Sabtu, 13 Juni 2020

Penjelasan Lengkap Teori Keadaan Tetap (The Steady State Theory)

Ada beragam teori mengenai asal undangan pembentukan alam semesta. Setiap ilmuan berlomba – kontes menemukan aneka macam teori yang masuk logika dengan berdasarkan bukti – bukti yang telah ada sebelumnya. Berbagai macam hal yang berafiliasi dengan proses pembentukan alam semesta tersebut dipelajari dalam suatu ilmu yang bernama kosmologi. Dan orang yang pertama kali mempelajari teori kosmologi modern adalah Albert Einstein.


Di tahun 1915 Albert Einstein mulai menyempurnakan suatu teori lazim relativitas dan lalu berlanjut untuk diterapkan untuk pendistribusian zat yang terdapat di luar angkasa. Ada banyak ilmuan yang memakai teori relativitas lazim, sebut saja Alexander Friedman seorang fisikawan yang berasal dari Russia. Dengan berdasarkan teori relativitas lazim tersebut, Friedman sukses menciptakan suatu model dengan memakai persamaan matematis yang dibuat oleh Einstein pada evolusi alam semesta.


Perkembangan mengenai teori asal undangan alam semesta terus mengalami perkembangan sampai pada kesannya seorang astrofisika yang berasal dari Belgia berjulukan George Lemaitre mendapatkan sebuah teori. Lemaitre mengajukan sebuah teori bahwa alam semesta berawal dari sebuah atom purba tunggal yang sangat panas dan padat sampai kesannya atom tersebut meledak keluar. Teori yang diungkapkan oleh George Lemaitre ini diketahui dengan nama Teori Big Bang. Sekitar tahu 1940an, ada seorang ahli fisika berdarah Rusia – Amerika yang bernama George Gamow yang ialah salah satu pendukung teori ledakan besar tersebut. Gamow menyatakan jika suatu ledakan besar telah terjadi pada proses pembentukan alam semesta, maka akan menyisihkan pijar – pijar susulan berupa jejak radiasi kosmis.


Ternyata teori yang dikemukakan oleh George Gamow berhasil dibuktikan oleh dua fisikawan berjulukan Robert Wilason dan Arno Penzias ketika melakukan pencarian mengenai sinyal radio di bagian tepi Galaksi Bima Sakti. Mereka berdua secara tidak sengaja mendapatkan sisa – sisa dari gelombang mikro tersebut. Hal inilah yang menambah bukti dan mendukung bahwa sudah terjadi ledakan besar dalam proses pembentukan alam semesta.


Pengertian Teori Keadaan Tetap


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa teori mengenai asal seruan pembentukan alam semesta tidak cuma satu. Selain Teori Big Bang, sebelumnya juga sudah dikemukakan tentang pembentukan alam semesta menurut teori Bintang Kembar, teori pasang surut, teori awan debu hingga teori protoplanet. Akan namun semua teori tersebut berhasil terpatahkan alasannya dianggap masih kurang untuk menerangkan asal undangan alam semesta.


Selain teori – teori tersebut ada teori lain yang masih berkaitan dengan pembentukan alam semesta yakni teori kondisi tetap. Teori keadaan tetap pertama kali dikemukakan oleh beberapa jago astrofisika berjulukan H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle yang berasal dari Universitas Cambridge di tahun 1948. Dalam teori ini menerangkan bahwa alam semesta tidak mempunyai awal dan tidak akan berakhir. Alam semesta yang ada saat ini akan terus dalam keadaan tetap baik dahulu ataupun sementara waktu ke depan. Berdasarkan teori keadaan tetap diterangkan bahwa materi – materi yang ada di alam semesta secara terus menerus tiba dalam bentuk atom hidrogen sampai membentuk suatu galaksi lama yang terus bergerak menjauhi kita dalam prosesnya.


Teori kondisi tetap berdasarkan pada prinsip kosmologi tepat yang berisi bahwa alam semesta di manapun dan kapanpun akan senantiasa sama. Terlebih teori ini didukung oleh fakta bahwa sebuah galaksi baru memiliki jumlah yang hampir sama dengan galaksi lama. Dapat dikatakan pula kalau teori keadaan tetap menerangkan alam semesta tersebut tidak terhingga ukurannya dan tidak terhingga pula usianya.


Teori ini sungguh populer sekitar permulaan masa ke 20, akan tetapi teori kondisi tetap ternyata mengalami penolakan oleh sebagian besar kosmolog profesional hingga ilmuan yang lain. Sebab terdapat bukti bahwa adanya sebuah kebenaran perihal teori ledakan dahsyat (teori Big Bang) serta usia dari alam semesta yang memiliki batasan. Satu lagi yang menimbulkan teori keadaan tetap runtuh yaitu adanya radiasi gelombang mikro kosmis yang sudah diprediksi oleh versi yang berasal dari teori big bang.


Alasan Teori Keadaan Tetap Ditolak


Teori keadaan tetap yang dikemukaan oleh Fred Hoyle bareng beberapa hebat astronomi tersebut ditolak karena sungguh bertolak belakang dengan teori big bang. Pada teori keadaan tetap ruang angkasa meningkat hingga menjadi lebih kosong, di ketika yang sama aneka macam macam galaksi saling menjauh. Tidak cuma itu saja, pada teori ini juga mengatakan bahwa zat baru selalu tercipta di dalam ruang angkasa tepatnya di antara aneka macam macam galaksi. Galaksi yang baru terbentuk akan mengambil alih galaksi yang menjauh. Dalam hal ini, disepakati jika zat baru tersebut yakni hidrogen yang ialah komponen dari pembentukan bintang dan juga galaksi.


Selain itu, argumentasi lain mengapa teori kondisi tetap mengalami penolakan yaitu diketahui kalau teori ini melanggar salah satu aturan dasar fisika mengenai hukum kekekalan zat. Seperti yang diketahui kalau suatu zat tidak dapat diciptakan ataupun dihilangkan begitu saja, tetapi cuma dapat diubah menjadi bentuk zat lain atau menjadi bentuk energi lainnya. Sebaliknya susah pula melaksanakan penyanggahan secara eksklusif tentang bagaimana proses pembentukan zat tersebut. Berdasarkan teori keadaan tetap laju pertumbuhan zat sangatlah lambat yakni 1 atom untuk setiap satu milyar tahun dalam 1 volume luar angkasa.


Perlu dimengerti juga bila sampai ketika ini masih belum dimengerti teori atau versi yang benar – benar tepat untuk menjelaskan perihal bagaimana keadaan alam semesta di kala mendatang. Kita tahu kalau teori pembentukan alam semesta sendiri pun ada bermacam-macam bentuk dengan pendapat yang berlawanan pula sampai risikonya mendapatkan sebuah teori yang hampir mendekati bukti yang ada saat ini. Itulah mengapa pembahasan mengenai alam semesta tidak akan pernah ada habisnya dan selalu timbul pertanyaan – pertanyaan gres. Tidaklah heran bila mempelajari alam semesta senantiasa penuh dengan misteri dan sulit untuk dipecahkan.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon