Sabtu, 04 Juli 2020

[Terbaru!] Karakteristik Pertumbuhan Insan Sejak Lahir Sampai Akil Balig Cukup Akal - Pertumbuhan Akseptor Ajar



KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MANUSIA DARI LAHIR SAMPAI DEWASA



KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MANUSIA DARI LAHIR SAMPAI DEWASA [TERBARU!] KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MANUSIA SEJAK LAHIR HINGGA DEWASA - PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 














NUR ADELIA YULIANTI AP
1743041020
KELAS 02
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2017/2018
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MANUSIA DARI LAHIR SAMPAI DEWASA
1.      BAYI (0-2 TAHUN)
Bayi ialah fase(abad) awal dari kelahiran tiap insan. Pada periode ini, bayi terlahir dalam keadaan lemah, belum mengenal, mengetahui, dan mengetahui apapun oleh akhirnya, pada abad ini tutorial dan pengajaran orang renta sangatlah diharapkan. Orang bau tanah dapat mengajarkan sang bayi dengan hal-hal dasar seperti mengajaknya mengatakan. Kemampuan mengatakan seorang bayi sangatlah terbatas. Jika beliau menghendaki sesuatu, sang bayi hanya bisa menggumamkan kata-kata yang tidak jelas atau bahkan menangis oleh karena itu, orang bau tanah dituntut untuk memhami setiap harapan si bayi walaupun cuma dengan gumaman saja. Jadi, dapat diketahui bantu-membantu fase bayi ini ialah fase yang sungguh memerlukan perhatian dari orang tua. Di fase ini, bayi sangat rentan terkena penyakit dan gangguan kesehatan yang lain. Disini peran orang bau tanah sangat dibutuhkan. Orang bau tanah haruslah cermat dan teliti memantau setiap perawatan, pengasuhan dan pertumbuhan bayi alasannya adalah bayi belum mengetahui apa yang ancaman dan tidak bahaya bagi dirinya.
2.      ANAK-ANAK (3-12 TAHUN)
Fase kedua adalah fase belum dewasa. Fase ini dimulai dari usia 3 hingga 12 tahun. Anak-anak yakni fase dimana manusia mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap aneka macam hal yang gres dilihatnya. Fase ini yakni fase dimana manusia sangat menginginkan banyak perhatian untuknya(dimanja). Pada fase ini, anak-anak sudah mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Selama tahapan ini, individu mempelajari keterampilan untuk diri sendiri mirip makan sendiri, mencampakkan sampah pada tempatnya, memakai baju dan sepatu sendiri, dan masih banyak lagi conoth yang lain. Pada periode ini, belum dewasa sering mencontek dan memalsukan perkataan dan sikap orang yang berada di sekitarnya oleh karena itu lingkungan dimana bawah umur bertumbuh dan meningkat , sungguh mendukung perilaku dan karakteristik sang anak dan sekali lagi, panduan orang tua sangat diperlukan dengan mengajarkan kepada sang anak hal-hal yang bagus dan jelek di sekitarnya supaya sang anak mampu membedakan dan memilih hal-hal yang dapat dicontoh dan tak layak dicontohnya. Mengajarkan kebiasaan baik kepada anak seharusnya dilaksanakan semenjak dini, karena anak yang telah berkembang remaja akan sedikit susah diarahkan dan dikontrol, alasannya anak sudah memiliki persepsi dan keputusannya sendiri. Dengan mengajarkan beberapa kebiasaan baik diatas, diperlukan kebiasaan tersebut mampu terus mereka kerjakan sampai dewasa.
3.      REMAJA (12-20 TAHUN)
Remaja ialah fase dimana manusia mengalami kurun peralihan atau perpindahan dari abad belum dewasa menjadi era cukup umur. Pada fase ini, dewasa mengalami pubertas. Pubertas yakni periode dimana anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Perubahan fisik mencakup tinggi badan, berat badan, pergantian bunyi, dan lain-lain sedangkan pada pergeseran psikis, emosi yang cukup umur miliki cenderung meninggi atau meluap-luap. Selain itu, pergeseran psikis lain yang terjadi yakni remaja mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Umumnya, dewasa mempunyai sifat yang labil dimana sampaumur memiliki asumsi yang belum matang dan melaksanakan sesuatu tanpa memikirkan sebab dan akibat dari perbuatannya atau dapat dibilang emosi lebih didahulukan daripada pemikirannya. Saat kala ini, cukup umur mulai mencari jati dirinya sendiri alasannya dia tak ingin disebut belum dewasa, tapi pemikirannya pun belum remaja. Saat cukup umur mencari jati dirinya, perlu adanya tugas orang-orang di sekitarnya untuk mengarahkan ke hal yang nyata namun, dalam proses mengarahkan ini biarkan sampaumur mengekspresikan emosinya dan pikirannya dengan baik. Biarkan ia menerima semua kekurangan an keunggulan fisiknya. Jangan sampai, dia mengalami krisis identitas alasannya adalah bukannya merasa diarahkan, cukup umur akan berpikir bahwa hidupnya selalu dikontrol dan dikekang. Akibat dari penelusuran jati diri kearah yang salah, dapat kita lihat di isu tv yakni tawuran antar pelajar. Untuk menghindari hal tersebut, cara terbaik yaitu dengan menumbuhkan rasa percaya diri akil balig cukup akal terhadap lingkungan sosialnya dengan begitu, akil balig cukup akal dapat membentuk abjad yang sesuai dengan jati dirinya.
4.      DEWASA (21-40 TAHUN)
Fase berikutnya yaitu fase akil balig cukup akal dimana fase ini adalah fase yang menandai berakhirnya masa cukup umur. Di fase ini, sifat labil yang ada pada akil balig cukup akal telah menyusut tergantikan dengan fatwa yang lebih matang dan bijaksana. Pada abad ini, insan juga mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri dan keputusan tersebut sudah dipikir dengan baik-baik alasannya adalah kesudahannya. selain itu, insan sampaumur memiliki tanggung jawab gres mirip menuntaskan urusan yang ia hadapi sendiri tanpa bergantung atau menanti orang lain untuk menyelesaikannya. Di fase ini, manusia remaja juga telah dapat membina sebuah rumah tangga dengan itu, bertambah lagi tanggung jawab yang dimiliki oleh insan dewasa. Dengan membina sebuah keluarga, manusia akil balig cukup akal memiliki tanggung jawab untuk mengurus dan menafkahi keluarganya.

Sumber http://nuradeliayuliantiap.blogspot.com


EmoticonEmoticon