Senin, 05 Oktober 2020

Makalah Konsep Ad-Din Berdasarkan Al-Attas

 Makalah Konsep Ad-Din Menurut Al-Attas 

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Al-Din
Ad-din ialah perumpamaan yang banyak terdapat dalam Quran. Di dalam Alquran, terdapat lebih kurang 101 ayat yang menyebutkan perumpamaan ini[1]. Istilah ad-din berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk masdar dari kata kerja dana-yadinu. Menurut bahasa Arab arti asalnya ialah hutang atau memberi tunjangan.[2] Kemudian diartikan pula dengan: taat, akibat, adat, pahala, ibadah, ketentuan, paksaan, tekanan, kerajaan, pengaturan, perkiraan, undang-undang, aturan, tauhid, hari kiamat, perjalanan hidup, siasat, wara’, usulan, keputusan, tunduk, dan agama. Dengan demikian arti ad-din amat luas sekali [3].

Sebagian besar ayat Alqur’an memberikan kata din dengan arti agama. Tetapi pada ayat-ayat yang lain, perumpamaan din juga menunjuk kepada makna-makna yang berlawanan dari arti agama. Alqur’an sendiri memakainya dalam banyak sekali arti, seperti: hari alam baka (S. Alfatihah 3), agama (S. Ali Imran 19), hari kiamat (S.Alhijr 35), balasan (S. Azzariyat 6), dan sebagainya.[4]

Makna yang terlahirkan dalam istilah din kebanyakan senantiasa diartikan sebagai agama. Din , sebagaimana diketahui penduduk awam yakni perumpamaan yang terlalu terbatas untuk mendeskripsikan sebuah agama atau beberapa agama selain dari agama Islam. Pengkonsentrasian ungkapan din terhadap makna agama itu, membuat ungkapan ini menjadi terbatas dan kaku. Pembahasan mengenai istilah din jarang menunjuk terhadap penafsiran luas yang sebaiknya mampu memberikan anutan filosofis dan pandangan dunia yang mampu diterapkan dalam kehidupan umat Islam. Keterbatasan dalam memahami makna din terlihat terang pada kurangnya literatur-literatur yang membahas secara mendalam mengenai makna din . Sejauh yang penulis ketahui, Tafsir-tafsir atau terjemahan yang ada kurang memperlihatkan pengertian yang luas kepada perumpamaan ini. Akibatnya, makna din hanya dilihat sebagai sebuah ungkapan sederhana yang kurang berarti dan tidak memberikan pengertian yang mendalam bagi umat Islam.[5]

Penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan bahwa ungkapan din ternyata bukanlah suatu ungkapan yang mempunyai arti sederhana dan terbatas cuma sekedar untuk mendefenisikan agama. Menyangkut pengertian din , Al-Attas sudah menerangkan dalam tulisannya bahwa din ialah sebuah ungkapan yang memiliki konsepsi yang luas. Walaupun kata din memiliki banyak arti pokok, yang tampaknya berlawanan satu sama lain, secara konseptual masih saling bekerjasama sehingga makna simpulan yang berasal daripadanya semua tertampilkan selaku sebuah kesatuan dari keseluruhan yang terang.[6]

B. Al-Din Menurut  Al-Attas
Al-Attas menjelaskan bahwa deskripsi Islam sendiri tentang dirinya adalah din yang meliputi pemikiran yang lebih luas dari sekedar sebuah aliran atau agama. Istilah din memiliki landasannya dalam suatu ayat Alquran yang sangat fundamental yang dikenal selaku ayat perjanjian,[7] di mana jiwa-jiwa anak Adam, keturunan anak Adam dihadapkan kepada Tuhan, dan di mana Tuhan lalu mengajak mereka untuk mengakui ketuhanan-Nya dan mereka pun mengakuinya. Ini telah menyiratkan sebuah kontrakyang mereka buat bareng Tuhan, yakni mengakui dan bersaksi bahwa Dia yakni Tuhan, suatu perjanjian yang dibentuk dalam keadaan jiwa pra-ada itu. Ketika mereka ada selaku manusia di atas bumi, mereka yang ingat akan kontrakitu memiliki arti melakukan kehidupan mereka sesuai dengan yang sudah mereka akui dan persaksikan tersebut.[8] Oleh sebab itu, din dalam desain religiusnya ialah sebuah metode fatwa yang menyiratkan semacam ketundukan kepada Tuhan. Kendatipun demikian, yang lebih mendasar ketimbang ketundukan itu yakni adanya perasaan berhutang dalam ruh manusia karena Tuhan sudah membawa manusia dari alam pra-ada kepada ada.[9] Ia juga mempunyai arti bahwa manusia mesti memahami tujuan hidupnya di dunia ini. Dengan beragama Islam, manusia mampu mengenal kembali Tuhan lewat segala ciptaan-Nya.

Makna din sebagai agama memberikan bahwa agama telah memperlihatkan kemudahan kepada manusia untuk mengaktualisasikan peluangspiritual yang ada dalam dirinya. Salah satu ciri yang paling gampang diketahui dari agama adalah fungsinya sebagai jalan menuju Tuhan.[10] Islam, sebagai agama yang fitrah, mempunyai keabsahan yang berlaku infinit. Sebagai way of life, ia mempergunakan segala aspek keberadaan insan dan prestasinya. Tidak satupun aspek yang diberikan mendahului yang lain atau bertentangan antara satu dengan lainnya. Tiap-Tiap faktor kebudayaan dan peradaban secara penuh dipelihara dari kelebihan dan keekstreman pada kedua sisinya. Semua segi kehidupan sosial tetap berada dalam timbangan yang sempurna[11] Di dalamnya terkandung suatu gabungan dan perimbangan antara materi, logika dan aspek-aspek spiritual yang dicari insan. Dengan kata lain bisa diterangkan, bahwa konsepsi din secara lazim adalah mengemban misi evakuasi manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat dan pada kesannya meliputi pemikiran tentang kebudayaan, peradaban dan persepsi dunia.


DAFTAR PUSTAKA
  • Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, cet. 25, Surabaya, Pustaka Progresif, 2002
  • Altaf Gauhar (ed.), The Challenge of Islam, London: Islamic Council of Europe, 1978
  • Anton Bakker & Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990
  • Dagobert D. Runes, et. al., Dictionary of Philosophy, New Jersey: Littlefield, Adam & Co, 1977
  • Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
  • S.M.N. Al-Attas, Islam and Secularism, Delhi: New Crescent Publissing Co, 2002
  • --------------------, Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Cet.2, Bandung: Mizan, 1977
  • --------------------, Dilema Kaum Muslimin, terj. Anwar Wahdi Hasi & Muchtar Zoerni, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986
  • -------------------, Islam: The Concept of Religion and the Foundation of Ethics and Morality, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, 1992
  • Syahminan Zaini, Hakekat Agama Dalam Kehidupan Manusia, Surabaya: Al-Ikhlas, tt
  • Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, Jakarta: Mulya Istiqomah Press, 2006
  • Umi Chulsum & Windi Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Kashiko, 2006
  • Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al-Attas, terj. Hamid Fahmi, M. Arifin Ismail, dan Iskandar Amel, Bandung: Mizan, 2003
  • Ziauddin Sardar & Merryl Wyn Davies (ed.), Wajah-Wajah Islam, terj. A.E. Priono dan Ade Armando, Bandung: Mizan, 1989
____________________
[2] Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Cet. Ke-25, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002) h. 436-438
[3] Syahminan Zaini, Hakekat Agama Dalam Kehidupan Manusia, (Surabaya: Al-Ikhlas,tt) h. 17
[4] Menurut G.A. Parwez dan kamus Arab Lane Lexicon, kata akar din (dal-ya'-nun) di dalam al-Quran merangkumi pemahaman-pemahaman selain agama berupa: sebuah sistem, undang-undang, jalan hidup, code of conduct atau etika, taat/patuh, rendah diri, pengesahan dan pembalasan/penghargaan.
[6] Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism, (Delhi: New Crescent Publissing Co, 2002) h. 59, lihat juga Muhammad Naquib Al-Attas, Dilema Kaum Muslimin, terj. Anwar Wahdi Hasi & Muchtar Zoerni (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986) h. 47
[7] “Dan (ingatlah) saat Tuhanmu mengeluarkan anak cucu Adam dari tulang-tulang belakang mereka, dan dijadikan-Nya mereka saksi atas diri-diri mereka: “Bukankah Aku Tuhan kamu?” Mereka berkata: “Betul, kami melihat”. (QS. al-A’raf: 172)
[8] Ziauddin Sardar & Merryl Wyn Davies (ed.), Wajah-Wajah Islam, terj. A.E. Priyono dan Ade Armando (Bandung: Mizan, 1992), h. 14
[9] S.M.N. Al-Attas, Islam: The Concept of Religion and the Foundation of Ethics and Morality, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, 1992) h. 2-5
[10] M. Nasir Tamara & Saiful Anwar Hashem, Agama dan Dialog Antar Peradaban, dalam Agama dan Peradaban, dalam: M. Nasir Tamara & Elza Peldi Taher (ed.), (Jakarta: Paramadina, 1996) h. xiii
[11] Afzalur Rahman, Islam, Ideology and the Way of Life, (Kuala Lumpur: A.S. Noordeen, 2003) h. 251

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)