Senin, 06 Juli 2020

Makalah Faedah Internet Untuk Memotivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui bahwa bahasa ialah faktor penting interaksi insan. Dengan bahasa, (baik itu bahasa mulut, tulisan maupun kode) orang akan melaksanakan sebuah komunikasi dan kesepakatan sosial. Bahasa juga dipandang selaku cermin kepribadian seseorang alasannya bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, anggapan dan tingkah laris. Adakalanya seorang yang pandai dan sarat dengan pandangan baru-wangsit cemerlang harus terhenti hanya karena beliau tidak bisa memberikan idenya dalam bahasa yang bagus. Oleh alasannya itu seluruh ide, tawaran, dan semua hasil karya anggapan tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain jika tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik. Sulit dibayangkan bagaimana jadinya dunia ini tanpa bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa memegang peranan yang sungguh penting dalam banyak sekali sektor kehidupan tanpa bahasa insan tidak bisa berbuat apa - apa.

Bahasa sering dianggap selaku produk sosial atau produk budaya, yang merupakan wadah aspirasi sosial, acara, sikap penduduk , dan penelisikan budaya tergolong teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa. Bahasa bisa dianggap selaku “cermin zamannya” artinya bahwa bahasa di dalam suatu abad tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam penduduk . Sebagai salah satu bab budaya, bahasa memegang peranan penting dalam interaksi pada level lokal maupun global, bahkan mampu dibilang sebagai kunci utama berhasilnya suatu interaksi. Untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat global tentu saja diharapkan pula bahasa-bahasa yang dapat dimengerti oleh semua penduduk global tersebut, dan salah satunya yaitu Bahasa Inggris.

Dalam kerangka lintas budaya (cross culture), bahasa Inggris sudah dinobatkan selaku bahasa internasional semenjak tahun 1950 ( Crystal, 2000) mirip dikutip oleh Lengkanawati, (2007: 78). Tidaklah mengherankan kalau kemudian Bahasa Inggris menjadi bahasa abnormal yang dipelajari oleh seluruh orang di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri Bahasa Inggris secara resmi sudah menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan semenjak tingkat SMP, bahkan di tempat tertentu telah diajarkan sejak SD, walaupun gres berupa Muatan Lokal. Dewasa ini, kegunaan bahasa Inggris tersebut semakin dinikmati oleh banyak orang. Bisa dibilang bahwa bahasa Inggris ialah salah satu keperluan dalam kehidupan kini. Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris dapat dijadikan sebagai salah satu pujian. Orang yang bisa menguasai bahasa aneh, termasuk bahasa Inggris, akan memiliki nilai lebih dalam kehidupannya.

Namun sungguh disayangkan, sampai dikala ini masih banyak siswa yang mengalami kesusahan dalam menguasa Bahasa Inggris. Bila para siswa di sekolah ditanya ihwal mata pelajaran apa yang sulit, hampir dapat dipastikan Bahasa Inggris yakni salah satunya. Kesulitan yang dialami oleh para pembelajar bahasa Inggris beraneka macam, ada yang mengalami kesulitan dalam mengucapkan, kesulitan dalam menulis, kesusahan dalam mengerti makna, dan kesulitan mengetahui tata bahasa dari bahasa tersebut. Muara dari semua kesulitan itu ialah tidak mampunya mereka untuk berkomunikasi dengan memakai Bahasa Inggris.

Banyak faktor yang menjadi penyebab sulitnya para pembelajar bahasa Inggris untuk menguasai bahasa tersebut. Faktor-aspek penyebab tersebut bisa berasal dari dalam diri si pembelajar sendiri maupun dari luar diri mereka. Faktor-aspek penyebab yang berasal dari luar bisa berasal dari bahasa yang dipelajari itu sendiri, dari lingkungan sekitar, dan dari guru. Furchan (1999), memaparkan lima hal yang disinyalir selaku penyebab gagalnya pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah, mirip berikut ini:

1. Kurang fokusnya acara pembelajaran Bahasa Inggris di lembaga pendidikan. Pembelajaran Bahasa Inggris lazimnya dijalankan di kelas seperti mata-pelajaran lainnya, dengan murid yang heterogen dan berjumlah banyak. Bahan dan latihan kebahasaan yang diberikan biasanya didasarkan pada kurikulum sekolah yang berlaku nasional. Karena Bahasa Inggris merupakan salah satu mata uji dalam Ujian Nasional (UN), maka konsentrasi perhatian guru dan siswa kadang-kadang lebih terarah kepada bagaimana agar siswa lulus dan mendapat nilai tinggi dalam (UN) Bahasa Inggris, bukan pada penguasaan keahlian berbahasa oleh siswa.

2. Program lebih bersifat formalitas dan melalaikan mutu. Di beberapa lembaga pendidikan aku menyaksikan kerap kali acara pembelajaran Bahasa Inggris di kelas itu hanya ialah formalitas belaka. Guru Bahasa Inggris tidak dipilih menurut kemampuan bahasa Inggrisnya. Bahkan aku menemui beberapa guru bahasa Inggris yang tidak dapat berbahasa Inggris! Dengan kualitas guru Bahasa Inggris mirip itu, kiranya tidak mungkin akan menghasilkan siswa yang mampu berbahasa Inggris.

3. Guru Bahasa Inggris di beberapa sekolah lebih memusatkan perhatiannya terhadap mengajarkan komponen bahasa (Structure, Vocabulary) ketimbang mengajarkan kemampuan berbahasa (mengatakan, mengetahui bacaan, dan mengarang secara tertulis). Siswa lebih banyak mencar ilmu ihwal bahasa daripada berguru bahasa. Bahasa yang fungsional pada hakikatnya yakni kemampuan, yakni kemampuan menyimak (mengerti percakapan), berbicara (dan dimengerti oleh orang lain), mengetahui bacaan, dan menulis (mengungkapkan isi asumsi melalui tulisan). Setiap keterampilan tersebut didukung oleh beberapa bagian seperti structure, vocabulary, dan pengenalan bunyi dan tulisan. Kita sering meoihat bahwa guru bahasa Inggris lebih asyik mengajarkan structure daripada mengajarkan keahlian berbicara, mengerti bacaan, atau mengarang.

4. Salah satu aspek kemungkinan penyebab kekurang berhasilan program pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah, menurut aku, yakni kurangnya janji pengurus lembaga pendidikan akan keahlian berbahasa Inggris siswanya. Banyak pimpinan lembaga yang tidak merasa bahwa penguasaan Bahasa Inggris itu penting bagi siswa. Akibatnya mereka tidak termotivasi untuk berupaya keras supaya pembelajaran Bahasa Inggris di forum pendidikannya sukses. Tidak ada penunjukan seorang ahli untuk mengorganisir program pembelajaran Bahasa Inggris, tidak cukupnya dana yang dialokasikan untuk acara ini, dan tidak ada fasilitas pendukung serta lingkungan yang aman bagi pembelajaran Bahasa Inggris ialah indikasi kurang komitmennya pimpinan dalam persoalan ini.

5. Kegagalan acara pembelajaran Bahasa Inggris sering kali juga disebabkan oleh kurang profesionalnya guru Bahasa Inggris yang diserahi tanggung jawab oleh sekolah. Guru tersebut mungkin memiliki ijazah dari Jurusan Bahasa Inggris namun ijazah formal itu mungkin tidak dibarengi dengan profesionalitas yang memadai. Guru bahasa Inggris yang bagus dan profesional, berdasarkan aku, minimal harus mempunyai hal-hal sebagai berikut.

o Lancar mengatakan dalam Bahasa Inggris
o Memiliki skor TOEFL sekurang-kurangnya500
o Memiliki wawasan yang cukup wacana ilmu bahasa (Linguistics)
o Memiliki antusiasme mengajar bahasa

Selain dari yang dipaparkan di atas, penyebab lain kekurangberhasilan dalam pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah adalah tidak adanya santunan dari lingkungan sekitar. Kebanyakan siswa hanya mencar ilmu Bahasa Inggris selama pelajaran Bahasa Inggris di kelas. Ketika pelajaran Bahasa Inggris simpulan maka selesai pula belajarnya. Mereka tidak memiliki tempat dan potensi untuk terus menggunakan apa yang dipelajari di dalam kelas tersebut dalam kehidupan riil sehari-hari. Padahal untuk mendapatkan suatu kemampuan berbahasa diperlukan latihan untuk memakai bahasa itu secara terus menerus dalam kehidupan konkret. Akibat dari kondisi ini yakni siswa menerima kesan seakan-akan pelajaran bahasa Inggris yang dia pelajari di kelas tidak ada gunanya.

Faktor lainnya yakni huruf bahasa Inggris itu sendiri. Sebagai bahasa ajaib, Bahasa Inggris mempunyai banyak perbedaan dengan bahasa ibu dan bahasa nasional bangsa Indonesia. Bahasa Inggris sangat berlainan dengan bahasa Sunda, Bahasa Jawa, Bahasa Batak, Bahasa Bugis dan bahasa-bahasa setempat lainnya, bahkan dengan bahasa Indonesia sekali pun. Perbedaan-perbedaan ini menjadi hambatan tersendiri bagi keberhasilan pemebelajaran Bahasa Inggris di negeri kita. Pelajaran Bahasa Inggris juga memiliki abjad yang berlainan dengan mata pelajaran lainnya. Sulitnya pelajaran Bahasa Inggris berlainan dengan sulitnya pelajaran lain (yang serupa-sama dianggap sulit oleh sebagian besar siswa) mirip mata pelajaran IPA Fisika dan Matematika. Bila kesusahan pada kedua mata pelajaran yang disebut terakhir di atas dapat teratasi dengan mengerti rumus-rumus, atau dalil-dalil, maka tidak demikian halnya dengan cara mengatasi kesulitan dalam Bahasa Inggris.

Sementara itu, aspek yang berasal dari dalam diri siswa yang menjadi penyebab kekurangberhasilan pembelajaran bahasa Inggris diantaranya ialah kurangnya motivasi belajar siswa. Banyak siswa yang belajarnya sembarang pilih tanpa didorong harapan yang kuat untuk mampu berbahasa Inggris. Padahal, motivasi adalah sesuatu yang sungguh diperlukan dalam mencar ilmu. Lengkanawati, (2007: 85) menyampaikan, “Keberhasilan berguru siswa juga sungguh diputuskan oleh motivasi siswa dalam mencar ilmu”. Motivasi yang sangat dibutuhkan oleh siswa biar berhasil dalam berguru adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri atau yang diketahui dengan motivasi intrinsik. Indikator-indikator yang menawarkan lemahnya motivasi siswa dalam belajar Bahasa Inggris antara lain: siswa tidak melaksanakan peran bahasa Inggris dengan baik, siswa menyingkir dari pelajaran bahasa Inggris dengan berpura-pura sakit bahkan membolos, tidak memiliki buku pelajaran bahasa Inggris dan kamus, serta tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dalam kelas.

Apa yang dipaparkan di atas ialah tantangan bagi para guru bahasa Inggris. Dalam menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan guru bahasa Inggris yang kreatif dan kreatif agar bisa mengganti keadaan tersebut. Di samping itu dibutuhkan kemampuan guru untuk menumbuhkan motivasi intrinsik siswa sehingga dengan adanya motivasi tersebut siswa akan mau berguru tidak saja di dalam kelas dan saat ada guru akan tetapi juga mau berguru secara berdikari. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi tersebut adalah dengan senantiasa menciptakan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris yang menarik, menggembirakan, dan menantang.


BAB II. PEMBAHASAN
Manfaat Internet untuk memotivasi Belajar Bahasa Inggris

A. Manfaat Internet

Kata internet begitu sering kita dengar final-simpulan ini. Hampir saban hari kata tersebut diucapkan oleh setiap orang dari segala kalangan, mulai anak kecil hingga ilmuwan, walaupun demikian belum tentu setiap orang yang mengucapkan kata tersebut mengetahui apakah bergotong-royong internet itu.

Menurut Wikipedia, internet ialah suatu system global dari jaringan computer yang saling bekerjasama yang memakai Deretan Protocol Internet untuk melayani milyaran pengguna di seluruh dunia. Internet yakni suatu jaringan dari banyak sekali jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan milik pribadi, milik lazim, dunia pendidikan, bisnis, dan pemerintahan, baik secara local maupun global, yang terhubung oleh sebuah rangkaian elektro yang luas, tanpa kabel dan teknologi jaringan optik. (The Internet is a global system of interconnected computer networks that use the standard Internet Protocol Suite (TCP/IP) to serve billions of users worldwide.

It is a network of networks that consists of millions of private, public, academic, business, and government networks, of local to global scope, that are linked by a broad array of electronic, wireless and optical networking technologies.). Internet membawakan sumber informasi dan layanan yang sangat luas, mirip dokumen-dokumen yang saling terhubung pada banyak sekali situs dunia, World Wide Web (WWW), dan infrastruktur untuk mendukung surat elektro. 

Tanpa disadari sekarang kita begitu erat dengan salah satu karya umat insan yang sungguh monumental ini. Internet yang pada awalnya merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), kini penggunaannya sudah merambah ke banyak sekali sektor kehidupan, dan semua sektor kehidupan tersebut telah mencicipi manfaat dari teknologi jenis ini, termasuk sektor pendidikan.

Menurut Purnawan (2007), internet selaku media pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yakni:

1. sebagai media interpersonal dan massa;
2. bersifat interaktif,
3. memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron.

Karakteristik ini memungkinkan pelajar melaksanakan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas jika daripada cuma menggunakan media konvensional.

Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Metoda talk dan chalk, dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi lewat e-mail, mailing list, dan chatting.

Berikut adalah beberapa faedah penggunaan teknologi berita (internet) untuk dunia pendidikan yang dikemukakan oleh Purnawan (2007):

1. arus berita tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batas-batas waktu dan kawasan;
2. kemudahan mendapatkan resource yang lengkap;
3. aktifitas pembelajaran pelajar meningkat;
4. daya tampung meningkat;
5. adanya standardisasi pembelajaran;
6. memajukan learning outcomes baik kuantitas maupun mutu.

Manfaat dari internet secara umum dikemukakan oleh Yuda (2008) sebagai berikut:
  1. Internet selaku media komunikasi, ialah fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet mampu berkomunikasi dengan pengguna yang lain dari seluruh dunia;
  2. Media pertukaran data, dengan memakai email, newsgroup, ftp dan www (world wide web/ jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar isu dengan segera dan murah;
  3. Media untuk mencari gosip atau data, perkembangan internet yang pesat, menimbulkan www selaku salah satu sumber isu yang penting dan akurat.
  4. Kemudahan memperoleh info yang ada di internet sehingga insan tahu apa saja yang terjadi.
  5. Bisa digunakan selaku lahan isu untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain;
  6. Kemudahan bertransaksi dan membuka usaha dalam bidang perdagangan sehingga tidak butuhpergi menuju ke tempat penawaran/penjualan

Namun satu hal yang mesti diingat bahwa internet bukanlah pengganti metode pendidikan. Kehadiran internet lebih bersifat suplementer dan komplemen. Metoda konvensional tetap dibutuhkan, hanya saja mampu dimodifikasi ke bentuk lain dengan santunan internet. Hal lain yang perlu dikenang yakni sebagai sebuah sumber berita yang serba ada maka yang terdapat dalam internet tidak cuma hal-hal yang berfaedah namun banyak juga gosip yang kurang/tidak berguna atau dengan kata lain yang bersifat sampah.

Berikut adalah beberapa imbas negative yang mampu ditimbulkan dari penggunaan internet:

1. Pornografi

Anggapan yang menyampaikan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak sepenuhnya salah. Dengan kesanggupan penyampaian berita yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, perlu untuk melengkapi acara dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-terusan. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan terhadap seseorang untuk bertindak kriminal.

2. Violence and Gore.

Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena sisi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs memakai segala jenis cara semoga dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan memperlihatkan hal-hal yang bersifat tabu.

3. Penipuan

Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi info yang Anda peroleh pada penyedia berita tersebut.

4. Carding

Karena sifatnya yang “real time” (langsung), cara belanja dengan memakai Kartu kredit yaitu carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melaksanakan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang memakai Kartu Kredit) on-line dan mencatat isyarat Kartu yang dipakai. Untuk selanjutnya mereka memakai data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.

5. Perjudian

Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke daerah khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs mirip ini, karena lazimnya situs perjudian tidak bernafsu dan membutuhkan banyak kesepakatan dari pengunjungnya.

6. Mengurangi sifat sosial manusia sebab condong lebih senang berhubungan melalui internet ketimbang berjumpa secara langsung (face to face). Dari sifat sosial yang berubah ini mampu mengakibatkan pergantian contoh tingkah laris penduduk dalam berinteraksi.


B. E-Learning

Dewasa ini, kita hidup dalam masa teknologi komunikasi dan informasi instan. Perkembangan teknologi info sudah mengubah berbagai aspek kehidupan insan, tak terkecuali dalam pendidikan. Dalam kurun gosip sampaumur ini, kita mengenal perumpamaan ebanking untuk penerapan ICT dalam perbankan, e-commerce untuk penerapan ICT dalam jual beli, , dan lain-lain. Termasuk kita mengenal pula perumpamaan elearning selaku bentuk penerapan ICT dalam pembelajaran. Tantangan pendidikan periode 21 ialah membangun penduduk berpengetahuan (knowledgebased society). Untuk membangun hal tersebut, e-Learning memainkan peranan yang sungguh penting.

E-Learning yakni pembelajaran yang mempergunakan atau menerapkan teknologi berita dan komunikasi. E-Learning itu sendiri yakni suatu terminologi yang memiliki spektrum yang luas dan para andal mendefinisikannya secara bermacam-macam. Menurut Encarta® World English Dictionary [North American Edition] © & (P)2009 Microsoft Corporation, yang disebut e-learning yakni: “the acquisition of knowledge and skill using electronic technologies such as computer- and Internet-based courseware and local and wide area networks”. (pengenalan ilmu pengetahuan dan kecakapan dengan memakai teknologi elektronik mirip komputer yang dipadukan dengan pembelajaran berbasis internet baik dalam bentuk jaringan local maupun jaringan yang luas). Dengan demikian e-learning yakni pembelajaran yang memanfaatkan teknologi gosip dan komunikasi (TIK) atau dalam bahasa Inggris information and communication technology (ICT).

Dalam konteks pendidikan, bahu-membahu peran TIK yaitu selaku “enabler” atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta mengasyikkan. TIK yakni fasilitas untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Dengan demikian, jika dilihat dari segi peran TIK bagi guru, maka e-Learning yang sebetulnya yakni pemanfaatan TIK secara berkaitan dan tepat oleh guru untuk memungkinkan dirinya: menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan sobat mencar ilmu, serta dapat menunjukkan pilihan dan tanggung jawab yang besar terhadap siswa untuk mengalami insiden belajar.

Jika, pemanfaatan TIK oleh guru bermaksud cuma untuk memudahkan dirinya menyampaikan bahan, dimana dia tetap bertindak sebagai satu satunya sumber informasi dan sumber segala jawaban, maka empat keterampilan penduduk era 21 yang dicanangkan PBB mirip diuraikan di bawah ini tidak akan sukses.

UNESCO mirip dikutip Chaeruman (2009), mengkategorikan pemanfaatan ICT untuk pembelajaran di sekolah ke dalam empat level mirip digambarkan sebagai berikut:
  • Tahap emerging, artinya baru menyadari akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya. 
  • Tahap applying, satu langkah lebih maju dimana TIK sudah dijadikan selaku obyek untuk dipelajari (learning to use ICT). 
  • Tahap integrating, TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran).
  • Tahap transforming merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi pergeseran/evolusi pendidikan. TIK diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun untuk administrasi (administrative purpose).

Sementara itu, bila dilihat dari sisi peran TIK bagi siswa, maka e-Learning yang sebetulnya ialah pemanfaatan TIK secara berkaitan dan sempurna oleh guru, memungkinkan siswa untuk:
  1. menjadi partisipan aktif. Jika pemanfaatan TIK dalam pembelajaran masih membuat siswa tetap pasif, seperti guru mengajar dengan menggunakan slide penyajian dimana yang masih secara umum dikuasai ialah dirinya, maka sia-sialah teknologi tersebut digunakan.
  2. menghasilkan dan menyebarkan (sharing) pengetahuan/keahlian serta ikut serta sebanyak mungkin sebagaimana layaknya seorang ahli. 
  3. mencar ilmu secara kolaboratif dengan siswa lain.
  4. mendorong siswa untuk mau belajar berdikari

Jadi secara ideal, dengan e-Learning sebaiknya memungkinkan terjadinya proses mencar ilmu yang:

  1. Aktif; memungkinkan siswa mampu terlibat aktif oleh adanya proses mencar ilmu yang menawan dan berarti.
  2. Konstruktif; memungkinkan siswa mampu menggabungkan ilham-wangsit baru kedalam wawasan yang sudah dimiliki sebelumnya untuk mengerti makna atau impian tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
  3. Kolaboratif; memungkinkan siswa dalam suatu kalangan atau komunitas yang saling berafiliasi, menyebarkan inspirasi, rekomendasi atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
  4. Antusiastik; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan bergairah berupaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  5. Dialogis; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan sebuah proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh laba dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
  6. Kontekstual; memungkinkan suasana mencar ilmu diarahkan pada proses belajar yang mempunyai arti (realworld) melalui pendekatan ”problembased atau casebased learning”
  7. Reflektif; memungkinkan siswa mampu menyadari apa yang sudah dia pelajari serta merenungkan apa yang sudah dipelajarinya selaku bab dari proses mencar ilmu itu sendiri. (Jonassen (1995), dikutip oleh Chaeruman (2009) dari Norton et al (2001).
  8. Multisensory; memungkinkan pembelajaran mampu disampaikan untuk banyak sekali modalitas mencar ilmu (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik (dePorter et al, 2000) dikutip oleh Chaeruman (2009).
  9. High order thinking skills pelatihan; memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara tidak eksklusif juga mengembangkan ”ICT dan media literacy” (Fryer, 2001) dikutip oleh Chaeruman (2009).

C. Pentingnya Motivasi Belajar

Kata motivasi digunakan untuk mendeskripsikan sebuah dorongan, keperluan atau impian untuk melaksanakan sesuatu. Orang mampu termotivasi makan bila sedang lapar, pergi ke mall hari ini, menerima nilai Bahasa Inggris yang lebih baik semester ini, atau memperbaiki keadaan lingkungan hidup di sekitar rumah tinggal mereka. Dengan kata lain, kata motivasi mampu dikenakan pada perilaku dalam sebuah ragam atau rentang suasana yang sangat luas.

Menurut Sagala (2008: 100),” motivasi mampu dipakai sebagai suatu varabel penyelang yang dipakai untuk menjadikan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang menghidupkan, mengurus, menjaga, dan menyalurkan tingkah laris menuju satu target”. Motivasi, berdasarkan Ivancevich (2006: 144-145), setidaknya dibuat dari tiga komponen yang berlawanan yaitu: arah, intensitas, dan keteguhan. Arah bekerjasama dengan apa yang mau dilakukan oleh seseorang individu pilih dikala ia dihadapkan dengan sejumlah alternative yang mungkin dilaksanakan. Intensitas merujuk pada kekuatan dari respons ketika arah dari motivasi telah diseleksi. Ketekunan, merujuk terhadap berapa lama seseorang akan terus menunjukkan perjuangan mereka.

Seseorang menggunakan konsep motivasi untuk memerikan sebuah kecenderungan umum yang mendorong ke arah jenis tujuan tertentu. Dalam pemahaman ini, motivasi sering di pandang selaku karakteristik kepribadian yang relatif stabil. Sejumlah orang termotivasi untuk berprestasi, sebagian yang lain termotivasi untuk bergaul dengan orang lain dan mereka menyatakan motivasi ini dalam aneka macam cara yang berbeda. Motivasi selaku suatu karakteristik yang stabil merupakan desain yang agak berlawanan dari motivasi untuk melaksanakan sesuatu yang spesifik dalam situasi tertentu. Sebagai misal, seseorang dapat dimotivasi untuk makan kalau sudah cukup lapar (motivasi situsional), tetapi sejumlah orang lazimnya lebih terpesona pada makanan ketimbang yang lain (motivasi sebagai sebuah karakteristik pribadi atau motivasi kepribadian). Hal ini tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa motivasi situsional dan motivasi kepribadian tidak bekerjasama. Motivasi sebagai sutu karakteristik pribadi (motivasi kepribadian) sebagian besar ialah hasil dari sejarah seseorang (motivasi situsional).

Sebagai contoh, anak-anak yang disanjung oleh orang renta dan guru mereka karena menawarkan minat terhadap lingkungan di sekeliling mereka, berhasil di sekolah, membaca cukup baik dan menikmati membaca, dan menemukan isi buku yang mempesona dan memiliki kegunaan, mereka akan membuatkan sebuah cinta berguru selaku suatu ciri kepribadian biasa dan akan membaca serta belajar meskipun tidak ada seorangpun mendorong mereka untuk melaksanakan hal itu. Bagaimanapun juga, ciri kepribadian ini merupakan hasil sejarah panjang dari motivasi situsional untuk belajar, (McCombs, 1991) mirip di kutip oleh Faiz (2008). Hal ini mengandung arti bahwa kalau, alasannya terjadi suatu sejarah yang sangat berlainan dari sejarah yang gres saja dicontohkan di atas, contohnya ada seorang anak yang gagal untuk menyebarkan perasaan cinta untuk mencar ilmu selaku suatu karakteristik eksklusif, maka cinta mencar ilmu itu masih dapat ditanamkan pada diri anak itu dan lalu menjadi kepribadian anak itu. Sebagai misal, banyak anak-anak yang berasal dari keluarga di mana mencar ilmu tidak dihargai tinggi dan di mana orang-orang sampaumur sedikit membaca, tidak berbagi rasa cinta berguru sebesar rasa cinta mencar ilmu belum dewasa yang berasal dari keluarga yang lebih berorientasi pada prestasi dan membaca.

Lalu apa pentingnya motivasi dalam berguru, pastinya penting, diawal telah diterangkan bahwa motivasi yaitu merupakan sebuah energi dalam diri insan yang dapat mendorong untuk melakukan acara tertentu dengan tujuan tertentu, artinya tanpa motivasi seorang siswa tidak akan membaca, mencar ilmu dan sekolah dan balasannya pastinya tidak akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar.

Dalam aktivitas berguru, motivasi mampu dikatakan sebagai keseluruhan daya aktivis di dalam diri siswa yang mengakibatkan, menjamin kelancaran dan menunjukkan arah acara belajar, sehingga dibutuhkan tujuan mampu tercapai. Dalam acara belajar, motivasi sungguh diperlukan, alasannya adalah seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam mencar ilmu, tidak akan mungkin melakukan kegiatan belajar,

Motivasi yang harus dibangun pada diri siswa yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau yang umum disebut motivasi intrinsik. Dengan adanya motivasi intrinsik seorang siswa akan mempunyai energy sendiri untuk mau belajar secara mandiri. Salah satu cara yang mampu dikerjakan untuk membangun jenis motivasi ini adalah dengan menanamkan pengertian bahwa mencar ilmu itu adalah sebuah keperluan untuk kesuksesan kurun depan anak itu sendiri, untung ruginya dari belajar bukan untuk orang lain akan namun untuk dirinya sendiri. Bagi anak yang memiliki pondasi agama Islam yang besar lengan berkuasa mampu pula ditanamkan pengertian bahwa berguru yaitu ibadah yang mau menunjukkan dua laba sekaligus ialah ilmu dan/atau kompetensi untuk kesuksesan duniawi dan juga pahala selaku tabungan untuk kebutuhan ukhrowi.


D. Pentingnya Bahasa Inggris pada Era Global

Sudah lama penguasaan bahasa Inggris menjadi wawasan yang perlu dipelajari oleh orang Indonesia. Mulai dari tahun 60’an hingga sekarang, pelajaran bahasa Inggris menjadi subyek yang tidak kalah gengsinya dari pelajaran lain seperti Matematika dan IPA.

Besarnya kebutuhan untuk belajar bahasa Inggris telah membuat wawasan ini menjadi sebuah komoditas bisnis tersendiri. Lembaga pengajaran bahasa Inggris swasta pun bermunculan seperti LIA, Jakarta College, Oxford, BBC, IEC, EF, TBI dan lain-yang lain. Orang tua kemudian seperti berlomba-kontes untuk mengirimkan anak mereka untuk mengikuti kursus di salah satu lembaga pengajaran bahasa Inggris yang telah disebutkan di atas. Jika dulu anak Indonesia baru mempelajari bahasa Inggris pada tingkat SMA, sekarang mereka memulainya pada tingkat yang lebih dini, SD, dan jikalau perlu mulai dari TK. Sayangnya, banyak orang tua yang mengharuskan anaknya mengikuti kursus bahasa aneh yang satu ini tanpa mampu memberikan satu alasan yang terperinci mengapa bahasa Inggris itu penting bagi mereka, serupa dengan pameo wacana pentingnya belajar matematika. Anak pun mencar ilmu bahasa gila ini hanya alasannya orang tuanya bilang itu sebagai subyek yang penting. Masih banyak orang renta murid yang beranggapan bahwa bahasa Inggris dapat membuat seseorang sukses dalam hidup, bisa menciptakan orang mendapat pekerjaan bagus, mampu membuat orang pergi ke luar negeri, dan lainnya.

Dalam hal ini peranan bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam menguasai teknologi komunikasi maupun dalam berinteraksi secara langsung. Sebagai fasilitas komunikasi global, bahasa Inggris mesti dikuasai secara aktif baik ekspresi maupun tulisan. Tidaklah tidak mungkin pertumbuhan teknologi yang kian pesat menuntut kita untuk lebih proaktif dalam merespon arus informasi global sebagai aset dalam memenuhi keperluan pasar. Sebagai bahasa pergaulan dunia bahasa Inggris bukan cuma sebagai kebutuhan akademis sebab penguasaannya cuma terbatas pada aspek wawasan bahasa melainkan sebagai media komunikasi global.Untuk menguasai bahasa Inggris dengan baik mestinya proses berguru mengajar menekankan faktor latihan ( Trial and Error ) sehinga siswa akan terlibat secara aktif dalam menyampaikan pertimbangan / ide secara bebas sesuai dengan kondisi faktual.

Paling tidak ada tiga argumentasi yang masuk di akal di balik perlunya mencar ilmu bahasa Inggris bagi orang Indonesia.

Pertama, Indonesia dikelilingi oleh negara-negara yang pada umumnya orangnya menggunakan bahasa Inggris selaku bahasa pertama atau kedua. Negara-negara tersebut ialah Singapura, Malaysia, Filipina, Australia, Selandia Baru, dan Papua Nugini. Apabila sebuah ketika nanti seorang WNI bepergian ke salah satu negara yang disebutkan di atas, bekal pengetahuan bahasa Inggris akan membuat lebih mudah orang itu dalam berkomunikasi dengan warga negara lokal. Hal ini juga terjadi di negara Belanda. Di sana, murid-murid pada tingkat SMA memang diusulkan mempelajari dan menguasai bahasa gila mengenang bahasa Belanda tidak digunakan oleh negara di sekelilingnya. Jerman menggunakan bahasanya sendiri. Belgia memakai Perancis. Di seberang selat, ada negara Inggris.

Alasan kedua dan paling umum, bahasa Inggris perlu dipelajari alasannya penggunaan luasnya selaku bahasa komunikasi Internasional. Agar mampu melakukan komunikasi dengan orang-orang yang berlawanan latar belakang budaya dan kenegaraan, bahasa Inggris menjadi pilihan utama yang sering dipakai dalam melaksanakan komunikasi. Contoh yang mudah dilihat ada di dunia pariwisata. Para turis yang melaksanakan perjalanan di negara abnormal lazim memakai bahasa Inggris untuk mampu berkomunikasi dengan warga negara asli yang dikunjunginya. Bukan cuma penutur orisinil bahasa Inggris, wistawan yang tidak memakai bahasa Inggris selaku bahasa ibu juga memilih bahasa Inggris sebagai lingua franca-nya. Orang Jepang yang melancong ke Indonesia, menggunakan bahasa Inggris jika beliau hendak menanyakan sesuatu pada orang pertama yang ditemuinya di jalan. Wisatawan Indonesia yang berlangsung-jalan di Paris akan sangat bahagia sekali apabila bertemu dengan masyarakatlokal yang menguasai bahasa Inggris untuk dimintai bantuannya. Juga kecil kemungkinannya ada orang Italia yang berani berwisata ke India tanpa memiliki bekal bahasa Inggris yang memadai.

Bahasa Inggris juga menjadi bahasa pengirim resmi dalam dunia angkutanudara dan bahari. Pilot pesawat, apapun kewarganegaraanya, dilatih untuk menguasai bahasa Inggris semoga dapat berkomunikasi dengan pihak menara pengawas bandara yang menjadi tujuan pesawat yang diterbangkannya. Apakah dia menerbangkan pesawat di Asia atau di Afrika, dia harus berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Begitu pula pihak menara pengawas bandara pun harus hebat mengatakan dalam bahasa Inggris, alasannya pesawat yang mendarat di bandara tidak cuma datang dari satu negara namun juga manca negara. Tidak mampu dibayangkan rupanya jika para pilot dan petugas menara pengendali harus menguasai seluruh bahasa di dunia ini. Sama halnya dengan dunia pelayaran, bahasa Inggris ialah bahasa komunikasi resmi. Para petugas pelabuhan yang menertibkan situasi akan senantiasa berhadapan dengan kedatangan kapal-kapal aneh. Agar komunikasi tanpa kendala, petugas dan syahbandar mesti mampu berbicara dalam bahasa Inggris dengan kapal yang mana nahkodanya tiba dari Amerika, Rusia, Perancis, Afrika Selatan, Korea, ataupun kepulauan Salomon. Agar masalah pekerjaan tanpa hambatan, para pelaut dan petugas pelabuhan musti menggunakan satu bahasa yang umum dan netral. 

Alasan ketiga adalah, bahwa informasi yang berlimpah di dunia ini pada umumnya diterbitkan dalam bahasa Inggris. Buku-buku banyak yang diterbitkan dalam bahasa Inggris. Tidak soal siapa yang menerbitkannya, yang niscaya untuk memperoleh pasar yang luas banyak penerbit mempublikasikan bacaan dalam bahasa Inggris. Majalah besar mirip Newsweek, Time, Vogue, Bazaar, People, Life, National Geographic, MacWorld dll ditulis dan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Koran seperti Washington Post, New York Times, Wall Street Journal, dan Sun juga terbit dengan bahasa Inggris. Buku-buku ilmiah pun terbit dalam bahasa Inggris. Apabila ada materi bacaan yang terbit dalam bahasa non-Inggris, maka terjemahan bahasa Inggris pun pasti eksklusif dibentuk dan dipasarkan. Website populer di dunia internet lebih banyak memakai bahasa Inggris selaku pengirim untuk postingan di dalamnya, lihat saja Yahoo, Google, Wikipedia, Amazon, YouTube, dan Reuters. Acara televisi populer di seluruh dunia--F1, MotoGP, World Cup, Champions, American Idol, 24, CSI, MacGyver, dll--disuguhkan dengan bahasa pengirim Inggris. Stasiun televisi terkenal di dunia juga disiarkan dalam bahasa Inggris--CNN, BBC, NBC, Discovery, National Geographic, Animal Planet, ESPN, HBO, dan masih banyak lainnya. Jurnal ilmiah yang bersirkulasi di antara universitas elit dunia juga tercetak dalam bahasa Inggris.

Bahan tumpuan yang tersedia di universitas-universitas di Indonesia pun secara tidak langsung mengharuskan mahasiswa untuk mempunyai bekal wawasan bahasa Inggris. Apapun minat kita, berita yang tersedia di sekitar kita ketika ini mensyaratakan wawasan bahasa Inggris yang hendak sangat menolong dalam menambah pengetahuan dan memperluas pengetahuan. Keterampilan bahasa Inggris yang dimiliki seseorang akan menolong beliau untuk mengakses hal-hal yang selama ini tidak ada di dalam bacaan-bacaan yang terbit di Indonesia. Karena itu, kemampuan berbahasa Inggris akan memudahkan orang Indonesia untuk berbagi pengetahuan pengetahuannya dengan memperlihatkan saluran pada wawasan yang ada di luar Indonesia.

Berdasarkan ketiga alasan di atas, wawasan bahasa Inggris untuk perkembangan seorang individu di negara Indonesia menjadi suatu hal yang tidak terelakan. Suka tidak suka, subyek yang satu ini menjadi hal yang perlu dipelajari oleh setiap orang Indonesia. Biarpun kita tidak percaya akan menerima potensi untuk ke keluar negeri, wawasan ini tetap diperlukan juga. Minimal, kita tidak perlu terbengong-termenung ketika menonton siaran isu CNN karena tidak ada terjemahan di bagian bawah layar televisi atau gundah saat membaca buku manual penggunaan alat elektro yang hanya tercetak dalam bahasa Inggris.

Bila kita dapat berbahasa Inggris, maka kita mampu mengatakan dengan lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia. Satu di antara empat orang di dunia berbicara paling tidak sedikit bahasa Inggris, dan jumlah yang mencar ilmu terus meningkat. Misalnya, di Cina sendiri, jumlah orang yang berguru bahasa Inggris telah melebihi jumlah seluruh penduduk Amerika Serikat. Bila kita menguasai bahasa Inggris, kita dapat chatting secara online, menulis surat dan berkeliling di dunia maya – memakai satu bahasa aneh, adalah bahasa Inggris.

Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi atau paling tidak mempunyai kedudukan khusus di 75 negara dan digunakan di lebih dari 100 negara. Bahasa Inggris ialah bahasa internasional untuk bisnis, olahraga, akademik, ilmu wawasan, teknologi, periklanan dan diplomatik. Kita tidak perlu mempergunakan jasa translator bahasa Inggris bila kita sendiri menguasainya.

Menguasai bahasa Inggris memiliki arti membuka jendela dunia lebih lebar. Banyak buku berbahasa ajaib yang hanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Jika kita dapat membaca bahasa Inggris, kita akan memiliki pilihan bacaan yang jauh lebih bermacam-macam; sama pula halnya dengan film.

Kita mungkin berpikir bahwa banyak situs yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tetapi kenyataannya, 80% berita elektronika cuma tersedia dalam bahasa Inggris. Sedangkan 20% bab yang lainnya itu tidak seluruhnya didominasi oleh bahasa Indonesia, namun juga bahasa aneh non-Inggris lain, seperti bahasa Cina, bahasa Jepang, bahasa Perancis dan sebagainya. Kaprikornus bayangkan hanya berapa persen dari seluruh gosip di internet yang tersaji dalam bahasa Indonesia.


E. Pemanfaatan Internet Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris

Bagi sebagian siswa dan guru menggunakan internet mungkin bukan barang gres dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Akan namun bagi sebagian siswa dan guru yang lain menggunakan media berita dan komunikasi ini ialah pengalaman yang gres dan jarang dilaksanakan. Namun, meskipun mereka yang sering menggunakan internet, belum pasti yang mereka kerjakan itu dalam rangka “using ICT to learn” mirip yang dikemukakan oleh UNESCO, akan namun gres sekedar “learning to use ICT”.

Penggunaan internet yang saat ini sampai ke tingkat pedesaan, yaitu momentum yang paling sempurna untuk mempromosikan penggunaan media tersebut untuk pembelajaran terutama pembelajaran bahasa Inggris. Bagi para guru bahasa Inggris, internet menawarkan beberapa potensi untuk meraih pengembangan profesional, seperti:

1. memajukan wawasan bahasa Inggris mereka untuk melengkapi dan juga meng-update, wawasan bahasa Inggris mereka sebelumnya;

2. mengembangkan dan mencari sumber/materi pembelajaran yang sebanyak-banyaknya sesuai dengan keperluan;
3. bekerjasama dengan guru-guru dari mancanegara;
4. peluang untuk menerbitkan secara langsung karya-karyanya
5. mengatur komunikasi secara teratur dengan para siswa;
6. berpatisipasi dalam lembaga dengan rekan sejawat baik local maupun internasional;
7. mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru.

Khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris, internet menunjukkan berbagai faedah, keuntungan dan kesempatan bagi akseptor ajar berupa:

1. peluang untuk mencar ilmu bahasa Inggris secara sendiri dengan lebih singkat;
2. potensi untuk memperbesar pengetahuan bahasa Inggris dengan lebih lengkap;
3. berguru berinteraktif dengan guru dan penerima asuh lain;
4. menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan orang-orang dari negara lain (to put English into practice).

Selain manfaat di atas, ternyata menurut hasil observasi yang dilakukan oleh Azwar Rhosyied, dan Bambang Wijanarko Otok, menyimpulkan bahwa penggunaan internet selaku media belajar bisa menghipnotis motivasi berguru siswa sekaligus mengembangkan kreativitasnya. Penelitian lain yang dijalankan Mustafa (2008) menyimpulkan bahwa: “terdapat adanya relasi yang signifikan antara pengaplikasian e-Learning dengan motivasi mencar ilmu”.

Seorang guru bahasa Inggris mampu memakai internet sebagai alat untuk memajukan motivasi berguru siswa dengan beberapa cara. Pertama, dengan memperlihatkan fakta-fakta bahwa internet dan juga komputer selaku fasilitas utama untuk mampu tersambung dengan internet itu sendiri bekerjsama memakai bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Sedangkan bahasa-bahasa lainnya tergolong bahasa Indonesia yakni ialah bahasa pendukung bagi pengguna yang tidak mampu berbahasa Inggris. Sebagai bahasa pendukung tentu memiliki kekurangan antara lain bahwa bahasa itu tidak mampu dipakai untuk berkomunikasi dengan semua orang di seluruh dunia. Berbeda dengan bahasa Inggris selaku bahasa utama, maka dengan tanpa ragu kita mampu menggunakan bahasa itu dengan sipapun dan di manapun di seluruh dunia.

Kedua, pada ketika proses pembelajaran guru bahasa Inggris harus memberi contoh bagaimana menggunakan internet untuk pembelajaran bahasa Inggris. Guru mampu mengajak siswa untuk mencar ilmu bahasa Inggris secara on line. Guru bahasa Inggris mesti menunjukkan pada siswa bahwa betapa menariknya berguru bahasa Inggris secara on line itu, alasannya mereka dapat melaksanakan soal lalu eksklusif memeriksa balasan yang mereka buat tanpa perasaan takut dimarahi guru atau ditertawakan sahabat seperti dikala di kelas kalau balasan mereka salah. Bila tanggapan mereka salah mereka dapat eksklusif memperoleh klarifikasi mengapa tanggapan itu salah sekaligus diberitahu tanggapan yang benarnya bagaimana. Selain itu siswa bisa menentukan tingkat kesulitan soal sesuai dengan kesanggupan yang ia miliki apakah mau tingkat beginner, preintermediate, intermediate, atau advanced. Bentuk soal yang mau dikerjakanpun mampu dipilih sesuai dengan keinginan apakah mau pilihan ganda, isian, atau easay. Untuk itu guru mesti mengenali sejumlah situs yang menyediakan latihan on line seperti itu.

Ketiga, di luar proses pembelajaran guru harus memberi peluang kepada siswa untuk berkomunikasi secara eksklusif melalui e-mail atau lewat jejaring social yang sedang digandrungi oleh para remaja saat ini yakni Facebook, lewat kemudahan chatting atau update status. Untuk itu tidak ada salahnya jika guru mempunyai akun jejaring social Faebook selaku sarana untuk berkomunikasi dengan para siswanya. Berdasarkan pengalaman penulis cara ini ternyata cukup efektif untuk memotivasi siswa berbahasa Inggris. Bahkan siswa yang pada saat di kelas terlihat pasif pun menjelma siswa yang aktif dan mau memakai bahasa Inggrisnya pada dikala chatting serta mau mengajukan pertanyaan ihwal problem yang berkaitan dengan kesusahan berguru bahasa Inggris. Suatu hal yang jarang ditemui di dalam kelas.

Keempat, guru bahasa Inggris hendaknya secara rutin memberi tugas terhadap siswa untuk dicarikan jawabannya atau penyelesaiannya di internet atau pada buku sekolah elektro (BSE) yang mampu dengan mudah didapatkan dalam internet. Dengan kian seringnya siswa menggunakan internet untuk mencar ilmu bahasa Inggris, dibutuhkan siswa makin menyadari betapa pentingnya mencar ilmu bahasa Inggris.

Dengan demikian ada beberapa argumentasi mengapa internet mampu dimanfaatkan selaku fasilitas untuk meningkatkan motivasi mencar ilmu bahasa Inggris pada siswa, adalah:

1. para siswa yang merupakan para dewasa pada umumnya sungguh menggemari internet. Makara jika mereka diajak berguru lewat internet tidak akan sukar bahkan akan bergairah. Terlebih lagi bagi siswa yang berada di kawasan di mana internet selaku sesuatu yang baru.

2. para siswa sangat suka melaksanakan browsing dalam internet dan kegiatan itu akan lebih menyenangkan jika dibarengi kemampuan berbahasa Inggris yang baik semoga bisa mengunjungi situs-situs yang berbahasa Inggris. Di sinilah mereka akan merasa membutuhkan bahasa Inggris. Dengan adanya kebutuhan tersebut akan mendorong mereka untuk terus mencar ilmu.

3. para siswa sangat menyukai chatting. Kegiatan itu akan lebih asyik dan menarik kalau memakai bahasa Inggris atau paling tidak dicampur antara bahasa local dengan bahasa Inggris.

4. jika siswa mencar ilmu menjawab/menjalankan soal-soal bahasa Inggris secara On Line, maka siswa dapat secara pribadi mengetahui tingkat kemampuannya sendiri dengan cara mengevaluasi jawabannya. Di sini secara tidak eksklusif siswa melaksanakan refleksi atas kesanggupan dirinya sendiri tanpa diketahui orang lain.

5. pada ketika melaksanakan latihan On line, siswa mampu menentukan soal latihan berdasarkan keinginannya, baik bentuk soal, jumlahnya, levelnya maupun lamanya waktu untuk melaksanakan soal-soal tersebut diadaptasi dengan kemampuannya sendiri.

6. soal-soal yang tersedia di internet sungguh lengkap untuk melatih keempat skills dalam bahasa Inggris ialah, listening, speaking, reading, maupun writing. Tersedia pula bahan ketatabahasaan yang sungguh lengkap untuk meningkatkan kemampuan grammar-nya. Dengan demikian siswa dengan bebas mampu memilih kemampuan mana yang ingin lebih beliau kembangkan.


Kesimpulannya ialah, di era teknologi informasi dan komunikasi ini tidak ada argumentasi untuk tidak tahu apalagi hingga udik. Orang yang terbelakang pada jaman ini ialah mirip tikus di lumbung padi yang mati kelaparan.

Berikut beberepa alamat web yang mampu dipakai untuk menolong guru bahasa Inggris dan juga siswa untuk mencar ilmu bahasa Inggris melalui internet:

1. http://www.qualitytime-esl.com/spip.php?
2. http://shop.english-test.net/toeic-prep-products/toeic-based-listening-comprehension-exercises-part-ii
3. http://www.eslall.com/learn_english_262.html
4. http://www.bbc.co.uk/worldservice/learningenglish/general/
5. http://www.englishclub.com/listening/
6. http://www.englisch-hilfen.de/en/exercises_list/alle_grammar.htm
7. http://a4esl.org/q/f/z/zz60fck.htm
8. http://www.edufind.com/english/grammar/
9. http://grammar.ccc.commnet.edu/grammar/sentences.htm
10. http://www.radioaustralia.net.au/learnenglish/


DAFTAR PUSTAKA
  • Agustin, Helena I.R, Anugrahwati, M. dan Wachidah, Siti. (2004). Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Depdiknas.
  • Depdiknas. (2003). Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
  • Encarta® World English Dictionary [North American Edition] © dan (P)2009 Microsoft Corporation. All rights reserved. Developed for Microsoft by Bloomsbury Publishing Plc. (8 April 2011).
  • Furchan, Arief. (1999). Pembelajaran Bahasa Inggris di Lembaga Pendidikan Islam di Milenium III. Surabaya. IAIN Sunan Ampel Surabaya.
  • Ivancevich, John M., Konopaske, Robert., dan Matteson, Michael T., (2005). Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid I. Jakarta. Erlangga.
  • Lengkanawati, Nenden Sri. (2007). Pendidikan Bahasa dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Disiplin Ilmu. Bandung. Imperial Bhakti Utama.
  • Rhosyid, Azwar dan Otok, Bambang Wijanarko. Analisa Pengaruh Penggunaan Internet Sebagai Media Belajar, Motivasi Belajar Dan Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Structural Equation Modeling (Studi Kasus SMAN 1 Probolinggo). Surabaya. ITS
  • Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta
Via Internet
  • Yuda (2008). Dampak aktual dan Negatif Akibat Perkembangan Teknologi Internet. (On line). Tersedia: http://yudakuyudz.wordpress.com/2008/03/19/dampak-konkret-dan-negatif-akibat-pertumbuhan-teknologi-internet/ (8 April 2011)
  • Chaeruman, Uwes A. (2009). Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran (on line).Tersedia:(http://fakultasluarkampus.net)pemanfaatan_teknologi_dalam_pembelajaran.pdf (8 April 2011).
  • Faiz, (2008) Motivasi Belajar dan Teori Kepribadian. (On line) Tersedia : http://motivasibelajar.wordpress.com/2008/05/20/motivasi-mencar ilmu-dan-teori-kepribadian. (8 April 2011)
  • Mustafa. (2008). Alasan dibalik Pentingnya Belajar Bahasa Inggris. (On line). http://todoeducare.posterous.com/argumentasi-di-balik-pentingnya-berguru-bahasa-inggris/. (8 April 2011)
  • Purnawan, Yudi (2007). Manfaat Internet Sebagai Media Pendidikan. (On line). Tersedia: http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/17/manfaat-internet-sebagai-media-pendidikan/

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon