Rabu, 28 Oktober 2020

Makalah Perbedaan Ilmu Dengan Wawasan

Makalah Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan Ditinjau dari Filsafat Ilmu
Oleh: I Nengah Kerta Besung

PENDAHULUAN

Salah satu ciri khas manusia yaitu sifatnya yang senantiasa ingin tahu wacana sesuatu hal. Rasa ingin tahu ini tidak terbatas yang ada pada dirinya, juga ingin tahu tentang lingkungan sekitar, bahkan kini ini rasa ingin tahu berkembang ke arah dunia luar. Rasa ingin tahu ini tidak dibatasi oleh peradaban. Semua umat insan di dunia ini punya rasa ingin tahu walaupun variasinya berbeda-beda. Orang yang tinggal di tempat peradaban yang masih udik, punya rasa ingin yang berlainan dibandingkan dengan orang yang tinggal di daerah yang telah maju.

Rasa ingin tahu tentang kejadian-insiden yang terjadi di alam sekitarnya mampu bersifat sederhana dan juga mampu bersifat kompleks. Rasa ingin tahu yang bersifat sederhana didasari dengan rasa ingin tahu perihal apa (ontologi), sedangkan rasa ingin tahu yang bersifat kompleks mencakup bagaimana peristiwa tersebut mampu terjadi dan mengapa kejadian itu terjadi (epistemologi), serta untuk apa peristiwa tersebut dipelajari (aksiologi).

Ke tiga landasan tadi yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi merupakan ciri spesifik dalam penyusunan wawasan. Ketiga landasan ini saling terkait satu sama lain dan tidak mampu dipisahkan antara satu dengan lainnya. Berbagai perjuangan orang untuk dapat meraih atau memecahkan peristiwa yang terjadi di alam atau lingkungan sekitarnya. Bila usaha tersebut sukses diraih, maka diperoleh apa yang kita katakan selaku ketahuan atau pengetahuan.

Awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi oleh para Dewa. Karenanya para Dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti lalu disembah. Adanya perkembangan jaman, maka dalam beberapa hal acuan pikir tergantung pada Dewa bermetamorfosis acuan pikir berdasarkan rasio. Kejadian alam, seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai bulan disantap Kala Rau, namun merupakan insiden alam yang disebabkan oleh matahari, bulan dan bumi berada pada garis yang sejajar. Sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi.

Perubahan contoh pikir dari mitosentris ke logosentris menjinjing implikasi yang sangat besar. Alam dengan segala-galanya, yang selama ini ditakuti lalu didekati dan bahkan dieksploitasi. Perubahan yang fundamental adalah ditemukannya hukum-aturan alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik di jagat raya (makrokosmos) maupun alam insan (mikrokosmos). Melalui pendekatan logosentris ini muncullah berbagai wawasan yang sangat memiliki kegunaan bagi umat insan maupun alam.

Pengetahuan tersebut merupakan hasil dari proses kehidupan manusia menjadi tahu. Pengetahuan adalah apa yang dikenali oleh insan atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu ialah milik atau isi fikiran manusia yang ialah hasil dari proses usaha insan untuk tahu.

Berdasarkan atas pemahaman yang ada dan menurut atas kebiasaan yang terjadi, sering ditemukan kerancuan antara pengertian ilmu dengan pengetahuan. Ke dua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan kerap kali dirangkum menjadi satu kata beragam yang mengandung arti tersendiri. Hal ini sering kita temui dalam aneka macam karangan yang membahas wacana ilmu pengetahuan. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan dengan pengetahuan, sehingga ilmu ialah pengetahuan. Namun bila kata wawasan dan kata ilmu tidak dirangkum menjadi satu kata beragam atau berdiri sendiri, akan tampak perbedaan antara keduanya. Berdasarkan asal katanya, pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa Inggris yakni knowledge. Sedangkan wawasan berasal dari kata Science. Tentunya dari dua asal kata itu mempunyai makna yang berlainan.


PEMBAHASAN

Sebelum klasifikasi perihal perbedaan pengetahuan dan ilmu wawasan, perlu diuraikan perihal pemahaman pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Tujuannya ialah untuk membuat lebih mudah dalam mendalami perbedaan antara pengetahuan dan ilmu wawasan.

Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yakni knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa difinisi wawasan ialah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).

Sedangkan secara terminologi definisi wawasan ada beberapa definisi.

1. Pengetahuan yaitu apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut yaitu hasil dari kenal, sadar, insaf, mengetahui dan cendekia. Pengetahuan itu ialah semua milik atau isi asumsi. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

2. Pengetahuan adalah proses kehidupan yang dimengerti manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengenali (subjek) memiliki yang dimengerti (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengenali itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.

3. Pengetahuan ialah segenap apa yang kita pahami tentang sebuah objek tertentu, tergolong didalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini ialah khasanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita.

Pada dasarnya pengetahuan ialah hasil tahu insan kepada sesuatu, atau segala tindakan insan untuk mengetahui suatu objek tertentu. Pengetahuan mampu berwujud barang-barang baik lewat indera maupun melalui logika, mampu pula objek yang dipahami oleh insan berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan dilema kejiwaan.

Pengetahuan yaitu keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik tentang matafisik maupun fisik. Dapat juga dibilang wawasan ialah isu yang berbentukcommon sense, tanpa memiliki tata cara, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada budbahasa dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan wawasan kurang berpengaruh cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji sebab kesimpulan ditarik berdasarkan perkiraan yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian wawasan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).

Ilmu
Pada prinsipnya ilmu ialah perjuangan untuk mengurus dan mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tersebut mampu diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan fatwa secara cermat dan teliti dengan menggunakan aneka macam tata cara.

Ilmu dapat merupakan sebuah tata cara berfikir secara objektif (objective thinking), maksudnya untuk menggambarkan dan memberi makna kepada dunia kasatmata. Ini diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan pembagian terstruktur mengenai. Analisisnya ialah hal yang objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan anutan logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai milik manusia secara komprehensif yang ialah lukisan dan informasi yang lengkap dan konsisten perihal hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diperhatikan panca indera insan.

Ilmu yaitu kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu yakni pengetahuan. Kumpulan pengetahuan supaya mampu dikatakan ilmu mesti memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat mesti menyanggupi ke dua objek tersebut. Ilmu ialah suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat insan memperoleh suatu lebih lengkap dan lebih seksama tentang alam di periode lampau, sekarang dan lalu serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya.

Ada tiga dasar ilmu ialah ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu meliputi seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Kaprikornus masih dalam jangkauan pengalaman insan atau bersifat empiris. Objek empiris mampu berbentukobjek material seperti inspirasi-wangsit, nilai-nilai, tanaman, hewan, watu-batuan dan insan itu sendiri.

Pada umumnya metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklus-empirik. Ini memberikan pada dua macam hal yang pokok, yakni siklus yang mengandaikan adanya suatu acara yang dijalankan berulang-ulang, dan empirik yang menunjukkan pada sifat materi yang diselidiki, yakni hal-hal yang dalam tingkatan pertama mampu diregistrasi secara indrawi. Metode siklus-empirik mencakup lima tahapan yang disebut pengamatan, induksi, deduksi, eksperimen, dan penilaian. Sifat ilmiahnya terletak pada kelancaran proses yang runut dari segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, walaupun pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut kadang-kadang dilakukan secara serentak (Soeprapto, 2003).

Ilmu dalam bisnisnya untuk menyelisik belakang layar-rahasia alam haruslah mengetahui anggapan-fikiran kefilsafatan perihal alam tersebut. Penegasan ilmu diletakkan pada kriteria dari sisi fenomenal dan struktural.

Dimensi Fenomenal
Dalam dimensi fenomenal ilmu menampakkan diri pada hal-hal berikut :

1. Masyarakat yakni sebuah masyarakat yang elit yang dalam hidup kesehariannya sangat konsern pada kaidah-kaidah universaI, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisme yang terarah dan terorganisir
2. Proses yaitu olah krida aktivitas penduduk elit yang lewat refleksi, kontemplasi, khayalan, observasi, eksperimentasi, komparasi, dan sebagainya tidak pernah mengenal titik henti untuk mencari dan mendapatkan kebenaran ilmiah.
3. Produk adalah hasil dari acara tadi berbentukdalil-dalil, teori, dan paradigma-paradigma beserta hasil penerapannya, baik yang bersifat fisik, maupun non fisik.

Dimensi Struktural
Dalam dimensi struktural ilmu tersusun atas unsur-komponen berikut

1. Objek sasaran yang ingin diketahui
2. Objek target terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti
3. Ada alasan dan dengan fasilitas dan cara tertentu objek sasaran tadi terus menerus dipertanyakan
4. Temuan-temuan yang diperoleh selangkah demi selangkah disusun kembali dalam satu kesatuan sistem.

Ilmu mampu dikelompokkan menjadi tiga yaitu Ilmu Pengetahuan Abstrak, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Humanis.

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada mulanya yang pertama timbul yaitu filsafat dan ilmu-ilmu khusus ialah bab dari filsafat. Sehingga dibilang bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mater scientiarum). Karena objek material filsafat bersifat umum yakni seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus. Hal ini menjadikan berpisahnya ilmu dari filsafat.

Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batasan yang tegas di antara masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat yakni menanggulangi keutamaan dan merumuskan sebuah persepsi hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas.

Ada relasi timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak problem filsafat yang memerlukan landasan pada wawasan ilmiah apabila pembahasannya tak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menawarkan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berbentukfakta-fakta yang sangat penting bagi kemajuan ide-pandangan baru filsafati yang sempurna sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah (Siswomihardjo, 2003).

Dalam kemajuan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, namun telah ialah bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami keutamaan. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, namun sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu yakni bagian dari kemajuan filsafat yang telah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu. Dalam konteks inilah lalu ilmu selaku kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005).

2. Definisi Ilmu Pengetahuan
Membicarakan problem ilmu pengetahuan beserta definisinya ternyata tidak semudah dengan yang diperkirakan. Adanya aneka macam definisi wacana ilmu wawasan ternyata belum dapat membantu untuk mengerti hakikat ilmu wawasan itu. Sekarang orang lebih berkepentingan dengan mengadakan penggolongan (klasifikasi) sehingga garis demarkasi antara (cabang) ilmu yang satu dengan yang lainnya menjadi lebih diamati.

Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia ialah pengetahuan ihwal sebuah bidang yang disusun secara bersistem berdasarkan metode tertentu, yang mampu dipakai untuk menandakan tanda-tanda-tanda-tanda tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu yakni any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berlainan, utamanya sebelum periode ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, mirip metafisika.

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para mahir mirip yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah :
  • Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu yaitu pengetahuan yang teratur ihwal pekerjaan aturan kausal dalam sebuah golongan masalah yang serupa tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
  • Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, menyampaikan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya bersamaan.
  • Karl Pearson, menyampaikan ilmu yakni lukisan atau informasi yang komprehensif dan konsisten wacana fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
  • Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu metode yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip wacana hal yang sedang dikaji.
  • Harsojo pertanda bahwa ilmu merupakan akumulasi wawasan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau sistem pendekatan kepada seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh aspek ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera insan. Lebih lanjut ilmu didefinisikan selaku suatu cara menganalisis yang membolehkan kepada jago-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jikalau .... maka “.
  • Afanasyef, menyatakan ilmu adalah insan ihwal alam, penduduk dan anggapan. Ia merefleksikan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman mudah.
Berdasarkan definisi di atas terlihat terang ada hal prinsip yang berlainan antara ilmu dengan wawasan. Pengetahuan yakni keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan ialah isu yang berbentukcommon sense, tanpa memiliki tata cara, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada budbahasa dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan wawasan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji alasannya adalah kesimpulan ditarik menurut asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan menurut pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).

Pembuktian kebenaran pengetahuan menurut akal sehat logika atau rasional atau memakai logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika deduktif ini sering wawasan yang diperoleh tidak cocok dengan fakta.

Secara lebih terang ilmu mirip sapu lidi, adalah sebagian lidi yang telah diraut dan diiris ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan wawasan yaitu lidi-lidi yang masih awut-awutan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat yang lain yang belum tersusun dengan baik.

3. Objek Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu yaitu pengetahuan. Kumpulan pengetahuan biar dapat dibilang ilmu mesti menyanggupi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan yakni objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus menyanggupi ke dua objek tersebut.

Objek material yakni sesuatu hal yang dijadikan target anutan (Gegenstand), sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya insan,flora, watu ataupun hal-hal yang absurd mirip ilham-inspirasi, nilai-nilai, dan kerohanian. Objek formal yaitu cara menatap, cara meninjau yang dijalankan oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari sebuah ilmu tidak hanya memberi keutuhan sebuah ilmu, tetapi pada ketika yang serupa membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek material mampu ditinjau dari banyak sekali sudut pandangan sehingga mengakibatkan ilmu yang berlawanan-beda (Mudhofir, 2005).

4. Dasar Ilmu
Ada tiga dasar ilmu adalah ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang mampu diuji oleh panca indera manusia. Kaprikornus masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berbentukobjek material seperti inspirasi-ide, nilai-nilai, tanaman, binatang, batu-batuan dan insan itu sendiri.

Ontologi ialah salah satu objek lapangan observasi kefilsafatan yang paling kuno. Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa asumsi yang perlu diamati yaitu perkiraan pertama ialah sebuah objek mampu dikelompokkan berdasarkan kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur atau komparasi dan kuantitatif asumsi. Asumsi kedua yaitu kelestarian relatif artinya ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode tertentu (dalam waktu singkat). Asumsi ketiga adalah determinasi artinya ilmu menganut pola tertentu atau tidak terjadi secara kebetulan (Supriyanto, 2003).

Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang memiliki masalah dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan tentang wawasan yang dimiliki.

Sebagian ciri yang layak menerima perhatian dalam epistemologi pertumbuhan ilmu pada abad terbaru ialah munculnya wangsit perihal ilmu pengetahuan. Pandangan itu ialah kritik terhadap pandangan Aristoteles, ialah bahwa ilmu pengetahuan tepat tak boleh mencari untung, namun mesti bersikap kontemplatif, diganti dengan persepsi bahwa ilmu pengetahuan justru mesti mencari untung, artinya digunakan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi ini (Bakhtiar, 2005).

Dasar aksiologi berarti selaku teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar perlindungan ilmu bagi keperluan umat insan. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang terpenting bagi insan sebab dengan ilmu segala kebutuhan dan keperluan manusia menjadi tercukupi secara lebih cepat dan lebih mudah.

Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat terperinci bahwa masalah yang utama yaitu mengenai nilai. Nilai yang dimaksud yakni sesuatu yang dimiliki insan untuk melakukan berbagai pertimbangan ihwal apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada urusan budbahasa dan estetika. Etika mengandung dua arti ialah kumpulan wawasan perihal penilaian kepada tindakan manusia dan ialah suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, tindakan-tindakan atau manusia-manusia yang lain. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh insan kepada lingkungan dan fenomena disekelilingnya.

5. Prosedur Pencarian Ilmu
Salah satu ciri khas ilmu wawasan adalah sebagai suatu kegiatan, yaitu selaku suatu kegiatan yang dilaksanakan secara sadar oleh insan. Ilmu menganut pola tertentu dan tidak terjadi secara kebetulan. Ilmu tidak saja melibatkan kegiatan tunggal, melainkan suatu rangkaian aktivitas, sehingga dengan demikian ialah sebuah proses. Proses dalam rangkaian acara ini bersifat intelektual, dan mengarah pada tujuan-tujuan tertentu.

Disamping ilmu selaku sebuah kegiatan, ilmu juga sebagai suatu produk. Dalam hal ini ilmu dapat diartikan selaku kumpulan pengetahuan yang merupakan hasil berpikir manusia. Ke dua ciri dasar ilmu yakni ujud aktivitas insan dan hasil kegiatan tersebut, merupakan segi yang tidak terpisahkan dari ciri ketiga yang dimiliki ilmu ialah selaku sebuah metode.

Metode ilmiah merupakan sebuah mekanisme yang meliputi banyak sekali langkah-langkah anggapan, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk mendapatkan wawasan baru atau membuatkan wawasan yang telah ada. Perkembangan ilmu kini ini dilakukan dalam ujud eksperimen. Eksperimentasi ilmu kealaman mampu menjangkau objek potensi-peluangalam yang semula sukar diperhatikan (Tjahyadi, 2005).

Pada lazimnya metodologi yang dipakai dalam ilmu kealaman disebut siklus-empirik. Ini menawarkan pada dua hal yang pokok, yakni siklus yang mengandaikan adanya sebuah aktivitas yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik memperlihatkan pada sifat materi yang diselidiki, ialah hal-hal yang dalam tingkatan pertama mampu diregistrasi secara indrawi. Metode siklus-empirik meliputi lima tahapan yang disebut pengamatan, induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelancaran proses yang runut dari segenap tahapan mekanisme ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut kadang kala dilakukan secara serentak (Soeprapto, 2003).


Daftar Pustaka
  • Bakhtiar A. 2005. Filsafat Ilmu. Ed 1. Cetakan ke 2. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
  • Kattsoff, L.O. 1992. Pengantar Filsafat: Penerjemah Soejono Soemargono. Yogyakarta. Tiara Wacana Yogya.
  • Mulyadhi Kartanegara, 2003. Pengantar Epistemologi Islam. Mizan. Bandung
  • Mudhofir, A. 2005. Pengenalan Filsafat. Filsafat Ilmu. Cetakan ketiga. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
  • Siswomihardjo, K.W. 2003. Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum Mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu. Dalam Filsafat Ilmu. Cetakan ketiga. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
  • Soeprapto, S. 2003. Landasan Penelaahan Ilmu. Dalam Filsafat Ilmu. Cetakan ketiga. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
  • Suriasumantri, Jujun S, 2000. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan XIII. Sinar Harapan Jakarta.
  • Supriyanto, S. 2003. Filsafat Ilmu. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya.
  • Tjahyadi, S. 2005. Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan. Dalam Filsafat Ilmu. Cetakan ketiga. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon