Rabu, 30 September 2020

Makalah Proses Penciptaan Alam Semesta

Makalah Proses Penciptaan Alam Semesta
Oleh: Ibrahim Lubi, M.Pd.I

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam perspektif Islam, alam semesta adalah segala sesuatu selain Allah SWT.[1] Oleh kesudahannya, alam semesta bukan hanya langit dan bumi, tetapi meliputi segala sesuatu yang ada dan berada diantara keduanya. Secara biasa , alam itu mampu dibedakan kedalam dua jenis, adalah alam syahadah dan alam ghaib. Alam syahadah ialah wujud yang konkrit dan dapat diinderakan, dimana alam syahadah tunduk kepada hukum evolusi, yang berkembang dan berubah-ubah. Sedangkan alam ghaib ialah wujud yang tidak dapat diinderakan.

BAB II
PEMBAHASAN
 Proses Penciptaan Alam Semesta

Terdapat perbedaan pandangan dikalangan umat muslim, wacana asal mula penciptaan alam semesta. Ada yang menyatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dari tiada menjadi ada, sementara pendapat lain mengemukakan bahwa alam semesta diciptakan dari materi atau sesuatu yang sudah ada.

A. Berdasarkan Al-Alquran
Pendapat yang pertama, senantiasa didasarkan pada kata khalaqa, yang dipakai dalam penciptaan alam semesta. Mereka berpendapat bahwa penggunaan kata khalaqa mempunyai arti penciptaan sesuatu dari materi yang belum ada menjadi ada. Sementara itu, Pendapat kedua didasarkan pada gosip Quran yang mengindikasikan bahwa alam semesta ini diciptakan dari materi yang telah ada. Informasi mirip ini diantaranya ditemukan dalam dua surah, yaitu QS Fushilat (41: 11) yang menyatakan bahwa Allah swt menuju langit, sedangkan langit saat itu masih berbentukdukhan ( asap ). Surat yang kedua, QS Al-Anbiyya ( 21 : 30 ), yang menginformasikan bahwa langit dan bumi itu, dahulunya yakni sesuatu yang padu, kemudian Allah memisahkan keduanya.

B. Pandangan Ilmuan
Pandangan kedua ini mempunyai kesamaan dengan observasi yang di lakukan para ahli astronomi dan astro fisika yang menyimpulkan bahwa keseluruhan alam semesta ini pada mulanya satu masa yang besar.lalu terjadi pemisahan, sehingga terbentuk galaksi. Galaksi tersebut lalu terbagi-bagi dalam bentuk bintang-bintang, planet-planet, matahari,bulan dan lain-lain.[2]

C. Menurut Ulama Ahli
Dalam konteks proses penciptaan alam semesta, Al-farabi berpendapat bahwa alam semesta ini terjadi karena limpahan dari yang Esa. Wujud Tuhanlah yang melimpahkan wujud alam semesta. Terlepas dari perbedaan persepsi diatas, Alquran menginformasikan bahwa alam semesta ini diciptakan ilahi tidak secara sekaligus, namun melalui serangkaian tahapan, kurun, atau proses. Dalam sejumlah surah Quran senantiasa menggunakan perumpamaan fi sittah ayyam, yang biasa diterjemahkan dalam arti enam hari, enam periode, atau mungkin enam masa. Selain itu, dalam Quran ditemukan pula ayat yang menyatakan bahwa Allah membuat bumi dalam dua hari atau dua masa, dan menentukan kadar kuliner penghuninya (rezeki) dalam empat hari, dan mengakibatkan tujuh langit dalam dua hari.[3]

BAB III
PENUTUP

Mengenai kedudukan alam semesta dalam perspektif filsafat pendidikan Islam yaitu alam selaku guru bagi insan, dan sebagai tanda dari kekuasaan Allah. Sedangkan kedudukan manusianya yaitu selaku khalifah yang akan mengatur atau mengurus alam ini, yang tentunya mesti dibarengi dengan ilmu dan doktrin. Tanpa adanya ilmu dan iman, bagaimana mampu insan mampu mengontrol dan mengelola alam ini untuk keperluan hidup manusia sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau aturan Allah. Dimana di dalam Quran dan hadist, banyak menerangkan ihwal pentingnya belajar, sehingga kedudukan ilmu ini sangat tinggi bagi insan, dimana ilmu ini hadirnya dari Allah swt. Sehingga dengan adanya ilmu, manusia dapat mencari kebenaran. dapat membedakan antara baik dan jelek, dan juga dapat membedakan derajat manusia.

DAFTAR PUSTAKA
  • Al-saibani,Omar Mohd. Al-Thoumiy, Filsafat Pendidikan Islami.1979.jakarta: Bulan Bintang
  • Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami.2008.Bandung: Citapustaka media perintis
  • Basyir,Ahmad Azhar, Refleksi Atas Persoalan Keislaman.1994.Bandung:Mizan.
  • Basri,Hasan, Filsafat pendidikan Islam.2009.Bandung: Pustaka Setia
  • Masruri,Hadi dan Rossidi, Imran, Filsafat Sains dalam Alquran.2007. Malang: UIN Malang Press.
  • Naik,Zair dan Gary Miller, Keajiban Al-quran Dalam Telaah Sains Modern.2008.Yogyakarta: Media Ilmu.
  • Syafaruddin, Filsafat Ilmu.2008.Bandung: Cita Pustaka Media Perintis
  • Syarqawi,Effat Asy ,Filsafat Kebudayaan Islami. 1985.Bandung: pustaka.
________________________
[1] Omar Mohd. Al-Thoumiy al-saibani, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta : Bulan Bintang, 1979 ) h. 58
[2]Zair Naik dan Gary Miller, Keajiban Al-quran Dalam Telaah Sains Modern (Yogyakarta: Media Ilmu, 2008),h.55-56ara
[3] Lihat Q.S,Fushshilat (41):9-10, dan 11-12

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)