Senin, 14 September 2020

10 Sifat Fisik Mineral Beserta Penjelasannya

Saat kita membahas mengenai tanah, pasti tidak terlepas dari ungkapan batuan. Proses penciptaan atau asal usul dari batuan penting untuk dipelajari. Hal ini berkaitan dengan materi penyusun yang terkandung di dalam batuan tersebut. Sehingga, perlu pembahasan mengenai bahan penyusun batuan utamanya dalam mempelajari sifat fisik dari mineral yang ada di dalam batuan.


Semua materi mineral yang kita ketahui selama ini mempunyai susunan kimiawi tertentu dan disusun oleh atom – atom yang terencana. Sehingga setiap mineral memiliki sifat kimia ataupun fisika yang berbeda antara mineral satu dengan mineral yang yang lain. Dengan mempelajari sifat – sifat tersebut, setiap mineral akan mudah untuk diidentifikasi susunan kimianya dalam batas-batas tertentu. Sifat – sifat fisik mineral berupa:


1. Struktur (Form)


Bentuk – bentuk mineral dapat dikatakan kristalin apabila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang cukup jelas dan khas atau disebut dengan amorf. Kekhasan yang dimiliki mineral kristalin mampu berupa:



  • Bangun kubus: galena, pirit.

  • Bangun pimatik: piroksen, ampibole.

  • Bangun doecahedon: garnet.

  • Mineral amorf: chert, flint.


Mineral – mineral yang ada di alam umumnya jarang ditemui dalam bentuk kristalin, hal ini disebabkan adanya gangguan dari proses – proses lain. Sehingga dalam proses pembentukannya mineral tersebut bergantung pada keadaan lingkungannya, biasanya akan mengakibatkan bentuk mineral kristal yang khas mampu bangkit sendiri maupun berkelompok. Kelompok mineral kristal atau agrasi mineral mampu dikelompokan berdasarkan strukturnya, yakni:



  • Struktur granular atau struktur butiran


Terdiri atas butiran – butiran mineral yang memiliki dimensi yang sama atau isometrik. Berdasarkan ukuran butirannya, dapat dibedakan menjadi penerokristalin/kriptokristalin yakni mineral yang dapat dilihat dengan mata telanjang dan sakaroidal adalah mineral yang memiliki ukuran sebesar gula pasir.



  • Struktur kolom


Terdiri atas bentuk prisma panjang dan ramping. Jika bentuk prisma tersebut cukup panjang dan halus, maka mineral tersebut memiliki struktur fibrous atau struktur berserat. Struktur kolom sendiri dibedakan menjadi struktur jaring – jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.



  • Struktur lembaran atau lameler


Terdiri atas lembaran – lembaran mineral. Individu – individu dari mineral yang berupa pipih disebut struktur tabuler contohnya adalah mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi 2 ialah struktur konsentris, tabular dan foliasi.



  • Struktur imitasi


Merupakan kelompok mineral yang mempunyai kemiripan dalam hal bentuk dengan benda lain, mirip asikular, filiformis, membilah dan lain sebagainya. Biasanya mineral ini dapat berkelompok maupun bangkit sendiri.


2. Pecahan (Fracture)


Pecahan mineral terbagi menjadi:



  • Concoidal: belahan yang membentuk gelombang melengkung pada permukaan kepingan, mirip potongan botol atau kenampakan kulit kerang, contohnya yaitu kuarsa.

  • Splintery/Fibrous: potongan yang memberikan seperti serat. Contohnya yaitu asbes, augit dan hipersten.

  • Even: bagian yang dihasilkan bentuk permukaan yang halus. Contohnya limonit.

  • Uneven: kepingan yang dihasilkan mempunyai bentuk permukaan yang agresif. Contohnya magnetit, hematite, kalkopirite dan garnet.

  • Hackly: serpihan tersebut menciptakan permukaan yang garang, tidak teratur dan runcing – runcing. Contohnya ialah native elemen emas dan perak.


3. Kilap (Luster)


Kilap yakni kesan yang diberikan oleh mineral saat terkena pantulan cahaya. Kilap sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu:



  • Kilap Logam: Pantulan oleh cahaya memperlihatkan kesan seperti logam. Kilap jenis ini biasa ditemukan pada mineral yang mengandung logam atau mineral bijih mirip emas, pirit, kalkopirit dan galena.



  • Kilap Non Logam: Kilap ini tidak menunjukkan kesan logam dikala terkena cahaya. Kilap non logam mampu dibedakan menjadi:

    • Kilap kaca atau vitreous luster: kesan yang diberikan seperti kaca dikala terkena cahaya. Contohnya yaitu kuarsa, kalsit dan halit.

    • Kilap intan atau adamantine luster: kasan yang diberikan seperti intan saat terkena cahaya contohnya intan.

    • Kilap sutera atau silky luster: menunjukkan kesan mirip sutera dan umumnya didapatkan pada mineral yang mempunyai struktur serat, mirip gipsum, asbes dan aktinolit.

    • Kilap damar atau resinous luster: kasan yang diberikan seperti damar, misalnya resin dan sfalerit.

    • Kilap mutiara atau pearl luster: kesan yang diberikan seperti mutiara atau bagian dalam dari cangkang kerang, misalnya yaitu talk, muskovit, dolomit dan tremolit.

    • Kilap lemak atau greasy luster: mirip dengan sabun atau lemak, contohnya talk dan serpentin.

    • Kilap tanah: memiliki kenampakan buram seperti halnya tanah, misalnya kaolin, bentonit, dan limonit.




4. Kekerasan (Hardness)


Ketahanan sebuah mineral terhadap tabrakan itulah yang dinamakan kekerasan dalam mineral. Untuk mengenali tingkat kekerasan mineral, secara relatif dapat menggunakan skala Mohs yang dimulai dari angka 1 yang artinya paling lunak sampai angka 10 yang berarti mineral tersebut paling keras. Skala Mohs meliputi:


(1) Talk


(2) Gipsum


(3) Kalsit


(4) Fluorit


(5) Apatit


(6) Feldspar


(7) Kuarsa


(8) Topaz


(9) Korundum


(10) Intan


Seperti yang kita ketahui bila skala Mohs merupakan skala yang relatif. Untuk mengukur kekerasan ini, mampu menggunakan alat – alat sederhana mirip kuku, pisau baja dan lain sebagainya, mirip pada daftar di bawah ini:


Alat Penguji[/th] [th]Derajat Kekerasan Mohs


Kuku Manusia[/td] [td]2,5


Kawat Tembaga[/td] [td]3


Pecahan Kaca[/td] [td]5,5 – 6


Pisau Baja[/td] [td]5,5 – 6


Kikir Baja[/td] [td]6,5 – 7


5. Warna (Colour)


Warna pada mineral adalah kenampakan yang dapat dilihat secara pribadi kalau terkena cahaya. Warna mineral dibedakan menjadi:



  • Idiokromatik


Warna mineral akan selalu sama atau tetap. Biasanya didapatkan pada mineral – mineral yang tidak bisa tembus cahaya (opak), mirip magnetik, pirit dan galena.



  • Alokromatik


Warna mineral tidak tetap atau dapat berganti, hal ini tergantung dari meterial pengotornya dan lazimnya dapat ditembus cahaya, seperti kalsit dan kuarsa.


6. Cerat (Streak)


Cerat merupakan warna dari mineral dalam wujud serbuk atau hancuran. Warna mineral ini mampu diperoleh bila mineral digoreskan pada bagian bernafsu mirip cuilan porselin atau dilakukan penumbukan mineral lalu dilihat warna bubuk tersebut. Cerat mampu sama dengan warna orisinil dari mineral namun ada juga yang berlawanan, mirip contoh



  • Pirit: berwarna keemasan, ketika digores hasil serbuknya akan menjadi warna hitam.

  • Hematit: berwarna merah, tetapi hasil serbuk akan berwarna merah kecoklatan.

  • Biotite: cerat tidak berwarna


7. Belahan (Cleavage)


Belahan ialah kenampakan dari mineral yang berdasarkan kemampuannya untuk membelah lewat bidang penggalan yang rata dan juga licin. Biasanya bidang pecahan berbentuk sejajar dengan bidang tertentu. Contoh mineral yang mampu membelah adalah kalsit. Kalsit memiliki tiga arah bagian sedangkan untuk kuarsa, tidak mempunyai cuilan. Belahan sendiri terbagi menjadi:



  • Belahan satu arah, contohnya: muscovite

  • Belahan dua arah, misalnya: feldspar

  • Belahan tiga arah, misalnya: halit dan kalsit


8. Berat Jenis (Specific Gravity)


Merupakan perbandingan antara berat pada mineral dengan volume mineral. Untuk mengenali berat jenis mineral yakni dengan cara menimbang terlebih dahulu mineral tersebut. Selanjutnya, untuk mendapatkan volume mineral, dapat dikerjakan dengan memasukannya ke dalam air yang berada di gelas ukur. Volume air awal atau sebelum dimasukan mineral, dikurangi dengan volume air final atau sesudah dimasukan mineral. Itulah jumlah volume mineral.


9. Kemagnetan


Sifat dari mineral terhadap gaya magnet. Berdasarkan reaksi mineral saat dipapar medan magnet, dibedakan menjadi tiga jenis:



  • Ferromagnetik


Mineral – mineral ferromagnetik akan gampang untuk ditarik atau diterik dengan besar lengan berkuasa jikalau terdapat medan magnet dari luar. Mineral ferromagnetik mempunyai sifat kemagnetan yang permanen. Contohnya yaitu magnetit, pyrrhotit, isovite, symthite dan lain sebagainya.



  • Paramagnetik


Mineral – mineral paramagnetik akan diterik oleh medan magnet cuma sementara saja. Mineral ini akan bersifat magnetik dikala berada bersahabat disekitar medan magnet, kalau dijauhkan dari medan magnet akan hilang sifat kemagnetannya. Contohnya adalah hematit, pirit, olivin, mineral mika dan lain – lain.



  • Diamagnetik


Mineral – mineral yang tidak akan kepincut oleh medan magnet. Mineral diamagnetik bergotong-royong sedikit menolak medan magnet, dan yang termasuk mineral ini yaitu belerang, kuarsa, calcite, ortoklas, gipsum, talk, intan dan lain – lain.


10. Sifat Dalam (Tenacity)


Merupakan sifat fisik mineral saat kita mematahkan, merusak, membengkokkan, memotong atau mengiris. Dan yang tergolong ke dalam sifat dalam yakni:



  • Rapuh (brittle): gampang hancur namun biasa terpotong (kuarsa, pirit, kalsit)

  • Praktis ditempa (malleable): mampu ditempa menjadi lapisan tipis (emas dan tembaga)

  • Dapat dipotong (secitile): bisa diiris dengan pisau, hasil irisan sangat rapuh (gypsum)

  • Fleksibel: mineral dalam bentuk lapisan tipis, bisa dibengkokkan tanpa patah namun jikalau telah bengkok tidak dapat kembali ke bentuk semula (talk dan selenit).

  • Blastik: mineral dalam bentuk lapisan tipis,saat dibengkokkan mampu kembali ke bentuk semula kalau dihentikan tekanannya (muskovit).


Demikian penjelasan perihal sifat fisika mineral. Semoga informasi di atas bisa berkhasiat dan memperbesar pengetahuan Anda.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon