Rabu, 10 Juni 2020

Ini Penyebab Fenomena Langit Merah Di Jambi

Baru – gres ini Indonesia dihadapi oleh problem baru yaitu perihal kebakaran hutan yang melanda sebagian besar kawasan di Indonesia, utamanya di pulau Sumatra dan Kalimantan. Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla terus menerus meluas dan sungguh sulit untuk dipadamkan. Akibatnya udara menjadi terkontaminasi oleh kabut asap bahkan asap tersebut menyebar hingga ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kebakaran hutan di Indonesia sendiri menjadikan banyak kerugian bagi sebagian besar penduduk yang tinggal tidak jauh dari tempat hutan dan lahan yang terbakar. Namun imbas kebakaran hutan yang sungguh dirasa adalah berkurangnya kualitas udara bersih hingga mencapai batas berbahaya, jadi tak heran jikalau sebagian besar penduduk menderita bisul terusan pernafasan atas atau ISPA khususnya bagi balita dan anak – anak.


Kemarau panjang hingga jauhnya sumber air menimbulkan semakin meluasnya kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan hasil pengamatan, titik – titik panas yang telah ditemukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berada di Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan juga Kalimantan Selatan. Tentunya sudah banyak pihak yang berusaha untuk memadamkan kebakaran yang sudah aben puluhan ribu hektar di kawasan hutan dan lahan yang ada di Sumatra dan Kalimantan tersebut.


Penyebab Kebakaran Hutan Dan Lahan


Kebakaran yang menjadikan banyak kerugian tersebut terus diselidiki penyebabnya. Setelah meninjau kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau dengan menggunakan helikopter, Kapolri Jendral Tito Karnavian merasa heran sebab tidak melihat lahan sawit dan beberapa tumbuhan industri terbakar. Hal ini tentu menjadikan kecurigaan bahwa sudah terjadi praktik land clearing dengan cara paling mudah dan murah ialah dengan pembakaran dikala trend kemarau.


Tidak heran jika hingga dengan 16 September 2019, sudah ditetapkan sebanyak 185 tersangka dalam kasus pembakaran hutan dan lahan ini. Akan namun baru sekitar 4 korporasi saja yang menjadi tersangka dalam perkara tersebut. Dari pihak KLHK sendiri diklaim sudah melakukan penyegelan sebanyak 42 perusahaan yang diduga menjadi penggagas pembakaran hutan dan lahan. Lahan yang dimiliki perusahaan tersebut berada di Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Bahkan beberapa di antaranya mempunyai modal yang berasal dari Malaysia dan Singapura.


Selain itu, menurut Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, El Nino juga ikut mendukung kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia meskipun El Nino dalam keadaan normal. Ditambah kebakaran yang terjadi di Australia juga menimbulkan arah angin dari tenggara menuju barat bahari. Udara kering yang berasal dari Malaysia juga ikut mempengaruhi kebakaran hutan di Indonesia.


Dampak Kebakaran Hutan Dan Lahan


Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di lima provinsi di Indonesia pastinya menunjukkan berbagai kerugian yang menghalangi segala macam acara warga. Kebakaran yang berlangsung lebih dari dua minggu menunjukkan efek terhadap warga selama berhari – hari. Banyak warga mengeluhkan mata menjadi pedih serta nafas menjadi sesak. Dan yang paling rentan terkena pengaruh kabut asap ini yaitu balita dan anak – anak sebab mereka banyak menderita ISPA.


Untuk itu sebagian besar sekolah yang terkena kabut asap baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Singapura dan Malaysia meliburkan seluruh siswa sampai kabut asap mereda. Tidak cuma itu saja, ancaman kabut asap kebakaran hutan di Indonesia yang cukup pekat mengakibatkan jarak pandang menjadi 100 – 200 meter. Jarak pandang tersebut pastinya sangat berbahaya untuk penerbangan, tidak aneh banyak penerbangan mengalami gangguan jadwal keberangkatan.


Penyebab Langit Berwarna Merah Di Jambi


Setelah lebih dari seminggu langit di Sumatra dan Kalimantan tertutupi oleh kabut asap. Dan salah satu pengaruh dari kebakaran hutan tersebut ialah berubahnya langit menjadi berwarna merah terutama yang terjadi di Jambi. Kejadian tersebut cukup menggemparkan warga penduduk dikarenakan telah tersebar di dunia maya. Fenomena alam tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah oleh Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Menurut BMKG menyebut fenomena alam ini dengan istilah hamburan mie atau mie scattering. Dan penyebab langit berwarna merah yaitu adanya debu – debu polutan atau lebih dikenal dengan istilah jelaga. Jelaga tersebut berukuran sungguh kecil dan sudah melayang hingga menuju atmosfer. Karena ukurannya yang sangat kecil tersebut, bubuk polutan sangat berbahaya kalau terhirup oleh manusia.


Saat kejadian langit berwarna merah, kabut asap masih terasa tebal sehingga menyebabkan mata menjadi perih sampai tenggorokan pun menjadi sakit. Sebagian besar warga mengenakan masker meskipun masih ada beberapa di antaranya tidak.


Partikel – partikel abu yang berasal dari pembakaran karhutla mempunyai ukuran sekitar 0,7 mikrometer terbang ke atas hingga membentuk selimut atau lapisan asap yang berada di atmosfer. Sedangkan warna merah yang dihasilkan tersebut dikarenakan ukuran partikel tersebut sama dengan panjang gelombang merah yang berasal dari sinar matahari yakni sekitar 0,7 mikrometer. Ditambah mata manusia hanya mampu menyaksikan di dalam spektrum visible antara 0,4 mikrometer sampai dengan 0,7 mikrometer. Perlu dikenali kalau persebaran partikel – partikel yang berukuran 0,7 mikrometer tersebut sangatlah luas. Tidak heran bila warna merah pada langit bisa terlihat nyaris di seluruh wilayah Jambi.


Berdasarkan hasil pengukuran memakai alat pengukur debu polutan yang berada di BMKG, ukuran jelaga yang ada di Jambi sangatlah tinggi yakni sekitar 500 mikrogram per meter kubik. Tidak heran jika jelaga tersebut sangatlah berbahaya dan mengakibatkan banyak penyakit terutama ISPA.


Menurut Agus Wibowo Soetarno, selaku Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan bahwa langit yang berwarna merah juga bisa disebabkan jumlah titik api atau hotspot yang ada sangatlah banyak. Titik api yang ada di Jambi sendiri mencapai 430 dengan validitas di atas 80%. Selain itu asap yang menyelimuti Jambi sungguh tebal jika daripada daerah – kawasan lain yang sama – sama terkena efek asap kebakaran.


Kejadian ini bukanlah pertama kalinya di Indonesia. Sebab peristiwa serupa pernah terjadi di Palangkaraya tepatnya di tahun 2015. Saat itu, langit Palangkaraya tidak berwarna merah, melainkan berwarna orange. Warna orange disebabkan alasannya adalah ukuran partikel debu polutan sebagian besar berukuran sangatlah halus daripada ukuran partikel abu yang terdapat di Jambi.


Cara Menghindari Dampak Kabut Asap Kebakaran Hutan dan Lahan



  1. Pastikan untuk selalu mengenakan masker ketika melakukan kegiatan di ruang ruangan. Akan lebih baik lagi bila mengenakan masker khusus yang dapat menyaring partikel abu dengan ukuran nano mikro.

  2. Tidak melaksanakan pembakaran sampah selama musim kemarau.

  3. Menutup lubang – lubang atau celah pada rumah yang mungkin mampu dimasuki oleh partikel – partikel abu semoga menghemat pengaruh bubuk balasan kebakaran.

  4. Kurangi acara di luar ruangan untuk mencegah terpapar kabut asap.

  5. Perbanyak konsumsi air putih untuk meminimalisir sakit pada tenggorokan.

  6. Jika telah terserang Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau ISPA, segara pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.


Demikian penjelasan perihal fenomena langit merah di Jambi. Semoga mampu menambah pengetahuan dan wawasan Anda.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon