Saturnus ialah planet ke enam dari matahari dalam sistem tata surya, planet paling jauh yang mampu dilihat dari Bumi secara kasat mata. Planet tersebut terdiri dari kumpulan gas yang tidak memungkinkan bagi manusia untuk memijakkan kaki di sana. Namun satelit Saturnus mirip Titan dan Enceladus cukup padat untuk dipijak.
Pertama kali diperhatikan oleh seorang astronom terkemuka, Galileo Galilei tahun 1610. Di kurun ke 17, insan mengetahui bahwa Saturnus memiliki cincin setelah melihatnya lewat teleskop. Kemudian di era 20, apa yang selama ini kita sangka adalah tiga cincin yang mengelilingi Saturnus, rupanya terdiri dari ribuan lapis dari cincin yang sangat tipis; yang mana terdiri dari kepingan-penggalan es yang sangat kecil. Saturnus juga ternyata mempunyai 62 satelit alami dengan orbit yang terang, tetapi hanya 53 dari mereka yang telah diberi nama. Dari 53 itu cuma ada 13 satelit yang punya diameter lebih besardaripada 50 km.
Planet Bumi akan mengorbit di antara Saturnus dan Matahari, menjadikan apa yang disebut dengan “oposisi Saturnus”. Puncak dari oposisi ini terjadi pada tanggal 27 Juni 2018. Namun Saturnus tidak hanya terlihat di langit pada hari itu saja. Tahun 2018 ini Saturnus akan tampakselama tiga bulan lamanya di sepanjang langit malam, yaitu pada bulan Juni, Juli, dan Agustus.
Oposisi pastinya hanya terjadi dengan planet superior (Mars sampai Neptunus), sebab mustahil planet dalam mirip Merkurius dan Venus mampu berputar ke belakang orbit Bumi sehingga Bumi mampu menghalangi mereka dari matahari.
Peristiwa oposisi ini terjadi dalam rentang waktu tertentu, kebanyakan sekitar setahun sekali. Karena dalam setahun sekali, Bumi pasti akan berputar mengelilingi matahari dan tentu saja akan berada di antara matahari dan Planet superior lainnya. Oposisi Saturnus ini terjadi dalam waktu kurang lebih satu tahun lebih dua minggu sekali. Tentu saja saat oposisi ini terjadi, planet yang bersangkutan akan terlihat lebih terperinci ketimbang umumnya.
Yang menjadikannya lebih difavoritkan dibandingkan dengan planet lainnya ialah indahnya efek 3 dimensi yang ditunjukkan oleh Saturnus, dimana bayangan planet mendarat di bab belakang cincin.
Bagi pengamat langit pada zaman dahulu, sebelum mereka mengetahui keberadaan Uranus dan Neptunus, Saturnus ialah planet paling jauh dari metode tata surya (wajar sebab Saturnus merupakan planet terakhir yang bisa dilihat kasat mata). Saturnus setara dengan yang kuasa Roma yang bernama Cronus, ilahi waktu.
Saturnus ialah planet yang sangat lamban. Dari Bumi, penampakan Saturnus dan cincinnya berganti secara perlahan, dan berevolusi mengelilingi matahari setiap 29,5 tahun sekali. Maka dari itu kebanyakan dari kita yang cukup beruntung, bisa menyaksikan seluruh “paras ” dari Saturnus ini secara lengkap. Jadi, jangan sia-siakan peluang ini.
Sekalipun jarak terdekatnya dengan Bumi sekitar 1,35 juta km, Saturnus masih mampu dilihat secara kasat mata, dan mudah saja untuk menemukannya. Biasanya ia tidak berada jauh dari Bulan. Pada hari biasa, Saturnus akan tampakredup seperti bintang redup lainnya, tetapi pada dikala oposisi, khususnya pada puncak oposisi, Saturnus bisa bersinar sungguh terperinci, seterang bintang Antares di langit.
Posisi Saturnus di langit terletak di antara rasi bintang Scorpio dan Sagittarius, khususnya Sagittarius. Dari Jakarta, Saturnus akan dapat terlihat terbit di langit timur dari pukul 18:26 hingga terbenam di langit barat pada pukul 05:24.
Kilau Cincin Saturnus di Kala Oposisi Terjadi
Yang unik dari oposisi Saturnus ini yaitu pemandangan langka dari cincin Saturnus yang lebih benderang dibandingkan dengan planetnya sendiri. Anda bisa mengamatinya dengan baik melalui teleskop, bagaimana cincin tersebut mampu terlihat lebih terperinci ketimbang planet sementara di hari umummereka sama terangnya.
Kebanyakan pengamat setuju bahwa cincin terluar Saturnus terlihat lebih redup dibandingkan bagian dalamnya. Kemiringan cincin tersebut pada tahun ini kurang lebih 24o.
Beberapa faktor bisa memengaruhi fenomena ini, tetapi faktor utamanya adalah sesuatu yang disebut dengan “imbas oposisi”. Ketika kita memunggungi matahari, benda di hadapan kita pastinya akan tampaklebih terperinci alasannya terkena sinar matahari. Bayangan apapun yang berasal dari objek padat itu (contohnya : watu), tidak terlihat alasannya adalah tersembunyi di belakang objek tersebut. Tanpa bayangan yang terlihat itulah, pemandangan yang tampak di hadapan kita memantulkan intensitas cahaya yang tinggi.
Sesuatu yang sama terjadi saat kita melihat cincin Saturnus selama era oposisi terjadi. Matahari yang bersinar melalui Bumi itu eksklusif tentang cincin dari Saturnus. Karena cahaya mereka tersembunyi dari persepsi kita, maka dari itu beliau terlihat bersinar sungguh benderang, dibandingkan dengan planetnya itu sendiri.
Efek ini pertama kali dipelajari oleh seorang astronom Jerman berjulukan Huga von Seeliger (1849-1924), yang memiliki pandangan baru bahwa ketiadaan bayangan (dari yang terlihat ketika itu juga) ialah penyebab dari meningkatnya imbas pencahayaan dari cincin Saturnus itu. Seeliger kemudian menyimpulkan bahwa cincin Saturnus sebenarnya berisikan kepingan-cuilan kecil dibandingkan dengan sebuah piringan padat. Teori ini juga menerangkan argumentasi kenapa bulan purnama terlihat jauh lebih jelas ketimbang bulan di malam-malam lainnya.
Fenomena Oposisi Saturnus
- Berikut ini ialah perbandingan dari keadaan Saturnus saat oposisi (April 28) dengan kondisi saat normal (Maret 2). Pada ketika oposisi, cincinnya terlihat jauh lebih benderang. Semua ini diakibatkan oleh struktur dari cincin Saturnus sendiri yang terdiri dari potongan lautan es. (Kredit : Christoper Go)
- Dapatkah anda menyaksikan titik kecil di sebelah Bulan itu? Foto yang indah ini memberikan bulan Purnama sedang melalui Saturnus di tanggal 9 Juni 2017 yang lalu. Bulan Purnama berada di sisi yang bertentangan dari matahari, sama mirip Saturnus. Foto ini diambil oleh Sue Christopher di San Dimas, California.
- Saturnus dan satelit-satelitnya dikala dilihat melalui teleskop. Foto ini diambil pada tanggal 14 Juni, pukul 11 malam waktu setempat.
- Kira-kira seperti inilah gambar yang mau anda peroleh jika memperhatikan Saturnus memakai teleskop kecil (kredit: deepsywatch.com).
- Foto ini yaitu Saturnus di waktu terjadinya oposisi tahun 2015. Diambil di Savaneta, Aruba; oleh Javaruba, tanggal 22 Mei 2015, pukul 9 malam waktu setempat. Dia memakai peralatan berupa Celestron Nexstar 4SE yang telah dimodifikasi dengan MS LifeCam Webcam.
Demikian penjelasan oposisi saturnus, semoga bermanfaat.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon