Senin, 18 Mei 2020

Karakteristik Negara Djibouti, Negara Muslim Di Tempat Afrika Timur

Benua Afrika yang memiliki istilah lain adalah benua hitam ternyata sangat mempesona untuk dibahas. Seperti yang kita ketahui, ada banyak negara – negara di Afrika yang tergolong selaku negara pedalaman sehingga pertumbuhan di negara tersebut cukup terhambat akibat mesti melalui beberapa negara lainnya dalam hal transportasi barang atau jasa. Namun tak sedikit pula beberapa negara berada tidak jauh dari kawasan perairan atau berada akrab dengan maritim uang sangat gampang dijangkau dengan kapal dan sejenisnya. Tidak heran jika negara yang berada dekat dengan kawasan perairan tersebut mempunyai peran amat penting bagi negara yang berada jauh dari wilayah bahari, terutama dalam hal distribusi barang dan jasa.


Salah satu negara yang ada di Benua Afrika dan dekat dengan wilayah perairan adalah negara Djibouti. Mungkin beberapa dari kita masih asing dengan negara yang satu ini. Meskipun begitu, Djibouti memiliki perang yang amat besar bagi negara yang berada di dekatnya khususnya bagi negara Ethiopia. Untuk mengenali lebih lanjut lagi tentang negara Djibouti, berikut informasinya.


Gambaran Umum Negara Djibouti


Negara Djibouti tergolong ke dalam kawasan Afrika Timur atau terletak di Teluk Aden yang populer selaku pintu gerbang menuju Laut Merah. Dahulu negara Djibouti dikenal dengan nama Tanah Somalia Prancis atau Afar dan Assa, seiring berjalannya waktu berubah nama menjadi Djibouti. Negara Djibouti berbatasan langsung dengan negara Ethiopia di bagian barat dan selatan, di bab barat laut dan utara memiliki batas dengan negara Eritrea, sedangkan di bagian timur memiliki batas langsung dengan Teluk Aden, dan negara Somalia berada di sebelah tenggara.


Negara yang beribu kota Kota Djibouti (sama dengan nama negaranya) secara astronomis berada di 10o – 13o LU dan 41o – 44o BT. Djibouti mempunyai nama lain yakni Jabuuti dalam bahasa Somalia serta Gabuuti pada bahasa Afar memiliki luas kawasan yang tidak terlalu luas. Luas negara Djibouti cuma sekitar 23.200 km persegi atau bila kita bandingkan hanya setengah dari luas provinsi Jawa Timur. Meskipun kecil, negara ini mempunyai peran yang amat penting utamanya di bidang perdagangan di benua Afrika.


Dalam hal transaksi, penduduk Djibouti menggunakan mata uang Franc Djibouti. Di bidang ekonomi, negara ini sungguh mengandalkan sektor pelayanan dan jasa. Tidak heran bila negara ini benar – benar memanfaatkan letak geografisnya yang berdekatan dengan Teluk Aden sebagai daerah jalur keluar masuknya kapal – kapal dari dan ke Laut Merah. Tidak hanya itu saja, adanya pelabuhan yang dimiliki oleh Djibouti dimanfaatkan juga oleh negara Ethiopia dalam kegiatan ekspor dan import. Tidak heran bila negara Djibouti pernah berada diurutan ke 177 sebagai negara tercepat untuk tujuan investasi dunia oleh Euromoney Country Risk di tahun 2011.


Sistem Pemerintahan Negara Djibouti


Dalam metode pemerintahan, negara Djibouti menganut metode republik semi presidensial dengan kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang presiden dan kepala negaranya adalah perdana menteri. Dalam tata cara republik semi presidensial, kekuasan direktur dipegang oleh presiden namun kekuasan sarat berada di tangan kabinet, serta kekuasan legislatif berada di tingkat gubernur. Negara Djibouti sendiri terbagi menjadi beberapa tempat administratif yaitu Ali Sabieh (2.200 km2), Arta (1.800 km2), Djibouti (200 km2), Dikhil (7.200 km2), Obock (4.700 km2), dan Tadjourah (7.100 km2).


Penduduk Negara Djibouti


Negara Djibouti termasuk negara yang beragam baik suku dan kebudayaannya. Terdapat dua golongan suku terbesar di negara ini ialah suku Somalia dengan jumlah 60% serta suku Afar sekitar 35%. Suku Somalia sendiri ternyata tersusun dari beberapa golongan kecil, yaitu suku Issa (paling besar), suku Gadabuursi dan suku Isaaq. Sedangkan sekitar 5% dari total seluruh suku yang ada di Djibouti berasal dari suku – suku lain seperti Arab Yaman, Ethiopia, serta Eropa (Italia dan Prancis).


Karena keanekaragaman sukunya, tidak aneh jikalau bahasa yang dipakai juga sungguh bermacam-macam. Bahasa Somalia menjadi bahasa yang paling banyak dituturkan kemudian disusul oleh bahasa Afar. Kedua bahasa tersebut menjadi bahasa ibu bagi suku Somalia dan Afar. Akan namun untuk bahasa resmi yang digunakan oleh negaa Djibouti terdapat tiga bahasa yaitu Somali, Arab dan Prancis.


Dalam bidang keagamaan, negara Djibouti mayoritas beragama Islam ialah sekitar 94% dari total keseluruhan populasi sedangkan sisanya beragam Nasrani (6%). Agama Islam menjadi agama pertama yang masuk ke negara ini melewati Laut Merah. Kemudian di tahun 1900an agama Nasrani mulai masuk dan dibawa oleh bangsa Prancis.


Kebudayaan Negara Djibouti


Negara Djibouti tergolong wilayah yang sungguh panas dan tergolong ke dalam iklim arid, sehingga sungguh mensugesti pada jenis busana yang digunakan sehari – hari. Untuk laki-laki memiliki pakaian tersendiri yang bernama macawiis yaitu sejenis sarung tradisional yang dililitkan pada pinggang. Sedangkan untuk perempuan, mereka memakai busana yang berjulukan dirac adalah seperti mirip dress panjang viole yang ringan dan halus dan biasanya berbahan katun dan polyester. Namun untuk wanita yang sudah menikah biasanya akan mengenakan jilbab yang disebut dengan shash. Mereka juga sering menutup bab atas dengan suatu selendang yang diketahui dengan nama garbasaar.


Fakta – Fakta Menarik Negara Djibouti



  1. Mempunyai Banyak Pelabuhan


Posisi geografis yang mendukung dan sangat strategis, menciptakan negara ini memiliki banyak pelabuhan berstandar internasional. Sebab negara ini menjadi jalur pelayaran dari dan ke akses Suez di Laut Merah, serta menjadi pintu gerbang barang – barang impor dari banyak sekali negara ke benua Afrika utamanya di daerah timur.



  1. Terdapat Pangkalan Militer Negara Asing


Posisinya yang strategis menimbulkan Djibouti ditempatkan sebagai basis militer untuk 7 negara gila mirip Amerika Serikat, Jepang, China, Jerman, Italia, dan Spanyol. Negara – negara tersebut membayar ongkos sewa tanah setiap tahunnya terhadap Djibouti. Selain itu, adanya pangkalan militer membuat negara Djibouti menjadi lebih amat dan terhindar dari serangan.



  1. Sangat Panas


Suhu udara di Djibouti terbilang sangat panas, mampu mencapai 29 – 41 derajat celcius di siang hari. Suhu udara tertinggi lazimnya terjadi saat demam isu panas yaitu antara bulan Juni hingga Agustus, tak heran bila pada animo panas Kota Djibouti akan terasa sepi di siang hari, dan akan ramai oleh acara di luar ruangan ketika sore hari. Jika ingin berkunjung semestinya datang pada bulan Desember – Januari alasannya suhu udara tidak terlampau panas.



  1. Mayoritas Beragama Muslim


Untuk yang beragama muslim tidak perlu cemas untuk tiba ke Djibouti, karena negara ini sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Jadi tidak perlu khawatir untuk mencari masakan halal di negara ini. Pemerintah negara Djibouti juga memutuskan hari Jumat sebagai hari libur nasional, hal ini bertujuan agar penduduk muslim fokus melakukan ibadah khususnya untuk salat Jumat.


Itulah beberapa info mengenai negara Djibouti. Meskipun tidak terlampau luas, negara ini memiliki tugas yang amat penting bagi perekonomian di Afrika utamanya di bidang pelayanan barang dan jasa. Semoga klarifikasi di atas dapat berguna.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon