Jumat, 21 Agustus 2020

Pengertian Pemerintahan Oligarki Dan Ciri-Cirinya

Oligarki merupakan sebuah metode pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang oleh sebuah golongan elit kecil yang berasal dari masyarakat, hal ini dapat dibedakan menurut keluarga, kekayaan serta kekuatan militernya. Kata oligarki sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni “oligarchia”, di mana kata oligoi yang mempunyai arti sedikit dan arkhein yang mempunyai arti memerintah. Awal mula tata cara pemerintahan oligarki pertama kali terjadi pada negara Yunani Kuno.


Di dalam beberapa teori, perumpamaan oligarki mampu disimpulkan berbentukkekuasaan sekelompok kecil, sedangkan oligarki (oligarch) diartikan sebagai suatu pelaku yang menguasai serta menertibkan suatu konsentrasi secara besar – besaran dalam hal sumber daya material yang nantinya bisa dipakai untuk menjaga ataupun dapat meningkatkan kekayaan eksklusif serta posisi pribadi sosial.


Jika desain oligarki menurut pada hal “minoritas yang menguasai mayoritas”, mampu dikatakan jika di setiap kekuasaan hingga pemerintahan yang memposisikan minoritas di dalam kepemimpinan, bisa dikatakan selaku sistem pemerintahan oligarki. Sistem oligarki terjadi di negara Soviet, kardinal gereja, pada sebuah direksi perusahaan hingga demokrasi itu sendiri alasannya adalah di dalamnya hanya dipimpin atau dikuasai oleh sedikit orang. Oleh alasannya adalah itu, seorang profesor dari Northwestern University, Jeffrey A. Winters mengganti konsep dan pemahaman perihal oligarki.


Menurut Winters, oligarki dibedakan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama, oligarki memiliki suatu dasar kekuasaan serta kekayaan material yang sungguh sukar untuk dipecah dan juga diseimbangkan. Sedangkan dimensi kedua menerangkan bahwa oligarki memiliki sebuah jangkauan kekuasaan yang cukup luas dan sistemik, meskipun mempuyai status minoritas di dalam sebuah komunitas. Dari klarifikasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuasaan yang obligarki harus memiliki dasar kekuasaan yang sulit dipecah serta jangkauan yang harus sistemik.


Untuk memperjelas mengenai oligarki, Winters menggolongkan oligarki menjadi empat ciri utama antara lain, tingkat keterlibatan eksklusif oligarki dalam pemaksaan hak atas harta dan kekayaan, keterlibatan oligarki pada kekuasaan atau pemerintahan, sifat keterlibatan dalam memaksa apakah kolektif atau terpecah, dan yang terakhir sifat liar atau jinak. Dari ciri – ciri tersebut, Winters juga membuat empat tipe ideal untuk oligarki, ialah:



  1. Oligarki Panglima


Oligarki muncul dengan kekuasaan yang memaksa atau dengan kekerasan secara pribadi. Oligarki panglima mempunyai serdadu sampai senjata untuk merebut sumber daya secara eksklusif kekuasaan milik oligarki yang lain. Sehingga dapat dibilang bahwa pengumpulan kekayaan dijalankan dengan menaklukan satu panglima dengan panglima lain, alhasil ancaman yang paling mayoritas terjadi pada klaim harta ketimbang pendapatan. Oligarki panglima pernah terjadi pada masa pra sejarah, Eropa zaman pertengahan dan keluarga yang berseteru di Pegunungan Apalachia.



  1. Oligarki Penguasa Kolektif


Oligarki mempunyai kekuasaan serta berkuasa dengan cara kolektif lewat forum yang mempunyai hukum atau norma. Dalam oligarki ini, para penguasa akan saling bekerja sama dalam menjaga kekayaannya dengan cara memerintah suatu komunitas. Oligarki penguasa kolektif mampu ditemukan pada komisi cecunguk, pemerintahan Yunani-Roma dan juga praktek politik pasca Soeharto di Indonesia.



  1. Oligarki Sultanistik


Oligarki yang terjadi ketika monopoli fasilitas pemaksaan terletak pada satu tangan Oligark. Terdapat sebuah relasi antara Oligark (patron-klien) dengan Oligark yang berkuasa. Oligarki sultanistik menunjukkan wewenang dan juga kekerasan pada penguasa utama saja, sedangkan para Oligark yang lain hanya menggantungkan pertahanan kekayaan serta harta mereka pada Oligark utama atau tunggal. Hal ini pernah terjadi di Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto.



  1. Oligarki Sipil


Oligarki ini sepenuhnya tidak bersenjata dan tidak berkuasa pribadi. Oligark cuma menyerahkan kekuasaannya terhadap sebuah forum non eksklusif dan juga kelembagaan yang mempunyai aturan lebih kuat. Sehingga, Oligark cuma fokus mempertahankan pendapatan dengan cara mengelak dari jangkauan negara dalam meredistribusi kekayaannya. Oligarki Sipil tidak senantiasa bersifat demokratis serta melibatkan pemilu. Hal ini terjadi di Amerika Serikat dan India di mana oligarki bersifat demokratis secara prosedural, akan tetapi di Singapura dan Malaysia oligarki bersifat absolut.


Ciri – Ciri Negara Yang Menggunakan Sistem Pemerintahan Oligarki


Seiring berjalannya waktu, oligarki telah merambah hingga terhadap sistem demokrasi, di mana suatu kepemimpinan dikuasai oleh minoritas atas dominan. Terdapat beberapa ciri – ciri tertentu yang hanya dimiliki oleh metode pemerintahan oligarki. Beberapa ciri – ciri tersebut antara lain:



  1. Kekuasaan dipegang atau dikendalikan oleh kalangan kecil masyarakat.


Ciri – ciri ialah salah satu ciri dari tata cara pemerintahan oligarki yang paling mampu terlihat ialah kepemimpinan dikendalikan atau dipegang oleh suatu kelompok kecil masyarakat. Sebagian besar golongan kecil ini mempunyai duit. Mereka mampu dengan gampang masuk ke dalam pemerintahan karena memiliki uang serta kekayaan.


Hal ini pernah terjadi ketika revolusi industri yang terjadi di Inggris. Orang – orang kaya yang memperolah uang dari hasil revolusi industri bisa masuk ke dalam pemerintahan dengan mudah.



  1. Terjadi ketidaksetaraan ataupun kesenjangan dari sisi material yang cukup ekstrim.


Sistem pemerintahan oligarki bisa terjadi alasannya adanya kesenjangan dalam hal material yang sangat ekstrim di dalam penduduk . Orang – orang kaya akan terlihat menonjol bila daripada kalangan yang tidak mempunyai duit. Sehingga mampu dikatakan bahwa makin tidak seimbang distribusi kekayaan pada sebuah masyarakat, akan kian besar pula pengaruh kekayaan kepada kekuasaan.


Hal tersebutlah yang memunculkan pertentangan sosial di penduduk di pemerintahan oligarki. Contoh dari pertentangan sosial di pemerintahan oligarki yaitu, kemiskinan yang kian meningkat sedangkan pemimpinnya kian kaya.



  1. Uang dan kekuasaan ialah hal yang tidak terpisahkan.


Ciri – ciri lain dari pemerintahan oligarki yang sungguh gampang dilihat adalah, kekuasaan yang terfokus pada kekayaan. Kekayaan tersebut bisa mensugesti segala hal mirip kapasitas, motivasi, sampai problem politik untuk mereka yang memiliki kekuasaan. Seperti yang sudah diterangkan di atas kalau mereka yang mempunyai kekayaan, akan dengan mudah untuk menemukan kekuasaan di negara.



  1. Kekuasaan dimiliki hanya untuk menjaga kekayaan.


Pemerintahan oligarki bersahabat kaitannya dengan kekayaan. Sistem pemerintahan hingga politik yang dilaksanakan oleh sebuah negara dalam hal ini menerapkan tata cara oligarki lazimnya cuma untuk mempertahankan kekayaan bagi penguasa. Di dalam pemerintahan oligarki, pengambilalihan kekayaan artinya menggantikan kekuasaan. Sehingga, akan dilaksanakan aneka macam cara bagi penguasa untuk mempertahankan kekayaan yang dimilikinya.


Apakah Indonesia Juga Menganut Sistem Pemerintahan Oligarki?


Seperti yang kita pahami bila metode pemerintahan di Indonesia menganut tata cara demokrasi. Namun, metode demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia, mempunyai tujuan yaitu untuk memeratakan kekuasaan serta ekonomi, ternyata tidak berlangsung sesuai dengan tujuan. Jeffery Winters yang merupakan analisis politik, mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia ternyata dikuasai oleh kalangan oligarki, akibatnya metode demokrasi semakin jauh dari cita – cita serta tujuan untuk memakmurkan rakyat Indonesia.


Winters juga menjelaskan bahwa ketimpangan kekayaan di Indonesia jauh lebih merata antara kalangan kaya dengan kelompok miskin dikala tahun 1945 jika dibandingkan dikala ini. Hal ini terjadi sebagai akhir dari kelompok elit dan oligarki di Indonesia sudah menguasai serta menertibkan sistem demokrasi dan berlanjut Indonesia mempunyai oligarki demokrasi. Winters pun menambahkan jikalau metode demokrasi yang sedang meningkat akan kian menciptakan oligarki merajalela. Hal ini bukan kesalahan sistem demokrasi, melainkan kurangnya penegakan aturan.


Oligarki menjadi faktor utama dalam mensugesti ekonomi politik di Indonesia. Oligarki sudah ada sejak kala Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Dan terus berlanjut hingga runtuhnya pemerintahan Soeharto, yang semula oligarki sultanistik menjadi oligarki penguasa kolektif. Lantas oligarki tidak hilang begitu saja, justru terdapat pemfokusan ihwal bagaimana kekuasaan oligarki di Indonesia kontemporer.


Richard Robison serta Vedi R. Hadiz di dalam bukunya yang berjudul “Reorganizing Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Market”. Mereka menerangkan bila oligarki yang terjadi di Indonesia tidak hilang pasca reformasi. Justru oligarki terus bertransformasi dengan cara menyesuaikan konteks politik di Indonesia yang didorong oleh Neoliberalisme. Setelah insiden krisis ekonomi pada tahun 1998, oligarki bisa bertahan dan menjadi tokoh utama di dalam dunia bisnis di Indonesia.


Nah, itulah tadi klarifikasi perihal pemerintahan oligarki. Semoga bisa menambah pengetahuan Anda.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon