Kamis, 26 Maret 2020

Gaya Bahasa

Pengertian Gaya Bahasa


Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale [et al] dalam Tarigan, 1986: 5). Gaya bahasa juga berarti cara mempergunakan bahasa secara imajiantif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara kalamiah (Warriner [et al] dalam Tarigan, 1986: 5).


gaya bahasa


Gorys Keraf mengatakan, “gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik” (Keraf, 1985:113).




Contoh Gaya Bahasa


Berikut disajikan contohnya.



  • Dengan pola materi


Ayah membeli lima ekor kambing.


Ekor menunjukkan bagian dari materi (badan) kambing. Yang dibeli tentu bukan ekornya saja, melainkan seluruh tubuh kambing tersebut.



  • Dengan pola arti


Anak Anda kurang pandai dalam ilmu pasti.


Kata kurang menunjukkan sifat atau keadaan kepandaian anak itu. Gaya bahasa ini memperlemah arti tidak pandai (=bodoh) menjadi kurang pandai. Kata tidak menunjukkan hal yang positif (tegas), sedangkan kata kurang menunjukkan kerelatifan.




Klasifikasi Gaya Bahasa


Henry Guntur Tarigan mengklasifikasikan gaya bahasa menjadi empat, yaitu gaya bahasa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan pertautan (Tarigan, 1986: ix-xi).


J.S. Badudu ( 1983b:70) membedakan gaya bahasa atas gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa sindiran, gaya bahasa penegasan, dan gaya bahasa pertentangan.




Macam Jenis Gaya Bahasa


Masing-masing jenis gaya bahasa dikelompokkan sebagai berikut.



  • Gaya Bahasa Menurut Henry Guntur Tarigan


Gaya Bahasa Perban-dingan



  1. perumpamaan

  2. metafora

  3. personifikasi

  4. depersonifikasi

  5. alegori

  6. antithesis

  7. pleonasme dan tautology

  8. periphrasis

  9. antisipasi dan prolepsis

  10.  koreksio dan epanortesis




Gaya Bahasa Perten-tangan



  1. hiperbola

  2. litotes

  3. ironi

  4. oksimoron

  5. paronomasia

  6. paralipsis

  7. zeugma dan silepsis

  8. satire

  9. innuendo

  10. antifrasis

  11.  paradox

  12. klimaks

  13.  antiklikaks

  14. apostrof

  15. anastrof atau inversi

  16. apofasis atau preterisio

  17. histeron proteron

  18. hipalase

  19. sinisme

  20. sarkasme




Gaya Bahasa Pertautan



  1. metonimia

  2. sinekdoke

  3.  alusi

  4. eufemisme

  5.  eponym

  6. epitet

  7. antonomasia

  8. erotesis

  9. paralelisme

  10. ellipsis

  11. gradasi

  12.  asyndeton

  13. polisindeton




Gaya Bahasa Perulangan



  1. aliterasi

  2. asonansi

  3. antanaklasis

  4. kiasmus

  5. epizeukis

  6. tautotes

  7. anaphora

  8. epistrofa

  9. simploke

  10. mesodiplosis

  11. epanalepsis

  12. anadiplosis





  • Gaya Bahasa Menurut J. S. Badudu


Gaya Bahasa Perban- dingan



  1. metafora

  2. personifikasi

  3. asosiasi

  4. alegori

  5. parabel

  6. simbolik

  7.  tropen

  8. metonimia

  9. litotes

  10. sinekdoke

  11. eufemisme

  12. hiperbolisme

  13. alusio

  14. perifrasis

  15. antonomasia




Gaya Bahasa Sindiran



  1.  ironi

  2. sinisme

  3. csarkasme




Gaya Bahasa Penegasan



  1. pleonasme

  2. repetisi

  3. paralelisme

  4. tautology

  5.  klimaks

  6. antiklimaks

  7. inverse

  8. elipsi

  9. retoris

  10. koreksio

  11. asyndeton

  12. polisindeton

  13. interupsi

  14. eksklamasio

  15. enumerasio

  16. praterito




Gaya Bahasa Perten-tangan



  1. a) paradox

  2. b) antithesis

  3. c) kontradiksio interminis

  4. d) anakronism




Gaya Bahasa Dalam Cerpen


Terdapat berbagai macam gaya bahasa yang dipakai dalam kumpulan cerpen Rina Ratih diantaranya adalah:




Perempuan Bercahaya



  • Kurengkuh dayung bersama laki-laki yang kucintai sampai kulahirkan empat orang anak   lucu dan sehat (Majas hiperbola)

  • Alun gelombang di malam hari di bawah cahay bulan adalah gambaran rumah tanggaku.(majas hiperbola)

  • Kerinduan yang tiada berujung (Majas hiperbola)

  • Mengapa begitu jauh mimpi itu melambung (Majas hiperbola)

  • Langit terasa berputar, orang-orang juga terlihat berputar,lalu pelan-pelan berubah gelap.(majas perumpamaan)




Perempuan kedua



  • Bercinta dengannya bagai meniti pelangi (majas hiperbola)

  • Hati melolong kesepian di kegelapan malam sampai matahari menyeruak di ufuk timur. (majas hiperbola).

  • Dada bergejolak.(majas hiperbola)

  • Mendidihkan darah dan memompanya ditubuh(majas hiperbola).




Perempuan Pengambil Hati



  • Tiba-tiba darahku bergolak panas, jantungku berdebar cepat, tanganku bergetar memegang foto itu (majas hiperbola).

  • Makanan yang ada dalam mulut kutekan kuat-kuat menahan perasaan yang bercampur  baur (majas hiperbola).




Perempuan Pemuja Ketampanan



  • Kutangkap basah , ia menatap dan menelusuri wajahnya.(majas hiperbola).




Gaya Bahasa Sindiran




Majas Ironi



  1. Wah, kamu benar-benar orang yang bersih dan rapi, kamarmu lebih mirip seperti kapal pecah.

  2. Tutur bahasanya sangat sopan, seperti orang yang tidak pernah mengecap dunia pendidikan.

  3. Kau benar-benar siswa teladan. Tak ada satupun tugas sekolah yang kau kerjakan.




Majas Sinisme



  1. Sudahlah, jangan kau teruskan gengsimu itu. Nanti kau sendiri yang susah karena kehabisan uang.

  2. Jika aku jadi dirimu, aku sudah lama meninggalkannya. Ucapan dan perlakuan kasarnya benar-benar tidak bisa dimaafkan.

  3. Jangan terlalu keras kepala, sekali-kali ikutilah nasehat orang yang lebih tua darimu.




Majas Sarkasme



  1. Dasar pemalas! Pantas saja setiap hari ibumu marah-marah, tak ada satupun pekerjaan rumah yang kau kerjakan. Yang kau tau hanyalah bermain dan menonton televisi.

  2. Dasar bodoh! Harus berapa kali menjelaskan cara pengerjaan yang sangat mudah ini kepadamu.

  3. Dasar sok tau! Gara-gara kecerobohan dan sifat sok taumu itu, hampir saja kita semua tersesat di dalam hutan rimba ini.




Majas Satire



  1. Telingamu sudah tak berfungsi dengan benar lagi ya, puluhan kali kami memanggilmu sejak dari gerbang sekolah tadi.

  2. Kau tak punya hati nurani sebagai anak, ya. Bisa-bisanya kau menghina orang tuamu di depan teman-temanmu.

  3. Apa dia tak tau terima kasih? Sudah kubantu tapi dia malah memfitnahku di depan orang lain.




Majas Innuendo



  1. Sudahlah, jangan terlalu berlebihan! Itu hanya seekor cacing besar, kau tak perlu mati ketakutan seperti itu.

  2. Berhentilah menangis hingga kamarmu ini serasa akan banjir. Dia hanyalah seorang laki-laki yang tidak baik, di luar sana masih banyak laki-laki baik yang sedang menantimu.

  3. Jangan terlalu malas jadi anak gadis. Lihatlah kamarmu, bahkan kamar anak laki-laki jauh lebih rapi daripada kamarmu ini.




Gaya Bahasa Penegasan


Gaya bahasa penegasan, terdiri dari:





    • Repetisi, adalah gaya bahasa yang menegaskan sesuatu dengan mengatakannya secara berulang-ulang

    • Anafora, pengulangan kata pada awal kalimat

    • Epifora, pengulangan kata pada akhir kalimat






Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Gaya Bahasa : Pengertian, Contoh, Klasifikasi, Macam, Jenis, Dalam Cerpen, Sindiran, Penegasan, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.



Sumber jk.com


EmoticonEmoticon