Sabtu, 04 Januari 2020

Deforestation: Pemahaman, Penyebab, Dan Dampaknya


Setiap tahunnya eksistensi hutan di dunia mengalami penurunan. Penurunan luas hutan di dunia tidak terlepas dari acara insan seperti degradasi hutan hingga deforestation. Padahal eksistensi hutan bagi planet Bumi sangat penting, utamanya sebagai sumber oksigen yang diharapkan makhluk hidup.





Berbicara tentang deforestation atau deforestasi, saat ini banyak hutan di dunia mengalami hal tersebut. Namun bagi beberapa orang mungkin belum mengerti apa itu deforestation. Dan berikut klarifikasi.





Pengertian Deforestation





Deforestation memiliki beberapa arti yakni babat habis atau pembukaan hutan merupakan penebangan hutan atau tegakan pohon dari lahan yang lalu dikonversi menjadi lahan non hutan. Lebih lanjut deforestation mampu melibatkan konversi lahan hutan untuk menjadi peternakan, pertanian, ataupun pembangunan perkotaan.





Menurut Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikan deforestation sebagai konversi hutan untuk menjadi penggunaan lahan lain (terlepas apakah acara tersebut disebabkan oleh insan).





Penyebab Deforestation





Menurut Sekretariat Konvensi Kerangka Kerja PBB perihal Perubahan Iklim (UNFCCC), dikenali kalau penyebab utama deforestation yaitu pertanian. Tercatat jikalau pertanian subsisten bertanggung jawab kepada 48% deforestation, 32% pertanian komersial, penebangan 14%, dan penebangan kayu bakar meraih 5%.





Namun di segi lain penyebab deforestation kontemporer yaitu adanya korupsi di lembaga pemerintah, ketidakadilan kepada kekuasaan dan kekayaan, pertumbuhan penduduk, dan urbanisasi. Globalisasi juga dianggap sebagai penyebab deforestation mulai dari arus tenaga kerja, modal, dan komoditas.





Perubahan iklim menjadi penyebab lain dari deforestation. Sekitar 23% tutupan hutan di Bumi sudah hilang akibat kebakaran hutan dan pergantian iklim sehingga meningkatkan frekuensi dan kekuatannya. Peningkatan suhu menjadikan kebakaran hutan terus meningkat besar, khususnya di hutan boreal.





Dampak Deforestation





Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan deforestation sangat merugikan. Mulai dari kepunahan, pergeseran kondisi iklim, berpindahnya populasi, hingga penggurunan. Kondisi-keadaan tersebut mampu diketahui dari catatan masa lalu melalui fosil.





Tidak cuma itu saja, deforestation memperlihatkan pengaruh jelek kepada biosekuestrasi karbon dioksida yang ada di atmosfer, mengembangkan siklus umpan balik negatif yang turut berkontribusi terhadap pemanasan global.





Deforestation bertanggung jawab kepada 20% emisi gas rumah beling dunia. Berdasarkan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, deforestation terbesar terjadi di daerah tropis dengan tingkatan hingga 12% dari total emisi karbon dioksida antropogenik.





Efek lanjut dari deforestation yaitu terjadi abrasi tanah yang sungguh merugikan sehingga nantinya bermetamorfosis degradasi dalam bentuk lahan kosong.





Dampak deforestation juga terjadi pada siklus air. Saat hutan hilang, tidak ada lagi pohon yang menyerap air tanah lewat akarnya kemudian dilepaskan ke atmosfer, sehingga iklim dan tanah berkembang menjadi lebih kering. Tanah yang kering menimbulkan asupan air menjadi rendah untuk dapat diekstraksi oleh pohon.





Dampak deforestation bagi kesehatan berhubungan dengan penyakit dari hutan, mirip malaria, rabies, virus nipah dan yang lain. Seperti yang dikenali jikalau banyak binatang tinggal di dalam hutan. Ketika hewan-binatang tersebut kehilangan tempat tinggal, mereka akan berpindah ke daerah lain, salah satunya ke pemukiman penduduk.





Contoh Deforestation





Contoh dari deforestation dapat dilihat dari hutan-hutan di Sumatera dan Kalimantan yang telah berkembang menjadi perkebunan kelapa sawit. Banyak hutan diubah menjadi perkebunan kepala sawit dalam jumlah yang amat luas dan besar. Hal ini tidak terlepas dari makin tingginya undangan minyak kelapa sawit di pasar setempat maupun internasional.





Deforestation juga dapat didapatkan pada bukit-bukit hutan yang diubah menjadi kawasan pemukiman seperti hotel dan vila. Padahal hal tersebut telah melanggar rencara tata ruang kawasan dan pastinya dapat menimbulkan terjadinya tanah longsor, abrasi tanah, hingga banjir bandang.





Transmigrasi juga menjadi salah satu acuan terjadinya deforestation. Saat masyarakatpindah dari satu tempat ke tempat lain, mereka mesti membangun pemukiman gres dengan cara mengubah fungsi hutan menjadi pemukiman dan perkebunan untuk bercocok tanam.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon