pendaki yang lain. Hingga pada tahun 1964, seorang Letnan Kolonel Azwar Hamid dan Direktorat Topografi Angkatan Darat berhasil mencapai Puncak Jaya sekaligus penunjukorang Indonesia pertama yang mendaki Gunung Puncak Jaya.

  6. Memiliki jalur pendakian yang cukup susah untuk dilalui. Hal ini dilihat dari jalur pendakian yang cukup terjal serta pergeseran cuaca yang tidak menentu sehingga melebihi batas kemampuan manusia. Sangat diperlukan untuk merencanakan kesanggupan fisik dan mental, kemampuan bertahan hidup, navigasi, penyewaan pemandu serta barang – barang pendukung pandakian.

  7. Adanya salju infinit di Puncak Jaya menjadi perlawanan terhadap aturan alam. Sejak zaman dulu, sungguh susah menemukan salju di daerah tropis mirip di Indonesia. Hukum alam tersebut tidak berlaku di Gunung Puncak Jaya. Tidak heran bila Jan Carstenszoon dicap selaku pembohong ketika menyampaikan bila di Indonesia terdapat gunung bersalju. Namun kesudahannya pernyataan Cartenz dibenarkan sehabis 300 tahun.


Demikian klarifikasi perihal Gunung Puncak jaya. Semoga berguna.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon